Pesan Rahbar

Home » » Sarah Joseph Yang Masuk Islam

Sarah Joseph Yang Masuk Islam

Written By Unknown on Sunday, 10 April 2016 | 04:50:00


Sarah Joseph adalah CEO dan Editor dari majalah gaya hidup emel Muslim dan komentator Muslim Inggris. Dia adalah seorang penulis dan penyiar dan kuliah tentang Islam baik di Inggris dan internasional (Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Timur Jauh). Sarah masuk Islam pada usia 16 pada tahun 1988 setelah dibesarkan sebagai seorang Katolik

sarah joseph adalah putri dari insinyur RAF Joe Askew dan agen model pemilik Valerie Askew. Ibunya mendirikan Badan Pemodelan Askew internasional yang sukses . sarah josep menjalani pendidikan di Sekolah St George [disambiguasi diperlukan], Hanover Square, Mayfair dan St Thomas Sekolah Lebih, Sloane Square, Chelsea. Gelar sarjana nya di Departemen Studi Teologi dan Agama, King College London .

Dia menikah dengan Mahmud al-Rashid, yang merupakan pengacara hak asasi manusia dan salah satu pendiri Asosiasi Pengacara Muslim (AML). Dia adalah Muslim Bangladesh warisan, yang juga terlibat dalam mengedit majalah emel. Dia tinggal di London bersama suaminya dan tiga anak mereka.


Pengakuan

Sarah josep dianugerahi OBE pada 2004 untuk layanan untuk “dialog antar agama dan promosi hak-hak perempuan”.

Dia terdaftar sebagai salah satu dari 500 Muslim di dunia yang paling berpengaruh oleh Georgetown University, The Pusat Al-Waleed Pangeran Bin Talaal untuk Pemahaman Muslim-Kristen dan Royal Islamic Centre Strategis Studi Jordan, dan salah satu dari 100 di Inggris Muslim paling kuat dalam Daya Muslim 100 oleh Carter Anderson.

Pekerjaan radionya telah diakui dengan Gold Award Sony untuk Program Pidato Terbaik untuk Beyond Belief dengan Ernie Rae,. Dan Sandford St Martin Dipercaya Merit Award untuk All Things Considered dengan Roy Jenkins.

Dia adalah anggota dari delegasi Downing Street pasca 7 Juli 2005 pemboman London dan merupakan anggota dari Satuan Tugas Home Office pada ekstremisme sebagai lanjutan dari itu.Sarah Joseph (36) adalah muallaf asli Inggris yang masuk Islam di usia 16 tahun. Jurnalis produktif ini selepas memeluk Islam rajin memberikan kuliah tentang Islam di Inggris dan mancanegara. Kini, di tengah imej negatif Islam di dunia Barat, dia berjuang membangun citra positif Islam melalui media. Salah satunya dengan menerbitkan majalah Emel, sebuah majalah khas yang mengupas seputar gaya hidup Islam. Emel bisa disebut satu-satunya majalah berwarna Islam yang terbit di dataran Britania Raya. Dalam sebuah wawancara dengan harian The Guardian yang terbit di London, Sarah yang dulunya menganut paham Katolik, memprediksi Islam akan punya peran besar ke depan dalam memecahkan berbagai permasalahan dunia. Dia juga banyak bertutur bagaimana seharusnya seorang Muslim yang bermukim di negara Barat berperilaku.

Berikut penuturan ibu tiga anak yang pernah mendapat OBE Awards tahun 2004 (untuk aktifitasnya dalam membangun dialog antar umat beragama) disadur dari beberapa wawancaranya dengan media Inggris.

“Saya hidup selama 16 tahun tanpa Islam. Jadi manusia biasa, menjadi seorang wanita, seorang ibu, dan editor di London. Semua hal itu telah membentuk saya menjadi seorang pribadi yang luwes. Akan tetapi peran saya sebagai seorang ibu terbentuk saat menjadi Muslim,” kata Sarah Joseph. Dikatakannya, seorang Muslim punya hak-hak individu sendiri, ada persyaratan-persyaratan tertentu. Sebagaimana individu lain juga punya hal yang sama tanpa memperhatikan apakah dia Islam atau bukan. Namun dengan menjadi seorang Muslim, seseorang itu akan terbentuk menjadi pribadi yang menghargai hak individu orang lain.

“Saya orang Inggris dan berpikir seperti kebanyakan orang Barat lainnya. Saat saya berkunjung ke negara Islam saya jadi paham aspek-aspek orang Islam, namun saya tidak mau turut campur dengan adat kebiasaan setempat,” imbuhnya. Sarah mengatakan menjadi anggota di dua komunitas berbeda (Inggris dan Islam) memang sulit. Namun dia punya kewajiban untuk menjelaskan tentang Islam sebenarnya. “Saya punya perasaan yang maha dahsyat kala berbicara dengan mereka. Berbicara dari hati ke hati satu sama lain. Saya berikan hidup ini hanya untuk menjadi jembatan diantara dua komunitas ini,” katanya.


(Muhammad-Reyza/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: