PM Australia dan Presiden Jokowi saat blusukan di Tanah Abang (Foto: AFP)
Pada kunjungan bilateral ke Amerika Serikat, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyampaikan pidato di Center for Strategic and International Studies di Washington DC pada Senin 18 Januari 2016 sebelum pertemuannya dengan Presiden Barack Obama.
Di Negeri Paman Sam itu PM Turnbull membahas serangan teror yang terjadi di Jakarta 14 Januari. Ia menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memainkan peranan penting melawan terorisme.
Turnbull menyoroti reaksi bangsa-bangsa berpenduduk mayoritas Muslim atas ancaman ekstrimisme, serta mengangkat pembicaraannya baru-baru ini dengan Presiden Jokowi.
Menurut Tunrbull, Presiden Jokowi dinilai telah menjadi tokoh utama yang mendorong kemajuan Islam moderat di Indonesia dan bisa menghadang kampanye paham kelompok radikal Islam yang menjadi lahan subur tumbuhnya terorisme.
Presiden RI Joko Widodo, di mana ibukotanya diserang minggu lalu dan kembali saya berbincang dengan beliau pada Jumat, merupakan pendukung kuat Islam moderat dan toleran,” ujar PM Turnbull di Washington, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia, Rabu 20 Januari 2016.
Turnbull menyebut bagaimana Jokowi mengutuk para ekstrimis tidak hanya atas kekerasan mereka, yang kebanyakan ditujukan kepada sesama Muslim, namun bagaimana kelompok radikal itu telah mencemarkan Islam.
“Sebagai pemimpin yang terpilih secara demokratis dari negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, Presiden Jokowi dapat memainkan peran yang sangat penting dalam memajukan narasi tandingan dari dalam dunia Islam yang pada akhirnya akan mengalahkan ISIS dan ekstrimis kekerasan yang mirip lainnya,” tegas Turnbull.
Di hadapan forum yang dihadiri ratusan diplomat, pengambil kebijakan dan pengamat itu, Turnbull menceritakan kedekatannya dengan Jokowi. Ia menceritakan bagaimana Jokowi mengajak dirinya blusukan.
Sebagai pemimpin, Jokowi di mata Turnbull sebagai sosok yang karismatik. Pengalamannya blusukan bersama Jokowi sangat membekas di Turnbull dan perhatian warga terhadap Jokowi dinilainya sangat menggugah.
“Saya pernah diajak ‘blusukan’ ke sebuah pasar yang sangat ramai. Udara Jakarta yang sangat panas membuat saya melepaskan jas yang saya kenakan. Kucuran keringat di dahi membuat saya hampir tidak bisa berkonsentrasi tapi saya benar-benar kagum melihat bagaimana Jokowi santai saja menanggapi begitu banyak orang di pasar itu,” ujarnya.
Turnbull mengatakan Australia dan Amerika harus memberi dukungan penuh kepada Indonesia untuk melawan teror dan gerakan radikal.
Turnbull juga memperkuat dukungan Australia kepada Indonesia dan penanggulangan terorisme di kedua bangsa. Salah satu diantaranya adalah kerjasama erat antara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK Indonesia dan Australia dalam memantau dan saling berbagi informasi tentang metode dan aliran dana jaringan teroris di kedua negara. Juga pelatihan personil keamanan dan kerjasama inteljen.
“Kami akan melanjutkan, untuk kami di Australia, kerja sama yang sangat erat kami dengan Indonesia dalam memerangi terorisme,” sebutnya.
Dalam diskusi selama satu jam di CSIS, Turnbull juga menegaskan perlunya tindakan militer untuk menghancurkan ISIS secara langsung di kubu pertahanannya, termasuk dengan mengirim pasukan darat.
“Tetapi kita harus mengirim pasukan yang tepat, di tempat yang tepat.” Ditambahkannya bahwa “semua upaya harus memiliki satu tujuan utama yaitu mengalahkan ekstrimis, mencegah orang menjadi anggota, menggagalkan rencana serangan mereka dan menghukum keras mereka jika terbukti melakukan serangan.”
Tetapi pemimpin yang baru empat bulan berkuasa di Australia itu juga buru-buru menambahkan bahwa masyarakat tidak bisa pukul rata menyalahkan warga Muslim dan agama Islam atas kejahatan yang dilakukan sekelompok kecil teroris.
“Karena inilah yang diinginkan teroris. Hari ini mereka membuat kita menyalahkan warga Muslim dalam komunitas kita karena hal itu akan semakin menguatkan narasi yang mereka sebarluaskan kepada anak-anak muda Muslim bahwa Amerika atau Australia tidak menghendaki mereka, dan bahwa mereka tidak punya masa depan di negara-negara ini, bahwa negara-negara ini bukan negara mereka.”
(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email