Pesan Rahbar

Home » » Kisah Bung Karno Suka Pakai Celana Kolor Putih

Kisah Bung Karno Suka Pakai Celana Kolor Putih

Written By Unknown on Monday 4 April 2016 | 02:36:00

Ir Sukarno (Foto: Istimewa)

Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia yang juga merupakan Bapak Proklamator kerap tampil gagah saat acara-acara kenegaraan, baik resmi maupun tidak. Tampilannya sungguh berwibawa dengan jas dan peci hitamnya. Namun, bagaimana kehidupan Bung Karno sehari-hari ketika tinggal di Istana Negara?

Melalui buku yang berjudul "Sewindu Dekat Bung Karno", Bambang Widjanarko menggambar hal yang sangat berbeda. Dalam buku setebal 212 halaman itu, Bambang yang juga mantan ajudan Bung Karno selama delapan tahun tersebut menceritakan, jika pemimpin besar revolusi Tanah Air itu gemar menggunakan celana kolor putih dan kaus oblong jika sedang santai.

Menariknya, celana kolor dan kaus oblong putih yang dikenakan Bung Karno, jarang diganti dengan yang baru. Bahan pakaian santai tersebut terbuat dari katun. Bung Karno, di buku tersebut, digambarkan sebagai sosok yang tidak menyenangi busana berbahan sintetis. Dengan balutan piyama, Bung Karno kerap menutupi celana kolor putih dan kaus oblongnya tersebut. Sangat tampak santai.

Menurut buku tersebut, alasan Bung Karno jarang mengenakan busana santai yang baru lantaran memiliki prinsip, busana yang dikenakannya, makin berusia makin enak dipakai. Bambang juga menggambarkan, jika Bung Karno kerap mengenakan busana santainya tersebut mengelilingi taman Istana, baik di Jakarta, Bogor, atau Tampaksiring.

Bila hari menjelang siang, Bung Karno mengenakan celana panjang dan hem putih lengan pendek yang tidak dimasukkan ke dalam celana, serta memakai sandal kulit. Tidak jarang, Bung Karno malah melepas alas kakinya agar dapat bersentuhan dengan lantai dan tanah.

"Bambang, terserah orang lain mempunyai pendapat yang bagaimana, aku sendiri mempunya keyakinan bahwa antara manusia dan bumi ini berhubungan erat," ujar Bung Karno seperti dikutip dari buku "Sewindu Dekat Bung Karno".

Bung Karno melanjutkan, jika kedekatan manusia dan alam itu bisa terjalin jika tidak ada pembatas.

"Bila seseorang meninggal dunia, kita sering mendengar kata-kata 'dari tanah kembali ke tanah' atau 'dari debu kembali ke debu'. Itulah sebabnya mengapa aku sering meletakkan kakiku yang telanjang ini di atas tanah atau berjalan tanpa alas kaki apa pun. Maksudnya agar kontak langsung dengan bumi tanpa penghalang sandal atau sepatu," ujar Bung Karno, seperti kesaksian Bambang Widjanarko yang ditulis di dalam buku.

Bung Karno memang dikenal sebagai salah satu pemimpin yang ingin dekat dengan alam. Bahkan Istana Negara pun dibuatnya sangat sejuk dengan sejumlah taman dan pepohonan.

"Bumi yang merupakan bagian dari alam semesta inilah yang memberikan hidup kepada kita semua, atas kemurahan Tuhan Yang Maha Esa. Hendaknya kita selalu mendekatkan diri pada bumi atau alam dan jangan terus-menerus mengasingkan diri kita darinya," ujar Bung Karno.

(News-Merah-Putih/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: