Pesan Rahbar

Home » » Shamkhani: Arab Harus Hentikan Aksi Nakalnya terhadap Iran

Shamkhani: Arab Harus Hentikan Aksi Nakalnya terhadap Iran

Written By Unknown on Friday 13 November 2015 | 13:26:00

Sekretaris SNSC Iran Ali Shamkhani berbicara ketika diwawancarai saluran berita al-Alam di Teheran pada 11 November 2015.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, mengatakan rezim Saudi harus “berhenti bertindak nakal” terhadap Republik Islam jika Riyadh ingin menyelesaian perbedaan dengan Teheran.

Arab Saudi mengambil “tindakan yang tidak menguntungkan” bagi Iran, saluran berita berbahasa Arab itu mengatakan dalam sebuah wawancara mengutip Shamkhani.

Mengacu pada serangan teroris baru-baru ini di provinsi barat daya Iran Khuzestan, ia mengatakan pelakunya telah didanai oleh layanan keamanan Saudi.

Setidaknya dua orang tewas dan dua lainnya menderita luka-luka setelah penyerang bertopeng itu menembaki sekelompok orang yang saat peringatan berkabung untuk Imam Hussein diselenggarakan di kota Safiabad, yang terletak di daerah Dezful di Khuzestan, pada 16 Oktober.

Shamkhani lebih lanjut mengatakan dana Saudi merupakan instrumen di Suriah, yang di cengkeraman konflik mematikan yang didukung asing sejak meletus pada bulan Maret 2011, menambahkan bahwa Riyadh juga membom rakyat tak berdaya di Yaman.

Pemboman tanpa henti di negara miskin itu yang dimulai sejak 26 Maret, dilakukan tanpa mandat internasional, dengan tujuan melemahkan gerakan Houthi Ansarullah dan mengembalikan kekuasaan mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang merupakan sekutu utama Arab Saudi.

seorang anak laki-laki berdiri di puing-puing bangunan yang hancur setelah serangan udara Saudi di ibukota Yaman Sanaa, 17 September 2015. (AFP foto)

Namun Shamkhani, menekankan bahwa Iran dan Arab Saudi memiliki hubungan sejarah yang baik dan bahwa keretakan di dunia Muslim harus dipulihkan.

Di tempat lain dalam sambutannya ia menunjuk ke pembicaraan putaran mendatang tentang Suriah di Wina, Austria, yang direncanakan 14 November, mengatakan bahwa Republik Islam akan mendukung kehendak rakyat Suriah tentang masa depan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Selama putaran pembicaraan sebelumnya pada tanggal 30 Oktober, para peserta, termasuk Amerika Serikat, Rusia dan Iran, sepakat untuk mendorong maju rencana perdamaian untuk Suriah yang akan mencakup gencatan senjata.

Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura (Kiri ), Menteri Luar Negeri AS John Kerry, (kedua dari kiri), dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (ketiga dari kanan), dalam pembicaraan tentang Suriah di sebuah hotel di Wina, Austria, Oktober 30, 2015. (Foto: AP)

Namun, pembicaraan itu gagal mencapai konsensus terkait peran Presiden Assad dalam proses politik Suriah. Beberapa negara ingin menghapusan pemimpin Suriah sebagai bagian dari solusi masalah ini, sementara Iran dan Rusia mengatakan hanya bangsa Suriah yang boleh mengatakan tentang hal itu.

Shamkhani mengatakan Barat sia-sia melakukan usaha militer untuk menggulingkan pemerintah Suriah sejak 2011, menambahkan bahwa pemerintah yang sama sekarang berusaha menggulingkan politik Assad.
Militansi yang didukung asing di Suriah, yang berkobar di bulan Maret 2011, sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 orang dan menelantarkan jutaan.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: