Setelah peristiwa teroris menimpa paris, negara-negara Eropa dan Barat mulai berpikir untuk memerangi terorisme secara serius. Iran memiliki pengalaman berharga dalam memerangi kelompoik teroris. Untuk itu, negara-negara tersebut sedang berusaha bekerja sama dengan Tehran dalam rangka memerangi kelompok anti kemanusiaan ini.
Selama tiga dasawarsa terakhir ini, Sepah Pasdaran Republik Islam Iran telah banyak makan asam dan garam dalam memerangi kelompok teroris domestik dan asing. Kekuatan militer Serbia, Taliban, Kumeleh, Jundullah, Mujahidin Khalq, Jaisyul ‘Adl, dan Daʻisy termasuk kelompok-kelompok teroris yang pernah ditangani oleh Iran.
Setelah beberapa daerah Iraq dikuasai oleh Daʻisy, peran Sepah Pasdaran dalam memerangi kelompok teroris ini diakui oleh negara-negara Barat. Australia pun menyatakan siap bekerja sama dengan Brigade Al-Quds dalam memberangus Daʻisy di Iraq. Sepah telah berhasil membebaskan beberapa daerah Iraq dari tangan Daʻisy. Seandainya Sardar Qasim Sulaimani tidak bergerak, niscaya Daʻisy telah merebut Baghdad.
Menurut pengakuan Associated Press, Brigade Al-Quds dan Sardar Sulaimani memiliki peran signifikan dalam mempertahankan Baghdad dan Samirra’.
Pada tanggal 6 November 2014 lalu, Wall Street Journal melaporkan, Barack Obama mengirimkan surat kepada para petinggi Iran tanpa sepengetahuan para sekutu Amerika di Timur Tengah, termasuk Israel dan Arab Saudi. Dalam surat ini, ia mengakui peran Iran dalam memerangi Daʻisy dan mengharapkan kerja sama Tehran dalam hal ini. Akan tetapi, Iran menolak bergabung dengan koalisi Amerika untuk memerangi Daʻisy. Pada saat Amerika menyerang Taliban di Afghanistan, setelah kekuatan Iran dimanfaatkan, Goerge Bush dalam sebuah pidato menyebut Iran sebagai barometer kejahatan.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email