Pihak berwenang Libanon menahan lima warga Arab Saudi di Bandara Internasional Beirut, Senin, 26 Oktober 2015, setelah menemukan 2 ton obat-obatan terlarang di jet pribadi Pangeran Arab yang akan menuju kerajaan Teluk.
Sumber-sumber keamanan dan lembaga kantor berita nasional mengatakan Pangeran Abdel Mohsen bin Walid bin Abdulaziz adalah satu di antara empat orang yang telah ditahan dan diperiksa otoritas keamanan negara hari itu juga.Jet itu dilaporkan Middle East Online dijadwalkan terbang ke Hael di utara Arab Saudi, membawa 40 kantong pil amfetamin Captagon, jenis obat tergolong narkoba yang menyerang sistem saraf, menimbulkan perasaan nyaman dan meningkatkan kewaspadaan.
Captagon adalah nama merek untuk amphetamine phenethylline, obat perangsang sintetis. Obat terlarang itu dikonsumsi terutama di Timur Tengah dan telah dilaporkan secara luas digunakan oleh anggota kelompok ekstremis di Suriah.
Kantor berita nasional Libanon menyebut kejadian itu sebagai operasi penyelundupan terbesar yang pernah ditemukan di Beirut. "Operasi penyelundupan ini salah satu terbesar yang telah digagalkan melalui Bandara Internasional Beirut," kata si sumber.Dikatakan, tempat pembuatan Captagon telah tumbuh subur di Libanon dan hasilnya marak ditemukan di Suriah, yang dianggap menjadi pintu masuk narkoba ke Timur Tengah, khususnya kawasan Teluk.
Lembaga PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UODC) mengatakan, dalam sebuah laporan 2014, pasar amfetamin meningkat di Timur Tengah dan paling besar di Arab Saudi, Yordania, serta Suriah. Lebih dari 55 persen dari amfetamin seluruh dunia ditemukan di tiga tempat itu
(Tempo/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email