Seorang muballigh internasional mengatakan, “Imam Husain di malam Asyura mengatakan kepada sahabat-sahabatnya bahwa beliau telang mengangkat tugas baiat dari mereka, lalu beliau mempersilahkan siapapun yang mau untuk pergi meninggalkan beliau. Anehnya, mengapa beliau tidak meminta baiat dari sahabat-sahabatnya sendiri justru meminta baiat dari musuh-musuhnya?”
Hujjatul Islam wal Muslimin Murtadha Aghamuhammadi, direktur Pusat Kajian Islami Madrasah Mar’asyiah Jamiah Musthafa saat diwawancarai oleh wartawan Shabestan di Qom mengatakan, “Salah satu tempat di mana karavan Imam Husain as berhenti di situ adalah Ghasr Bani Muqatil. Di situ terdapat kemah-kemah yang megah milik seseorang bernama Ubaidullah bin Hurr Ja’fi.”
Beliau menerangkan lebih lanjut, “Ubaidullah bin Hurr Ja’fi adalah salah satu orang yang enggan menyertai Imam Husain as. Ia adalah pecinta Utsman bin Affan, yang mana setelah Utsman terbunuh ia membai’at Mu’awiyah dan menjadi pengikutnya.”
Hujjatul Islam Aghamuhammadi menjelaskan, “Imam Husain as berencana untuk menemui orang itu. Mulanya Ubaidullah bin Hurr Ja’fi enggan ditemui Imam Husain as, karena pertemuan dengan beliau baginya sulit sekali. Namun Imam as datang ke kemahnya.”
Beliau melanjutkan, “Imam Husain as menawarkan kedudukan yang tinggi di surga dan taubat yang pasti diterima Allah Swt atas dosa-dosanya jika ia mau menyertai beliau. Namun Ubaidullah merasa takut untuk menyertai beliau, karena tahu menyertai beliau artinya adalah mati. Akhirnya ia hanya mau memberikan bantuan-bantuan materi apapun yang ia bisa dari pada untuk ikut bersama Imam as lalu mati.”
Muballigh internasional hauzah ini berkata, “Dengan melihat sikap Ubaidullah, Imam Husain as berkata, ‘Ketika hatimu tidak bersama kami, kami tidak merasa perlu kepadamu dan juga tidak perlu kepada kuda dan pedangmu.’ Kata-kata beliau ini sangat berarti sekali, khususnya buat kita di jaman ini.”
Kemudian beliau melontarkan pertanyaan, “Imam Husain di malam Asyura mengatakan kepada sahabat-sahabatnya bahwa beliau telang mengangkat tugas baiat dari mereka, lalu beliau mempersilahkan siapapun yang mau untuk pergi meninggalkan beliau. Anehnya, mengapa beliau tidak meminta baiat dari sahabat-sahabatnya sendiri justru meminta baiat dari musuh-musuhnya?”
Beliau menjelaskan mengapa Imam Husain as tidak meminta baiat dari orang-orang yang sudah jelas sahabat beliau, justru meminta baiat kepada orang-orang yang tidak menyertai beliau, termasuk musuh-musuh beliau. Karena beliau ingin menyadarkan kepada orang lain bahwa hendaknya hati mereka bersama beliau sebagai seorang Imam Ma’shum as.
Hujjatul Islam Aghamuhammadi menekankan, “Bulan Muharram selalu berulang tiap tahun, ritual dan acara-acara peringatan ini juga terus dilakukan tiap tahun. Ini merupakan kesempatan untuk kita semua agar hati kita selalu terikat dengan Imam Husain as.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email