Ali Akbar Dhiya’i dengan mengisyaratkan aktivitas gerakan ekstrem Islamis di Asia Tenggara mengatakan, para ekstremis memiliki kedudukan intelektual dan ideologi kokoh di tengah-tengah muslim kawasan ini.
Bagaimanakah Negara-negara Asia Tenggara Mengatasi Ekstremisme?
Vietnam dan Kamboja dalam Kondisi yang Tak Menentu
Dia dengan mengisyaratkan pengaruh kelompok ekstrem ke negara-negara muslim Asia tenggara mengintroduksikan, negara Vietnam dan Kamboja berada dalam kondisi tak menentu, karena mayoritas non muslim dan tidak melaksanakan aksi teroris oleh Al-Qaida dan Jamaah Islam, karena berdasarkan data kontak yang ada antara para petinggi Al-Qaida dengan gerakan-gerakan Islam di dua negara ini dan organisasi informasi Kamboja juga mengakui hubungan tersebut, namun rasanya tidak mungkin negara-negara tersebut dapat melakukan tindakan efektif melawan ekstermisme religi karena letak geografi dan perbatasan yang tidak dapat dikontrol, jaringan perekonomian terbuka, korupsi terbuka dan tidak adanya pengawasan informasi antara hubungan organisasi gerakan ekstrem dengan organisasi Al-Qaida.
Singapura; Menjadi Perhatian Para Petinggi Al-Qaida
Dhiya’i mengatakan, negara Singapura yang berkali-kali menjadi korban serangan Jamaah Islam, menurut geografi yakni markas pertukaran laut dan akses ke air bebas dan juga karena investasi Amerika dan Israel di situ, sangat mendapat perhatian para petinggi Al-Qaida dan akan demikian dan dimasa mendatang, kemungkinan Jamaah Islam akan memiliki program khusus untuk menghancurkan kondisi negara ini.
Malaysia dan Keselarasan dengan Arab Saudi
Dia menambahkan, terdapat kondisi yang pelik di Malaysia; karena banyak sekali yayasan-yayasan agamis beroperasi secara terang-terangan di bawah pengawasan himpunan global Islam – sebagai markas tablig Islam terbesar di dunia yang telah aktif selama lebih dari 50 tahun, yang telah menjalankan peran mendasar dalam publikasi Salafisme di dunia dan sekarang ini juga wahabi telah menguasai organisasi tersebut - dimana kantor pusatnya ada di Mekah dan arah gerakan-gerakan mereka selaras dengan kebijakan-kebijakan negara Arab dan dalam dimensi internasional.
“Kebijakan pemerintah Malaysia selaras dengan Saudi dan Qatar dalam krisis Suriah, Yaman dan Bahrain, semisalnya adalah mengirim pasukan dari Malaysia ke Bahrain untuk mendukung pemerintah Bahrain, mengirim pasukan ke Saudi untuk membantu negara tersebut, memiliki sikap bersama dengan Saudi terhadap Yaman dan baru-baru saja ucapan terimakasih pemerintah Malaysia atas dukungan Saudi dalam acara haji tahun ini, yang telah menyebabkan terbunuhnya lebih dari dua ribu muslim,” jelas Magister dunia Islam.
Dhiya’i dengan mengisyaratkan bahwa partai-partai politik Islam Malaysia berkompetisi satu sama lain dalam berorientasi ke arah Saudi dan dukungan terhadap kebijakan-kebijakan negara tersebut mengatakan, dengan bertolak bahwa baru saja ditemukan pengaruh Al-Qaida dan ISIS dalam komando militer dan pasukan Malaysia, nampaknya Malaysia berada diambang bahaya ekstremisme Al-Qaida melebihi negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Indonesia Melawan ISIS
Dia dengan mengisyaratkan pengambilan aksi-aksi keras pemerintah Indonesia dalam melawan gerakan teroris Al-Qaida, ISIS dan Jamaah Islam menerangkan, meskipun gerakan-gerakan ekstrem memiliki banyak pengaruh di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya para remaja, namun hasrat pemerintah dan partai politik yang mendominasi negara tersebut berbeda jelas dari Malaysia, yang melawan ekstremisme dan sampai sekarang ini dapat mengontrol arteri utama gerakan ekstem dan mengontrolnya dengan ketat.
Filipinda dan Gerakan Teroris Abu Sayyaf
Magister masalah dunia Islam dengan mengisyaratkan kondisi gerakan takfiri dan teroris di Filipina melanjutkan, koalisi terbaru front pembebasan Islam MORO (front separatis Islam terbesar di selatan Filipina) dan pemerintah Filipina menyebabkan pengisolasian politik gerakan teroris Abu Sayyaf (pemimpin gerakan salafi Yordania).
Brunei; Tempat yang Cocok untuk Aktivitas Mendatang Al-Qaida
Dia mengatakan, berdasarkan penelitian kelompok analisis kawasan, nampaknya Brunei adalah tempat yang tepat untuk aktivitas mendatang Al-Qaida, karena berdasarkan informasi yang ada, kelompok ekstrem berhasrat untuk memiliki pundi-pundi keuangan negara ini untuk menjamin biaya dan pengeluaran operasional militer di Asia Tenggara. Pemerintah Brunei telah melakukan aksi keras untuk mengawasi kelompok-kelompok ekstrem religi, namun kebanyakan perubahan-perubahan negara kecil ini di bawah pengaruh insiden yang akan terbentuk di masa mendatang di Malaysia dan Indonesia.
Thailand dan Panduan Ekstremis Negara Ini oleh Malaysia
Dhiya’i mengitroduksikan, gerakan ekstrem kawasan pusat dan selatan Thailand serta propinsi Cham biasanya dipandu lewat organisasi-organisasi aktif di Malaysia dan dengan melihat pengaruh Saudi di markas religi ini diprediksikan bahwa dalam waktu dekat, kita juga akan menyaksikan aktivitas-aktivitas kelompok jihad yang berafiliasi dengan Al-Qaida di negara ini.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email