Pesan Rahbar

Home » » Pengamat Valas: Tak Usah Membanggakan AS, Sebentar Lagi Bangkrut

Pengamat Valas: Tak Usah Membanggakan AS, Sebentar Lagi Bangkrut

Written By Unknown on Sunday, 11 October 2015 | 18:29:00

Amerika Serikat (AS) perlahan akan bangkrut seperti Yunani‎ mengingat utangnya mencapai triliunan dolar Amerika Serikat (USD). (Foto: ilustrasi/istimewa)

Mungkin masih banyak orang yang mengira Amerika Serikat (AS) sebagai negara kaya, kuat dan, adidaya‎ yang menjadi simbol kemajuan di dunia. Namun anggapan demikian bisa bergeser manakala ada informasi yang menunjukkan data sebaliknya.

Pengmat valuta asing (valas) dari Vice President Research&Analysis Asia Securities, Nico Omer ‎memprediksikan dalam jangka waktu ke depan AS bakal mengalami kebangkrutan seperti Yunani.

“Amerika Serikat (AS) perlahan akan bangkrut seperti Yunani‎ mengingat utang Negeri Paman Sam tersebut mencapai triliunan dolar Amerika Serikat (USD), dan termasuk negara dengan utang paling tinggi di dunia,” kata Nico di Jakarta, Rabu 26 Agustus 2015 lalu.

Nico menyebutkan, saat ini utang AS mencapai US$ 18,2 triliun‎ dan itu belum termasuk tanggungan pemerintah kepada masyarakat berupa tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun (unfunded liabilities).

‎”Jika kita jumlahkan semuanya, utang AS sebetulnya sudah lebih dari US$ 100 triliun, mereka tidak mungkin bayar kembali, kalau kita melihat per kapita utangnya per orang di AS bahkan lebih tinggi dari Yunani,‎” jelasnya.

Menurut dia, majunya AS selama ini berbanding lurus dengan menumpuknya tingkat utangnya. Dengan kata lain, kemajuan AS berasal dari tumpukan utang.

Nico menilai, Indonesia atau negara berkembang lainnya tidak harus memandang AS sebagai negara adidaya yang menakutkan. Tingginya utang tersebut diyakini Nico menjadi satu resiko yang bersifat bom waktu‎.

“‎Saya pikir kita tidak usah membanggakan atau menakutkan AS sebagai negara adidaya. Karena mereka bukan maju dalam apa, tapi maju dalam penumpukan utang. Itu sebenarnya bukan suatu kebanggaan,” tutur dia.

Dia membandingkan dengan Indonesia, dari tingkat utang Indonesia saat ini lebih sehat dan aman. Utang Indoensia sekarang sekitar Rp 2.800 triliun atau 25 persen dari Gross Domestik Product (GDP), sementara utang AS lebih dari 100 persen GDP nya.

Tidak hanya itu, Indonesia secara makro ekonomi jauh lebih sehat ketimbang AS. Hal ini terlihat dari rasio utang terhadap GDP, tingkat pertumbuhan, tingkat pertumbuhan GDP per kapita, inflasi, hingga suku bunga yang lebih baik di Tanah Air dibanding AS.

Kondisi ini, lanjut Nico, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan akan menguntungkan Indonesia. Sebab, investor akan berbondong-bondong menanamkan modalnya ke Indonesia, dibanding ke negara maju seperti AS yang terlilit utang puluhan triliun.

“‎Saya pikir kita dalam posisi yang jauh lebih bagus ketimbang AS. So 5-10 tahun ke depannya saya yakin investor asing justru akan berbondong untuk berinvestasi di Indonesia. Bukan di negara maju yang sudah jenuh. Karena populasinya sudah tua dan utangnya terlalu banyak,” tandasnya.

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI