Najib Tun Razak dalam pertemuan global ekonomi Islam di Kuala Lumpur menegaskan, pendirian bank besar global Islam meski menghadapi tantangan, namun harus berubah menjadi sebuah kenyataan.
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Bernama, Najib Tun Razak mengatakan, dengan adanya tantangan-tantangan serius untuk menciptakan sebuah bank besar global Islam, semua upaya harus terus dilanjutkan untuk merubahnya menjadi kenyataan.
Dia dalam konferensi pers pertemuan global ekonomi Islam ke-11, yang memulai kinerjanya pada Selasa (3/11), dengan menegaskan kelaziman pendirian bank besar global Islam mengatakan, banyak upaya yang dilakukan dalam hal tersebut sampai sekarang ini; namun karena sebagian tantangan, maka sampai sekarang ini belumlah ada hasilnya.
“Negara Indonesia dan Turki termasuk negara-negara yang berupaya memulai bidang tersebut dan bank ini adalah sebuah kancah untuk mengetengahkan jasa keuangan Islam dalam tingkat dunia,” ucapnya.
Pertemuan global ekonomi Islam yang dimulai Selasa, dengan topik menciptakan fleksibilitas untuk pertumbuhan yang seimbang, di kota Kuala Lumpur akan terus melanjutkan kinerjanya selama tiga hari.
Peningkatan Penggunaan Jasa Keuangan Islam di Tengah-tengah Non-Muslim
Najib Tun Razak dalam pidatonya di hari pertama pertemuan tersebut berbicara tentang peningkatan penggunanan para non muslim atas jasa keuangan Islam.
“Di Malaysia, para non muslim sedang munggunakan jasa keuangan Islam melebihi kaum muslimin dan kecintaan ini semakin bertambah pasca krisis keuangan global, yang dimulai sejak tahun 2008,” imbuhnya.
Perdana Menteri Malaysia mengatakan, tidak seperti kelemahan esensial model keuangan yang marak di perbankan, sistem keuangan Islam adalah sebuah kerjasama sejati yang menciptakan keuntungan dan kerugian secara bersama-sama pada kedua belah pihak.
Dalam kelanjutan pertemuan global tersebut mendeskripsikan ekonomi Islam sebagai jembatan antara masyarakat Islam dan non Islam untuk memperkuat kerjasama antar seluruh negara.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email