Pesan Rahbar

Home » » Imam Besar Istiqlal Itu Sang Pejuang Toleransi dan Ukhuwah Sunnah-Syi’ah

Imam Besar Istiqlal Itu Sang Pejuang Toleransi dan Ukhuwah Sunnah-Syi’ah

Written By Unknown on Tuesday 5 April 2016 | 12:52:00


“Lihatlah beberapa hari kedepan setelah pengukuhan Prof.Dr.Nasharuddin Umar menjadi Imam besar Mesjid Istiqlal maka medsos dan situs-situs intoleran takfiri akan ramai menebarkan fitnah dan adu-domba dan konsisten memburukkan karakter beliau karena agenda pecah-belah mereka (Wahabi Takfiri, red) akan mendapat batu sandungan dengan kehadiran Imam besar Istiqlal yang baru yang mengusung toleransi, moderasi, ukhuwah dan Islam Rahmatan Lil Alamin”

Prof.Dr.Nasharuddin Umar: “Masjid Istiqlal harus tetap dengan ciri keislaman bercorak rahmatan lil alamin.

Mantan wakil menteri agama (wamenag) RI, Prof Dr Nasaruddin Umar, dikukuhkan sebagai imam besar Masjid Istiqlal, Jakarta. Pengukuhan itu dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (22/1), di Jakarta.

Dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Nasaruddin menyatakan, jabatan yang diembannya kali ini merupakan amanah yang cukup berat. Prof Nasaruddin berharap bisa melaksanakan amanah tersebut dengan baik.

“Mohon doanya, semoga saya bisa melaksanakan dan menjalankannya dengan baik dan amanah,” ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini. Adapun imam besar Masjid Istiqlal sebelumnya dijabat oleh Prof Dr KH Ali Mustofa Yakub.

Dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengukuhkan Muzammil Basyuni sebagai ketua pengelola Masjid Istiqlal. Jabatan ini sebelumnya dipegang oleh Drs H Mubarok.

Nasaruddin Umar Jadi Imam Besar Masjid Istiqlal

Setelah dikukuhkan oleh Menteri Agama sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal periode 2016-2020, Nasaruddin Umar mengatakan telah memiliki beberapa misi yang akan dia lakukan nantinya. Misi tersebut berkaitan dengan citra yang harus terpancar dari Masjid Istiqlal.

Pertama, Masjid Istiqlal harus tetap menyimbolkan negara. “Dengan ciri keislaman moderat, bercorak rahmatan lil alamin,” ungkapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (22/1).

Kedua, Masjid Istiqlal dinilainya harus menjadi lambang persatuan dan kesatuan umat Islam. “Sebagai simbol pemersatu umat Islam dari berbagai mahzab,” ucap Nasaruddin.

Selain itu, dia mengatakan Masjid Istiqlal juga harus menjadi simbol toleransi antarumat beragama. Hal ini karena ada rumah ibadah agama lain di dekatnya.

Terakhir, Nasaruddin menyebut Masjid Istiqlal perlu menjadi paru-paru spiritual Indonesia. “Kalau hutan itu adalah paru-paru dunia, kita perlu oase dan paru-paru spirutual,” ujar Nasaruddin.




(Satu-Islam/Republika/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: