Pesan Rahbar

Home » , » Industri Takfirisme & Kemerdekaan Palestina

Industri Takfirisme & Kemerdekaan Palestina

Written By Unknown on Friday 13 November 2015 | 13:32:00


Mengapa Rezim-rezim Arab yang kaya minyak seperti Saudi, Qatar dan Turki tidak pernah mengirimkan senjata bagi para pejuang Palestina? Tapi sebaliknya mereka begitu jor-joran menghabiskan Milyaran dollar untuk mempersenjatai para teroris “mujahidin” binaan mereka di Suriah? Jawabannya simpel! Karena tidak ada untungnya bagi kantong-kantong mereka.
 
Palestina berjuang demi kemerdekaannya sendiri melawan penindasan Zionis. Demi nasionalisme, demi tanah air mereka. Jika Palestina merdeka, apa untungnya bagi Saudi, Qatar dan Turki? Tak ada!

Sebaliknya, mempersenjatai para teroris yang mengacau di Suriah sangat menguntungkan dari segi ekonomi maupun politik. Jika Assad rubuh, jalur ekspor minyak mereka ke Eropa, ke barat dan timur akan mereka kuasai. Itu artinya apa? Duit akan mengalir tiap detik walau anda cuma tidur dan ongkang-ongkang kaki.
Suriah adalah potensi SDA yang terlalu mahal untuk tidak direbut. Posisi geografisnya terlalu strategis untuk dibiarkan dikuasai Rezim yang kurang bisa diajak kompromi soal tambang emas hitam.

Bagaimana cara menggulingkan Rezim yang “tak bersahabat di kantong” ini?

Mengingat mayoritas rakyat Suriah masih sangat mencintai pemimpinnya, maka satu-satunya jalan adalah impor militan asing untuk menutupi kekurangan SDM pemberontak.

Lalu siapa yang bisa dimanfaatkan untuk ini?

Siapa lagi kalau bukan kaum sumbu pendek. Mereka punya otot, punya militansi dan semangat jihad luar biasa, namun sayangnya mereka kurang punya otak atau lebih tepatnya kurang memfungsikan karunia akalnya (dan memang harus begitu).

Lalu apa yang bisa menggerakkan potensi kekuatan ini untuk pergi ke Suriah menggulingkan Rezim tak bersahabat tersebut?

Hanya satu, kaum sumbu pendek ini sangat mudah terbakar dengan isu-isu SARA. Jiwa ashobiyyah (cinta kelompok) mereka sangat kuat, dan Saudi dkk sangat mengetahui potensi besar ini. Apalagi ditambah Assad yang punya sekutu dekat bernama Iran, maka ditebarkanlah isu-isu SARA soal Sunni vs Syi’ah, Assad pembantai Sunni, Sunni memberontak melawan rezim Fir’aun Syi’ah bla.. bla.. segala cara dihalalkan, bahkan sampai membuat lelucon Assad mengaku Tuhan dll walau harus menggunakan foto-foto dan video-video Hoax bin rekayasa sekalipun. Dan siapa lagi yang bisa termakan dengan propaganda-propaganda murahan seperti ini selain para sumbu pendek?

Industri Takfirisme memang sangat potensial. Dengan potensi kebodohan yang begitu besar ini, maka sangat mudah untuk memobilisasi orang-orang ini untuk mengacau di Suriah dengan kedok “jihad”.

Dalam 4,5 tahun terakhir puluhan ribu ” jihadis” dari seluruh dunia (kabar terakhir sudah lebih dari 126 negara) ramai-ramai ber”jihad” ke Suriah, hal yang tidak pernah terjadi untuk Palestina sekalipun, walau sudah hampir 70 tahun dizalimi Zionis.

Suriah yang sebelumnya merupakan penampung terbesar pengungsi Palestina, kini berubah jadi penghasil pengungsi terbesar. Kehadiran puluhan ribu militan impor bersenjata itu telah memaksa jutaan warga Suriah asli mengungsi dari negerinya sendiri dalam kurun 4 tahun terakhir, hal yang tidak pernah terjadi sejak Assad berkuasa 15 tahun lalu.

Kini Suriah dipenuhi kelompok-kelompok teroris asing bernama ISIS, Jabhat Nushrah, FSA, Ahrarus Syam, Jayshul Islam, Jayshul Fath dengan komandannya masing-masing (dan sponsor masing-masing). Kelompok-kelompok asing yang terdengar sangat asing di telinga-telinga rakyat Suriah. Tamu-tamu asing tak diundang di Bumi Syam yang penduduknya sejak ribuan tahun menghargai kemajemukan.

Ahh.. gw jadi teringat dengan perkataan pemimpin Hizbullah Sayyid Hasan Nasrullah. Jika investasi Milyaran dollar yang dikeluarkan rezim-rezim petrodollar itu digunakan untuk mempersenjatai pejuang Palestina untuk melawan Zionis, pasti Israel sudah musnah. Tapi sayangnya mereka lebih memilih untuk menghabiskan milyaran US dollar untuk mempersenjatai para teroris binaan mereka yang membunuhi sesama muslim dengan kedok Khilafah.

Andai puluhan ribu “jihadis” itu diarahkan untuk berjihad ke Palestina untuk melawan Israel (bukan Suriah), pasti Israel sudah hancur. Andai bom-bom bunuh diri yang mereka gunakan untuk mengebom masjid-masjid beserta para jemaah yang sedang sholat itu mereka gunakan untuk mengebom markas-markas militer Israel, maka Israel pasti sudah lenyap.

Tapi sayang, membantu Palestina ternyata bukan “investasi” yang cukup menguntungkan bagi kantong-kantong mereka.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: