Pesan Rahbar

Home » » Fatimah dalam Konteks Kekinian

Fatimah dalam Konteks Kekinian

Written By Unknown on Sunday 3 April 2016 | 04:57:00


Oleh : Abuthalib Husein Almuhdar

Fatimah is Fatimah, kata Syariati. Kehebatan dan kebesarannya tak mampu dilukiskan dgn kata. Tapi persoalannya, apakah Fatimah sekedar romantika masa lalu? Apakah Fatimah hanya kenangan tempo dulu? Apakah ajaran dan ujaran Fatimah sudah menjadi puing-puing sejarah?

Apakah Fatimah sudah menjadi isu yang usang dan tidak relevan diangkat lagi ke permukaan? Apakah pola pikir dan pola sikap ala Fatimah sudah ketinggalan zaman? Dan apakah ide dan gagasan serta pemikiran Fatimah terkubur bersamaan dengan terkuburnya jasadnya?

Tidak! Fatimah bagai matahari yang senantiasa menyinari kehidupan karena Fatimah adalah kehidupan itu sendiri. Fatimah adalah insan kamil yang akal, hati dan jiwanya senantiasa hidup, tumbuh dan menyempurna, meskipun fisiknya tampak kurus dan lemah, tapi keteguhan dan ‘azm (tekadnya) melelehkan baja dan menghancurkan gunung yang perkasa.

Fatimah bukan perempuan manja dan berpikir simple/sederhana dan gampang mengeluh saat terkena derita. Fatimah berpikir besar dan berbuat besar dan baginya tiada yang lebih besar daripada Allah Yang Mahabesar. Maka, kehidupan tanpa mengenal Fatimah dan mengamalkan nilai-nilai fatimiyyah adalah kematian dan kegelapan.

Ya, Fatimah nyaris terlupakan dan terpasung oleh kebodohan dan ketidakjelasan tujuan hidup kita. Di mana posisi Fatimah di antara deretan artis dan tokoh nasional dan dunia yg kita kagumi?! Di mana Fatimah di antara rak-rak buku kita?! Di mana Fatimah dalam doa dan munajat kita? Di mana kisah Fatimah dalam dongeng yang kita ceritakan pada anak dan siswa kita? Di mana pesan moral Fatimah dalam buku pelajaran kita?! Di mana Fatimah dalam umrah dan haji kita? Di mana Fatimah saat kita berziarah ke makam ayahnya, Baginda Rasul? Di mana Fatimah saat kita berhadapan dengan masalah? Di mana Fatimah dalam setiap sisi hidup kita? Berhargakah Fatimah bagi kita? Hidupkah Fatimah dalam hati kita? Dekatkah kita dgn Fatimah? Asingkah Fatimah bagi kita?

Di mana Fatimah dalam ritual dan majlis kita? Di mana dan di mana…

Wahai para pecinta Zahra Mardhiyyah, beliau dengan tangan kasar hingga kapalan, karena gilingan gandum, Fatimah mempersembahkan Lu’lu dan Marjan, dua penghulu pemuda surga, lalu apa yang kau persembahkan bagi masyarakatmu?! Dengan pendidikan Ilahiah di rumah sangat sederhana dan perabotnya yang mudah diingat (karena saking sedikit dan tidak berharganya), Fatimah menerbitkan cahaya Hasani dan Husaini serta Zainabiyyat dan mencetak anak-anak serta keturunan terhebat dan teralim serta terbaik sepanjang masa. lalu, kamu dengan kondisi ekonomi dan kehidupan serta tekhnologi yang lebih baik daripada Fatimah, apa yang kamu cetak; apa yang kamu terbitkan; dan apa yang kamu tanam?!

Dengan himpitan dan serangan badai persoalan yang bertubi-tubi mendera dan menyanderanya, yang andaikan musibah hidupnya itu ditimpakan pada siang bolong niscaya ia akan menjadi malam yang gelap gulita, Fatimah tidak pernah stress dan depresi, dan dengan khusuk dan khidmat ia membaca tasbih Zahra dan mengenangi mihrabnya dengan linangan air mata dan teringat ayat, “wala saufa yu’thika Rabbuka fatardha”, lalu kenapa Anda cengeng, stress dan galau hanya karena secuil dan sekerikil masalah, memangnya itu masalah buat lu?!

Kenapa harus mengurung diri di kamar, kenapa harus murung; kenapa semuanya harus urung; kenapa perut kita harus mules dan badan kita harus lemes karena setitik dan setes problem yang terkadang sebab utamanya bukan dari kita? Di mana spirit survive ala Fatimah?

Anda yang tak tahu menahu tentang Fatimah, tanyakan kepada diri Anda kenapa Anda tidak tahu? Maukah Anda tidak tahu selamanya? Kenapa Anda membiarkan ketidaktahuan dan kedangkalan pengetahuan Anda tentang Fatimah? Sekarang juga bangkitlah, belilah buku tentang Fatimah, lalu bacalah dan hayatilah! Kalau tidak punya uang, pinjamlah buku bertemakan Fatimah ke perpustakaan atau teman Anda dan update-lah informasi tentang putri kecintaan Nabi saw ini! Anda yang tidak pernah membaca tasbih, doa dan munajat Fatimah, mulai sekarang jadikan salah satu doa Fatimah sebagai menu baru doa Anda!

Anda yang sudah merasa tahu dan dekat dengan Fatimah, tunjukkan bukti kedekatan Anda! Apakah Anda yakin bahwa pola pikir dan pola sikap Anda jauh lebih baik daripada orang-orang yang tidak atau kurang mengenalnya?! Apakah Anda rajin mendoakan tetangga dan saudara seiman sebgaimana yang ditradisikan Fatimah, Al jar tsumma al dar?!

Wahai Fatimiyyun ( orang-orang yang merasa berafiliasi dengan Fatimah), terutama kaum hawa, di mana Iffah zahraiyyah (Fatimah menggunakan hijabnya ketika bertemu dengan pria buta)?! Kenapa kalian dengan gampang dan teledor membuka hijab dan mempertontonkan aurat kalian (rambut dan bagian yang mesti tertutup) kepada pria-pria yang masih melek dan mencicil?! Pantaskah kalian masuk di Madrasah Az Zahra dengan sikap seperti ini?!

Saat Fatimah ditanya, apa yang terbaik bagi kaum wanita, beliau menjawab, pria tidak melihat wanita dan begitu juga sebaliknya. Lalu kenapa kalian dengan begitu gampang bertemu dengan non-muhrim dan bersenda gurau tidak pada tempatnya?! Kenapa di pesta dan pelebagai acara wanita-pria berbaur tanpa batas dan nilai-nilai iffah ditinggalkan?!

Saat hari pertama pasca pernikahan dengan Fatimah, Nabi saw bertanya kepada Sayyidina Ali, bagaimana kau menilai Fatimah? Ali menjawab, Ni’mal ‘aun fi tha’atillah ( sebaik-baik penolong dalam ketaatan kkepada Allah). Maka, wahai para istri, sudahkah kamu menjadi sahabat dan penolong terbaik bagi suami kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah?!

Pernakah kalian mengajak suami kalian berdoa dan bermunajat serta tadarusan bersama?!
Sudahkah kalian mengurusi suami kalian dengan baik dan ikhlas?!

Saat Fatimah wafat, Ali- dengan derai air mata yang membasahi pipi–secara emosional dan menyentuh berujar: :Aku serahkan amanat dan titipanmu ya Rasul saw sesuai dengan perintah dan pesanmu, tanpa cela dan cacat secara spiritual dan moral. Aku rela padanya dan dia pun rela padaku.”

Maka, wahai para suami, sudahkah kalian menjaga istri kalian dengan sebaik mungkin?! Apakah lisan kalian tidak menyakiti istri? Apakah tangan kalian tidak gampang melayang dan mulut kalian tidak memaki hanya urusan sambel kurang pedes, kopi kurang pahit dan masakan kurang lezat?! Apakah kalian dapat menjaga amanat Ilahi yg besar ini, mitsaqan ghalizha (janji agung)?!

Apakah perilaku kalian memuaskan istri kalian?! Apakah rumah tangga kalian benar-benar menjadi madrasah yang saling asah, saling asih dan saling asuh?! Apakah kalian para suami hanya memposisikan sebagai guru dan tidak mau jadi murid (tidak mau belajar dan menerima kritik)?! Apakah kalian gengsi menerima saran dan tegoran serta kritikan istri yang membangun?! Apakah cinta kalian thdp istri tulus alias for nothing or because something?!

Dan akhirnya, hari ini kita memperingati Milad Fatimah az Zahra, tgl 20 Jumadil Akhir. Kelahiran Fatimah berarti kelahiran cahaya dan terbitnya hidayah. Mentari Fatimah terbit dan tdk pernah tenggelam dalam hati pencintanya. Dosa dan kebodohanlah yang menenggelamkan kita dan kemudian menjauhkan kita dari bahtera Fatimah. Kelalaian kitalah yang membuat warisan dan pustaka Az-Zahra terabaikan dan terlupakan.

Tidak cukup hanya mengatakan, aku pecinta atau keturunan Fatimah tanpa disertai usaha serius menapaktilasi jalan dan gagasan Fatimiyyah serta menyuntikkan semangat dan gelora Fatimi dalam setiap derap langkah kita dan setiap mengambil keputusan yang kita ambil.

Cinta Fatimah tanpa makrifat dan upaya meneladani dan mengikuti, serta keharmonisan langkah pecinta dan yang dicintai adalah omong kosong dan spt pepatah tong kosong nyaring bunyinya. Berapa kali Anda merayakan Milad Fatimah?! Lalu apa hubungan milad ini dengan hutang yang blm Anda bayar, padahal Anda punya uang lebih?! Apa benang merah milad ini dengan akhlak buruk yang masih menjadi ciri khas Anda?! Memperingati Milad Fatimah, tapi sholat tidak tepat waktu, bahkan terbiasa meng-qadha sholat, kok bisa?!

Milad Fatimah, tapi mulutnya tetap menyakiti orang lain, kok bisa?! Milad Fatimah, tapi anak-suami atau istrinya tidak puas dengan sikapnya, kok bisa?! Milad Fatimah, tapi kurang peduli dengan sesama, kok bisa?! Milad Fatimah, tapi bakhilnya minta ampun, kok bisa?!

Bila manusia selembut dan sedahsyat Fatimah belum mampu mengubah Anda, siapa gerangan yang mampu mengubah Anda?! Apa artinya Milad ini kalau tidak disertai perubahan dari yang buruk menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, dan dari yang lebih baik menjadi yang terbaik. Bila hari ini sama dgn hari kemarin itu kerugian dan kebodohan, demikian kata Sayyidina Ali.

Marilah peringatan Milad Fatimah kita jadikan momentum evaluasi diri dan introspeksi diri bahwa Fatimah telah memberikan segalanya bagi kita, lalu apa yang kita berikan kpd beliau?!

Kisah hidup dan nilai yang ditawarkan oleh az Zahra harus selalu menjadi inspirasi kehidupan kita. Jadi, Milad ash Shiddiqah ath Thahirah Fatimah az Zahra yang sebagian merayakannya sebagai hari wanita sedunia tidak hanya disimbolkan dengan pemberian bunga thdp orang-orang yang kita cintai, seperti ibu, saudari, istri, dan putri kita, tapi lebih daripada itu bagaimana kita mampu mentransfer akhlak Fatimiyyah dalam diri kita sehingga membuat orang-orang di sekitar kita berbunga-bunga. Dengan, kata lain menperingati hari kelahiran Fatimah bermakna mentransformasi diri biasa menjadi luar biasa; diri kurang menjadi lengkap dan sempurna. Di samping itu, kita juga perlu merekontruksi bangunan pola pikir dan paradigma kita dgn kontruksi pola pikir ala Fatimah. Karena biasanya kegagalan mengubah pola sikap itu didahului atau dilatarbelakangi kegagalan mengubah pola pikir. Dan kegagalan melakukan transformasi (perubahan) di dua sisi tersebut menyebabkan Fatimah yang begitu terpuji dan tersanjung dalam teks/ literatur keagamaan justru terpasung oleh pengikut dan pencintanya sendiri.

Terakhir aku ucapkan Salam kepadamu wahai putri Nabi saw di saat engkau dilahirkan, Salam kepadamu saat engkau mengorbankan segalanya demi Kebenaran, Salam kepadamu saat engkau wafat dalam keadaan syahid dan didzalimi dan salam atasmu saat dibangkitkan nanti untuk memberi syafaat kepada pengikut dan pecintanya.. Ya Wajihataan Indallah, Isyfa’i Lanaa Indallah

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: