Pemerintahan Islam adalah Pemerintahan Tuhan
Alam semesta ini kepunyaan Tuhan, bumi ini kepunyaan Tuhan, negeri ini kepunyaan Tuhan dan bangsa ini kepunyaan Tuhan. Kita hidup karena dihidupkan Tuhan dan kita mati karena dimatikan Tuhan, kita makan dan minum karena diberi rezeki oleh Tuhan, kita diperintah memakmurkan bumi oleh Tuhan dan kita diperintah untuk menegakkan ajaran Tuhan di muka bumi Tuhan. Dan nama Tuhan yang disepakati oleh kaum Yahudi, Nasrani dan Muslim adalah Allah.
‘Aqîdah Ummat Islam tentang Pemerintahan
Sistim pemerintahan yang ditegakkan para nabi dan para washinya---salâm atas mereka---adalah pemerintahan Tuhan atau teokrasi yaitu pemerintahan Allah ‘azza wa jalla, oleh karena itu tidak seorang pun dari mereka yang boleh diperintah atau diatur-atur oleh manusia yang berkuasa.
Islam lebih dari teokrasi, sebab di bumi ini hanya ada satu pemerintahan, yakni pemerintahan Tuhan, dan setiap penguasa dari berbagai negeri, wajib tunduk kepada Islam, kepada satu pemerintahan Tuhan. Rasûlullâh saw telah mengirim surat kepada para penguasa yang antara lain kepada Muqauqis Raja Mesir, Heraqlius (Hercules) Kaisar Romawi, Najâsyi Raja Ethiopia dan Kisrâ Raja Persia.
Kepada Raja Najâsyi di Negara Ethiopia
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dari Muhammad Rasûlullâh kepada Al-Najâsyi penguasa Ethiopia. Salam atas orang yang mengikuti petunjuk. Adapun kemudian. Sesungguhnya kepadamu aku memuji Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Raja yang Suci yang memberikan keselamatan yang memberikan keamanan lagi yang maha menjaga. Dan aku bersaksi bahwa ‘Îsâ putra Maryam itu Rûh Allah (rûh ciptaan Allah) dan kalimat-Nya yang dilemparkan-Nya kepada Maryam yang suci lagi baik yang menjaga kehormatan dirinya, lalu dia mengandung ‘Îsâ dari rûh-Nya dan tiupan-Nya sebagaimana Dia telah menciptakan Ãdam dengan tangan-Nya (kuasa-Nya).Dan sesungguhnya aku menyerumu kepada Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya dan menyerumu untuk menjadi orang yang taat kepada-Nya, dan kamu (wajib) mengikutiku serta meyakini ajaran yang kubawa, maka sesungguhnya aku utusan Allah. Dan sesungguhnya aku menyerumu dan bala-tentaramu kepada Allah ‘azza wa jalla. Sungguh telah kusampaikan dan kupesankan, maka terimalah nasihatku dan salâm atas orang yang mengikuti petunjuk.
Kepada Kaisar Romawi
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dari Muhammad bin ‘Abdullâh kepada Hercules pembesar Romawi. Salâm atas orang yang mengikuti petunjuk. Adapun kemudian. Sesungguhnya aku menyerumu dengan seruan Islam, berserahdirilah pasti kamu selamat, Allah memberimu pahala dua kali, tetapi jika kamu berpaling, maka kamu akan memikul dosa rakyat. Wahai Ahlul kitab, kemarilah kepada kalimat yang sama di antara kami dan kamu, bahwa kita tidak boleh mengabdi selain kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai arbâb (marja ‘ yang menyaingi hukum-Nya) selain Allah. Maka bila mereka berpaling, katakanlah; Saksikanlah oleh kalian bahwa kami orang-orang yang berserahdiri.
Kepada Al-Muqauqis Raja Mesir
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dari Utusan Allah kepada Penguasa Mesir. Adapun kemudian, sesungguhnya Allah telah mengutusku sebagai rasûl, dan telah menurunkan padaku sebuah kitab Quran yang menyjelaskan, dan Dia telah menyuruhku untuk memberi maaf dan memberikan peringatan dan memerangi orang-orang kâfir hingga mereka memeluk ajaranku dan rakyat memasukinya. Aku menyerumu untuk menyatakan keesaan-Nya yang maha tinggi, jika kamu lakukan, maka kamu beruntung, dan bila kamu enggan, niscaya kamu celaka. Wassalâm.
Kepada Kisrâ Raja Persia
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dari Muhammad Rasûlullâh kepada Pembesar Persia. Salâm atas orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan Rasûl-Nya, bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah sendiri-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya. Aku menyerumu dengan seruan Allah, maka sesungguhnya aku utusan Allah kepada ummat manusia seluruhnya, untuk memberikan peringatan kepada orang yang hidup dan menegaskan perkataan atas orang-orang kâfir . Berserahdirilah kamu niscaya kamu selamat, jika kamu enggan maka kamu akan memikul doa kaum majûsi.
Isi surat Rasûlullâh saw itu merupakan peringatan dan tuntutan bahwa apabila anda sebagai kepala pemerintahan, dan anda tidak mau memikul dosa-dosa rakyat yang anda pimpin, maka solusinya berserahdiri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya.
Nabi Sulaimân as mengirim surat kepada Ratu Balqis berupa ultimatum supaya mereka tidak menyombongkan diri dan datang dalam keadaan berserahdiri kepadanya.
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَ إِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. أَلاَّ تَعْلُوا عَلَيَّ وَ أْتُونِي مُسْلِمِينَ
Sesungguhnya (surat ini) dari Sulaimân dan sesungguhnya dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Janganlah kalian berlaku sombong terhadapku, dan datanglah kepadaku dalam keadaan berserahdiri.
Para nabi as seringkali dianggap ancaman oleh para penguasa yang zalim pada zamannya masing-masing, maka banyak nabi Allah yang diusir, diperangi, dibunuh, direbut kekuasannya dan ditindas para washi yang menggantikannya.
Ketika musuh-musuh para nabi as itu berkuasa, maka beralihlah sistim pemerintahan, dari teokrasi kepada autokrasi atau demokrasi.
Dalam sistim pemerintahan autokrasi, kekuasaan itu di tangan manusia-manusia yang menjadi raja dan ratu yang kekuasaannya tidak terbatas, dan mereka mengklaim bahwa suara raja adalah suara Tuhan sehingga para raja dengan seenaknya menindas manusia yang menjadi budaknya atau rakyatnya. Kemudian ketika dirasakan kekuasaan raja itu sangat zalim, maka di sebagian belahan bumi, bangkitlah rakyat yang merasa terzalimi itu untuk merebut kekuasaan dari para tiran, kemudian setelah berhasil merebut kekuasaan, mereka mendirikan sistim pemerintahan demokrasi, yakni kekuasaan itu ada di tangan rakyat hingga suara rakyat itu juga dianggap sebagai suara Tuhan (vox populi vox dei ).
Dalam pemerintahan teokrasi, yang berdaulat mutlak adalah Allah Tuhan yang satu, Dia yang telah mengutus para nabi untuk mengelola ummat manusia. Dalam sistim teokrasi, ajaran yang berlaku hanya ajaran Allah, syarî‘ah yang berlaku hanya syarî‘ah Allah dan hukum yang berlaku hanya hukum Allah. Dan orang-orang yang menjalankan hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah Yang Maha Adil, maka mereka diberi label dan julukan kâfirîn, zhâlimîn dan fâsiqîn .
Mengapakah kalau kita tidak menerapkan hukum-hukum yang Allah turunkan disebut kâfir, zhâlim dan fâsiq ? Kita dijuluki begitu, karena kita punya anggapan ada hukum lain selain hukum Allah yang lebih baik, lebih adil dan lebih bijak, yaitu hukum-hukum bikinan kita sendiri atau manusia yang lainnya.
Secara fisik, manusia semua telah berserah diri kepada Allah ‘azza wa jalla, apakah dihidupkan atau dimatikan, dihitamkan atau diputihkan, disakitkan atau disehatkan, semuanya terserah kepada Rabb yang maha mengatur, namun secara ruhani, kita seringkali membantah Allah ‘azza wa jalla, buktinya ajaran yang berlaku bukan ajaran-Nya, hukum yang berlaku bukan hukum-Nya, aturan yang berlaku bukan aturan-Nya, undang-undang yang berlaku bukanlah undang-undang-Nya dan sistim pemerintahan yang berlaku bukan sistim pemerintahan-Nya. Maka Tuhan mengecam dan mengancam kita semua.
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيها هُدىً وَ نُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هادُوا وَ الرَّبَّانِيُّونَ وَ الأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتابِ اللَّهِ وَ كانُوا عَلَيْهِ شُهَداءَ فَلا تَخْشَوُا النَّاسَ وَ اخْشَوْنِ وَ لاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِما أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولئِكَ هُمُ الْكافِرُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Taurâh di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya yang dengan kitab itu diputuskan perkara kepada orang-orang yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim rabbâni mereka dan para pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan menjaga kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak menghukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang yang kâfir.
وَ كَتَبْنا عَلَيْهِمْ فِيها أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَ الْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَ الْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَ الْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَ السِّنَّ بِالسِّنِّ وَ الْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِما أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (Taurat) bahwa jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka pun ada balasannya. Barang siapa yang melepaskan (hak balas) nya, maka dia melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara (menghukum) menurut hukum yang telah diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang yang zhâlim.
وَ لْيَحْكُمْ أَهْلُ الإِنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِما أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ
Dan hendaklah para pengikut Al-Injîl, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang yang fâsiq.
Jika pemerintah dan rakyat dari negeri mana pun tidak memakai hukum Tuhan, maka akan dikenakan kepada mereka tiga julukan di atas: 1. Kâfir, yaitu menolak hukum-hukum yang Allah turunkan. 2. Zhâlim, yaitu memakai hukum yang lain dengan meninggalkan hukum yang Allah turunkan. 3. Fâsiq, yaitu durhaka kepada Tuhan karena tidak mematuhi hukum yang Allah turunkan.
Di negeri mana pun, bila para penguasanya tidak menegakkan kebenaran menurut ajaran Allah yang maha benar, kaum wanitanya tidak menutup aurat sebagaimana diperintahkan-Nya, anak-anak mudanya senantiasa berbuat maksiat kepada-Nya, orang-orang tuanya dan para gurunya tidak peduli lagi dengan sistim pendidikan yang diturunkan-Nya, dan para ulamanya tidak lagi menunjuki bangsa ini ke jalan-Nya. Dan seandainya mereka terus-menerus durhaka kepada-Nya, maka satu saat mereka ini akan disapu bersih dengan siksa-Nya yang maha keras, dan ini merupakan ancaman-Nya.
وَ إِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلاَّ نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
Tidak ada satu negeri pun (yang durhaka bangsanya) melainkan Kami akan membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami azab penduduknya dengan azab yang sangat keras. Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Al-Kitâb.
Dalam Al-Taurâh, Al-Injîl dan Al-Qurãn, ummat manusia diperintah untuk menegakkan ajaran-Nya. Mûsâ, ‘Îsâ dan Muhammad---salâm bagi mereka---telah menjelaskan dan menegakkan pemerintahan Allah di bumi-Nya ini, namun setelah mereka wafat, bermunculan orang-orang yang merubah sistim pemerintahan itu dengan sistim yang lain.
Kedatangan para rasûl dengan membawa ajaran Tuhannya bukanlah ancaman bagi para raja dan penguasa di dunia ini, sebab buat orang-orang suci, nilai kekuasaan itu tidak lebih dari tali sandal jepit yang putus yang tidak begitu berharga, dan mereka tidak pernah berambisi untuk itu, mereka hanya ingin menegakkan hukum-hukum Allah ‘azza wa jalla di bumi-Nya ini sesuai dengan instruksi-Nya.
Nilai-nilai yang baik dan luhur (kearifan lokal) dari setiap bangsa yang tidak bertentangan dengan hukum-hukum-Nya, apakah yang ada di sistim autokrasi, demokari, emirat, kesultanan, kekaisaran dan yang lainnya tidak akan pernah dilenyapkan dan para penguasanya akan tetap berkuasa asalkan ajaran Allah ‘azza wa jalla dijadikan acuannya. Sebagai contoh, raja keristen dari Ethiopia yang bernama Najâsyi setelah dia menerima ajaran Allah sebagai sistim pemerintahan di daerah kekuasaannya, tetap saja dia sebagai raja, dan bahkan lebih mulia lagi terhormat hingga Nabi saw berduka ketika mendengar raja itu meningal dan beliau menshalatkan jenazahnya, sebab jenazahnya ditampakkan bagi beliau.
Dalam pemerintahan teokratis, kekuasaan tertinggi dipegang manusia pilihan-Nya (para nabi dan para washi), dan manusia pilihan Tuhanlah yang mengangkat berbagai kepala pemerintahan di muka bumi ini, apakah yang gelarannya itu gubernur, presiden, raja, kaisar, amir, sultan atau yang lainnya. Sebagai contoh, Rasûlullâh saw ketika keluar dari Al-Madînah beliau mengangkat ‘Ali bin Abî Thâlib as sebagai orang yang berkuasa di negri itu, beliau saw mengangkat Al-A‘lâ bin Al-Hadhrami sebagai gubernur untuk Bahrain, dan mengangkat Mâlik bin Nuwairah sebagai perwakilan Nabi saw di negerinya.
Imam ‘Ali bin Abî Thâlib as ketika menerapkan teokrasi, dia mengangkat Ibnu ‘Abbâs sebagai gubernur untuk Irak, Asy‘ats bin Qais gubernur untuk Azarbaijan, Muhammad putra Abû Bakr sebagai gubernur untuk Mesir dan Mâlik bin Al-Hârits Al-Asytar sebagai kepala pemerintahan untuk Mesir. Maka Australia, Indonesia, Malaysia sampai ke benua Eropa dan Amerika bukanlah negara lagi melainkan wilayah yang para gubernurnya atau para kepala pemerintahannya akan ditentukan oleh orang nomor satu di muka bumi ini, tidak diserahkan kepada rakyat untuk dipilih secara demokratis.
Imam ‘Ali as setiap kali mengangkat manusia pilihannya, beliau memberikan pembekalan dengan sejumlah pesan, dan pesan-pesannya itu masih tetap aktual hingga saat ini, sebab mengandung nilai-nilai yang universal. Dan di bawah ini, saya turunkan terjemahannya dari pesan beliau kepada kepala pemerintahan Mesir yang beliau angkat, dan mudah-mudahan dapat dijadikan nasihat dan rujukan oleh para pemimpin, baik yang ada di lembaga legislatif, yudikatif maupun para pemimpin yang duduk di pemerintahan, khususnya untuk presiden yang terpilih.
Instruksi Imam ‘Ali kepada Gubernur Mesir Mâlik bin Al-Hârits Al-Asytar Al-Nakha‘i
Ini merupakan dokumen negara yang sangat penting dan harus dijadikan pegangan oleh para kepala pemerintahan yang muslim di belahan bumi mana pun demi pencitraan Islam yang baik nan indah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ هَذَا مَا أَمَرَ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ عَلِيٌّ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ مَالِكَ بْنَ الْحَارِثِ الأَشْتَرَ فِي عَهْدِهِ إِلَيْهِ حِينَ وَلاَّهُ مِصْرَ جِبَايَةَ خَرَاجِهَا وَ جِهَادَ عَدُوِّهَا وَ اسْتِصْلاَحَ أَهْلِهَا وَ عِمَارَةَ بِلاَدِهَا
Bismillâhirrahmânirrahîm (dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang). Ini instruksi dari hamba Allah ‘Ali Amîrul Mu`minîn kepada Mâlik bin Al-Hârits Al-Asytar yang telah mengangkatnya menjadi kepala pemerintahan Mesir perihal memungut pajak, memerangi musuh, mensejahteraan rakyat dan memakmurkan negeri.
أَمَرَهُ بِتَقْوَى اللَّهِ وَ إِيْثَارِ طَاعَتِهِ وَ اتِّبَاعِ مَا أَمَرَ بِهِ فِي كِتَابِهِ مِنْ فَرَائِضِهِ وَ سُنَنِهِ الَّتِي لاَ يَسْعَدُ أَحَدٌ إِلاَّ بِاتِّبَاعِهَا وَ لاَ يَشْقَى إِلاَّ مَعَ جُحُودِهَا وَ إِضَاعَتِهَا وَ أَنْ يَنْصُرَ اللَّهَ سُبْحَانَهُ بِقَلْبِهِ وَ يَدِهِ وَ لِسَانِهِ فَإِنَّهُ جَلَّ اسْمُهُ قَدْ تَكَفَّلَ بِنَصْرِ مَنْ نَصَرَهُ وَ إِعْزَازِ مَنْ أَعَزَّهُ وَ أَمَرَهُ أَنْ يَكْسِرَ نَفْسَهُ مِنَ الشَّهَوَاتِ وَ يَزَعَهَا عِنْدَ الْجَمَحَاتِ فَإِنَّ النَّفْسَ أَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ اللَّهُ
Kepadanya dia memerintahkan supaya ber-taqwâ kepada Allah, taat kepada-Nya dan mengikuti semua perintah yang tertuang di dalam Kitab-Nya, baik yang mengandung perkara wajib maupun yang bersifat anjuran yang seseorang tidak akan memperoleh keberuntungan kecuali dengan mengikutinya, dan sebaliknya akan celaka orang yang menentang dan mengabaikannya. Dan dia mesti membela ajaran Allah yang maha suci dengan hati, tangan dan lidahnya, sebab sesungguhnya Dia yang mulia nama-Nya akan menolong orang yang membela-Nya dan memuliakan orang yang memuliakan-Nya. Dan dia memerintahkannya untuk menahan dan mengendalikan diri dari hawa nafsu dan memeranginya, sebab hawa nafsu itu menyuruh melakukan keburukan, kecuali yang mendapatkan rahmat Allah.
ثُمَّ اعْلَمْ يَا مَالِكُ أَنِّي قَدْ وَجَّهْتُكَ إِلَى بِلَادٍ قَدْ جَرَتْ عَلَيْهَا دُوَلٌ قَبْلَكَ مِنْ عَدْلٍ وَ جَوْرٍ وَ أَنَّ النَّاسَ يَنْظُرُونَ مِنْ أُمُورِكَ فِي مِثْلِ مَا كُنْتَ تَنْظُرُ فِيهِ مِنْ أُمُورِ الْوُلاَةِ قَبْلَكَ وَ يَقُولُونَ فِيكَ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِيهِمْ وَ إِنَّمَا يُسْتَدَلُّ عَلَى الصَّالِحِينَ بِمَا يُجْرِي اللَّهُ لَهُمْ عَلَى أَلْسُنِ عِبَادِهِ فَلْيَكُنْ أَحَبَّ الذَّخَائِرِ إِلَيْكَ ذَخِيرَةُ الْعَمَلِ الصَّالِحِ فَامْلِكْ هَوَاكَ وَ شُحَّ بِنَفْسِكَ عَمَّا لاَ يَحِلُّ لَكَ فَإِنَّ الشُّحَّ بِالنَّفْسِ الإِنْصَافُ مِنْهَا فِيمَا أَحَبَّتْ أَوْ كَرِهَتْ وَ أَشْعِرْ قَلْبَكَ الرَّحْمَةَ لِلرَّعِيَّةِ وَ الْمَحَبَّةَ لَهُمْ وَ اللُّطْفَ بِهِمْ وَ لاَ تَكُونَنَّ عَلَيْهِمْ سَبُعًا ضَارِيًا تَغْتَنِمُ أَكْلَهُمْ
Kemudian ketahuilah wahai Mâlik, aku menugaskanmu di kawasan yang pernah dikuasai beberapa pemerintah, di sana penguasa silih berganti, ada penguasa yang berlaku adil dan ada yang bertindak zalim, nanti rakyat akan melihat kepemimpinanmu sebagaimana kamu melihat para penguasa sebelummu. Mereka akan mengatakan tentang dirimu apa yang tidak kamu katakan tentang mereka, dalam hal ini prestasi manusia-manusia yang saleh akan Allah alirkan melalui lidah hamba-hamba-Nya, maka jadikanlah tabungan amal saleh itu merupakan tabungan yang paling kamu sukai. Kendalikan hawa nafsu dan jauhkan diri dari perkara yang tidak halal, maka menjaga diri itu berarti waspada terhadap sesuatu yang dicinta dan yang dibenci. Bangkitkan di hatimu rasa cinta dan sayang kepada rakyat, hendaklah kamu bersikap ramah kepada mereka, dan janganlah seperti binatang buas yang hendak me-nerkan mangsanya.
فَإِنَّهُمْ صِنْفَانِ إِمَّا أَخٌ لَكَ فِي الدِّينِ وَ إِمَّا نَظِيرٌ لَكَ فِي الْخَلْقِ يَفْرُطُ مِنْهُمُ الزَّلَلُ وَ تَعْرِضُ لَهُمُ الْعِلَلُ وَ يُؤْتَى عَلَى أَيْدِيهِمْ فِي الْعَمْدِ وَ الْخَطَإِ فَأَعْطِهِمْ مِنْ عَفْوِكَ وَ صَفْحِكَ مِثْلِ الَّذِي تُحِبُّ وَ تَرْضَى أَنْ يُعْطِيَكَ اللَّهُ مِنْ عَفْوِهِ وَ صَفْحِهِ
Rakyat itu ada dua golongan: Saudaramu seajaran dan saudaramu sesama manusia. Di antara mereka ada yang berbuat salah dan mengajukan maaf, dan di antaranya lagi ada yang melakukan kesalahan dengan sengaja atau karena kelalaian, karena itu berilah mereka maaf dan ampunan, pasti mereka akan suka sebagaimana kamu juga akan merasa senang bila mendapat maaf dan ampunan dari Allah.
فَإِنَّكَ فَوْقَهُمْ وَ وَالِي الأَمْرِ عَلَيْكَ فَوْقَكَ وَ اللَّهُ فَوْقَ مَنْ وَلَّاكَ وَ قَدِ اسْتَكْفَاكَ أَمْرَهُمْ وَ ابْتَلَاكَ بِهِمْ
Kedudukanmu memang lebih tinggi dari mereka, tetapi kedudukan imam (yang Allah ridoi) lebih tinggi darimu, dan kedudukan Allah lebih tinggi dari orang yang mengangkatmu sebagai penguasa. Dialah yang menjadikanmu mengelola rakyat, dan Dia mengujimu dengan mereka.
وَ لاَ تَنْصِبَنَّ نَفْسَكَ لِحَرْبِ اللَّهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدَ لَكَ بِنِقْمَتِهِ وَ لاَ غِنَى بِكَ عَنْ عَفْوِهِ وَ رَحْمَتِهِ وَ لاَ تَنْدَمَنَّ عَلَى عَفْوٍ وَ لاَ تَبْجَحَنَّ بِعُقُوبَةٍ وَ لاَ تُسْرِعَنَّ إِلَى بَادِرَةٍ وَجَدْتَ مِنْهَا مَنْدُوحَةً
Janganlah sekali-kali kamu melanggar perintah Allah, sebab kamu tidak akan sanggup menahan siksa-Nya, dan kamu tidak sanggup hidup tanpa ampunan dan rahmat-Nya. Janganlah kamu sesali atas pemberian maaf, janganlah bersuka cita dengan perberian hukuman, dan janganlah kamu tergesa-gesa dalam memberikan kutukan selama masih bisa ditemukan jalan keluar dari suatu permasalahan.
وَ لاَ تَقُولَنَّ إِنِّي مُؤَمَّرٌ آمُرُ فَأُطَاعُ فَإِنَّ ذَلِكَ إِدْغَالٌ فِي الْقَلْبِ وَ مَنْهَكَةٌ لِلدِّينِ وَ تَقَرُّبٌ مِنَ الْغِيَرِ وَ إِذَا أَحْدَثَ لَكَ مَا أَنْتَ فِيهِ مِنْ سُلْطَانِكَ أُبَّهَةً أَوْ مَخِيلَةً فَانْظُرْ إِلَى عِظَمِ مُلْكِ اللَّهِ فَوْقَكَ وَ قُدْرَتِهِ مِنْكَ عَلَى مَا لاَ تَقْدِرُ عَلَيْهِ مِنْ نَفْسِكَ فَإِنَّ ذَلِكَ يُطَامِنُ إِلَيْكَ مِنْ طِمَاحِكَ وَ يَكُفُّ عَنْكَ مِنْ غَرْبِكَ وَ يَفِيءُ إِلَيْكَ بِمَا عَزَبَ عَنْكَ مِنْ عَقْلِكَ إِيَّاكَ وَ مُسَامَاةَ اللَّهِ فِي عَظَمَتِهِ وَ التَّشَبُّهَ بِهِ فِي جَبَرُوتِهِ فَإِنَّ اللَّهَ يُذِلُّ كُلَّ جَبَّارٍ وَ يُهِينُ كُلَّ مُخْتَالٍ
Janganlah sekali-kali kamu katakan, “Aku seorang pejabat, dan perintahku mesti diturut.” Karena ungkapan yang demikian itu akan merusak hati, menghancurkan Islam dan menjerumuskanmu ke jurang kehancuran. Jika kamu merasa bangga dan angkuh dengan jabatan tersebut, maka ingatlah kerajaan Allah dan kekuasaan-Nya yang jauh lebih besar dari kekuasaanmu, dan mengingat kekuasaan Allah itu akan membuatmu rendah hati, tidak sombong dan menjadikanmu lebih bijak. Janganlah kamu menyamakan diri dengan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya, sebab Allah akan merendahkan setiap orang yang sombong dan menghinakan setiap orang yang angkuh.
أَنْصِفِ اللَّهَ وَ أَنْصِفِ النَّاسَ مِنْ نَفْسِكَ وَ مِنْ خَاصَّةِ أَهْلِكَ وَ مَنْ لَكَ فِيهِ هَوًى مِنْ رَعِيَّتِكَ فَإِنَّكَ إِلاَّ تَفْعَلْ تَظْلِمْ وَ مَنْ ظَلَمَ عِبَادَ اللَّهِ كَانَ اللَّهُ خَصْمَهُ دُونَ عِبَادِهِ وَ مَنْ خَاصَمَهُ اللَّهُ أَدْحَضَ حُجَّتَهُ وَ كَانَ لِلَّهِ حَرْبًا حَتَّى يَنْزِعَ أَوْ يَتُوبَ وَ لَيْسَ شَيْءٌ أَدْعَى إِلَى تَغْيِيرِ نِعْمَةِ اللَّهِ وَ تَعْجِيلِ نِقْمَتِهِ مِنْ إِقَامَةٍ عَلَى ظُلْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ دَعْوَةَ الْمُضْطَهَدِينَ وَ هُوَ لِلظَّالِمِينَ بِالْمِرْصَادِ
Kamu mesti takut kepada Allah dan berlaku adil kepada manusia; tidak mengutamakan dirimu, keluargamu dan orang-orang yang kamu cintai. Dan jika hal itu kamu lakukan, maka kamu telah berbuat zalim. Dan barang siapa yang zalim kepada hamba Allah, maka Allah akan menjadi musuhnya, bukan hanya mereka. Barang siapa yang dimusuhi Allah, pasti argumennya akan kalah, dan Allah akan memusuhinya sampai dia mengakhiri kezalimannya dan bertobat. Tidak ada perbuatan yang sangat cepat dalam menghilangkan nikmat dan mendatangkan laknat selain kezaliman, sebab Allah mendengarkan doa orang-orang yang teraniaya, dan Dia akan menjadi musuh bagi orang-orang yang melakukan kezaliman.
وَ لْيَكُنْ أَحَبَّ الأُمُورِ إِلَيْكَ أَوْسَطُهَا فِي الْحَقِّ وَ أَعَمُّهَا فِي الْعَدْلِ وَ أَجْمَعُهَا لِرِضَى الرَّعِيَّةِ فَإِنَّ سُخْطَ الْعَامَّةِ يُجْحِفُ بِرِضَى الْخَاصَّةِ وَ إِنَّ سُخْطَ الْخَاصَّةِ يُغْتَفَرُ مَعَ رِضَى الْعَامَّةِ
Jadilah kamu pecinta kebenaran, keadilan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, sebab kebencian rakyat dapat melenyapkan kepatuhan orang-orang tertentu, dan sebaliknya kebencian orang-orang tertentu dapat dikalahkan oleh kesetiaan rakyat.
وَ لَيْسَ أَحَدٌ مِنَ الرَّعِيَّةِ أَثْقَلَ عَلَى الْوَالِي مَئُونَةً فِي الرَّخَاءِ وَ أَقَلَّ مَعُونَةً لَهُ فِي الْبَلَاءِ وَ أَكْرَهَ لِلْإِنْصَافِ وَ أَسْأَلَ بِالْإِلْحَافِ وَ أَقَلَّ شُكْرًا عِنْدَ الإِعْطَاءِ وَ أَبْطَأَ عُذْرًا عِنْدَ الْمَنْعِ وَ أَضْعَفَ صَبْرًا عِنْدَ مُلِمَّاتِ الدَّهْرِ مِنْ أَهْلِ الْخَاصَّةِ
Yang menjadi beban berat pemimpin adalah adanya orang-orang elite dari kalangan rakyat yang suka berpoya-poya, sedikit kontribusinya ketika terjadi musibah, tidak suka kepada keadilan, banyak permintaan, sedikit syukurnya jika diberi, lambat memberi uzurnya jika dilarang dan tidak sabar bila mereka ditimpa musibah.
وَ إِنَّمَا عِمَادُ الدِّينِ وَ جِمَاعُ الْمُسْلِمِينَ وَ الْعُدَّةُ لِلْأَعْدَاءِ الْعَامَّةُ مِنَ الأُمَّةِ فَلْيَكُنْ صِغْوُكَ لَهُمْ وَ مَيْلُكَ مَعَهُمْ وَ لْيَكُنْ أَبْعَدَ رَعِيَّتِكَ مِنْكَ وَ أَشْنَأَهُمْ عِنْدَكَ أَطْلَبُهُمْ لِمَعَايِبِ النَّاسِ فَإِنَّ فِي النَّاسِ عُيُوبًا الْوَالِي أَحَقُّ مَنْ سَتَرَهَا
Rakyat muslim pendukung utama ajaran, dan persatuan ummat adalah kekuatan yang ampuh untuk melawan musuh, oleh karena itu hendaklah kamu memperhatikan kepentingan mereka. Kamu mesti mengawasi kelemahan rakyatmu yang jauh darimu dan bahkan mereka yang membecimu, setiap orang punya kelemahan dan pemimpin adalah orang pertama yang berkewajiban menutupi kelemahan tersebut.
فَلاَ تَكْشِفَنَّ عَمَّا غَابَ عَنْكَ مِنْهَا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ تَطْهِيرُ مَا ظَهَرَ لَكَ وَ اللَّهُ يَحْكُمُ عَلَى مَا غَابَ عَنْكَ فَاسْتُرِ الْعَوْرَةَ مَا اسْتَطَعْتَ يَسْتُرِ اللَّهُ مِنْكَ مَا تُحِبُّ سَتْرَهُ مِنْ رَعِيَّتِكَ
Janganlah kamu ungkapkan sesuatu yang tidak kamu ketahui, kamu hanya diminta meluruskan yang tampak, adapun yang tidak terlihat, itu urusan Allah, sebab itu tutupilah setiap cela sedapat-dapatnya, niscaya Allah akan menutup celamu sebagaimana kamu suka menutup cela rakyatmu.
أَطْلِقْ عَنِ النَّاسِ عُقْدَةَ كُلِّ حِقْدٍ وَ اقْطَعْ عَنْكَ سَبَبَ كُلِّ وِتْرٍ وَ تَغَابَ عَنْ كُلِّ مَا لاَ يَضِحُ لَكَ وَ لاَ تَعْجَلَنَّ إِلَى تَصْدِيقِ سَاعٍ فَإِنَّ السَّاعِيَ غَاشٌّ وَ إِنْ تَشَبَّهَ بِالنَّاصِحِينَ
Lepaskanlah semua tekanan dan keresahan rakyat, jauhilah segala yang akan mendatangkan permusuhan, hiraukanlah persoalan yang tidak jelas duduk perkaranya, janganlah cepat mempercayai provokator, sebab pekerjaannya bersifat memanipulasi walaupun lagaknya seperti penasihat yang tulus.
وَ لاَ تُدْخِلَنَّ فِي مَشُورَتِكَ بَخِيلاً يَعْدِلُ بِكَ عَنِ الْفَضْلِ وَ يَعِدُكَ الْفَقْرَ وَ لاَ جَبَاناً يُضْعِفُكَ عَنِ الأُمُورِ وَ لاَ حَرِيصًا يُزَيِّنُ لَكَ الشَّرَهَ بِالْجَوْرِ فَإِنَّ الْبُخْلَ وَ الْجُبْنَ وَ الْحِرْصَ غَرَائِزُ شَتَّى يَجْمَعُهَا سُوءُ الظَّنِّ بِاللَّهِ
Janganlah memilih orang yang bakhil untuk menjadi penasihat, sebab dia tidak bisa bekerja tanpa pamrih, dan dia akan menakut-nakutimu dengan ancaman kemiskinan, janganlah kamu memilih pengecut, sebab mereka akan melemahkan dirimu dalam banyak hal, dan janganlah kamu memilih orang yang rakus, karena dia akan merongrong kekayaan negara secara ilegal. Sungguh sifat kikir, pengecut dan rakus itu berbeda, namun semuanya akan membawa akibat yang buruk bagi jalan Allah.
إِنَّ شَرَّ وُزَرَائِكَ مَنْ كَانَ لِلْأَشْرَارِ قَبْلَكَ وَزِيرًا وَ مَنْ شَرِكَهُمْ فِي الآثَامِ فَلاَ يَكُونَنَّ لَكَ بِطَانَةً فَإِنَّهُمْ أَعْوَانُ الأَثَمَةِ وَ إِخْوَانُ الظَّلَمَةِ وَ أَنْتَ وَاجِدٌ مِنْهُمْ خَيْرَ الْخَلَفِ مِمَّنْ لَهُ مِثْلُ آرَائِهِمْ وَ نَفَاذِهِمْ وَ لَيْسَ عَلَيْهِ مِثْلُ آصَارِهِمْ وَ أَوْزَارِهِمْ وَ آثَامِهِمْ مِمَّنْ لَمْ يُعَاوِنْ ظَالِمًا عَلَى ظُلْمِهِ وَ لاَ آثِمًا عَلَى إِثْمِهِ أُولَئِكَ أَخَفُّ عَلَيْكَ مَئُونَةً وَ أَحْسَنُ لَكَ مَعُونَةً وَ أَحْنَى عَلَيْكَ عَطْفًا وَ أَقَلُّ لِغَيْرِكَ إِلْفًا فَاتَّخِذْ أُولَئِكَ خَاصَّةً لِخَلَوَاتِكَ وَ حَفَلَاتِكَ
Para menteri yang tidak baik itu adalah orang-orang yang terbiasa berbuat tidak baik sebelum kamu jadi pemimpin, oleh sebab itu mereka tidak akan membantumu, justru akan menyokong para penjahat. Jika ada yang begitu, kamu segera mengganti mereka dengan orang lain yang punya intelektualitas dan integritas, selain sifat itu, mereka harus benci terhadap adanya penyelewengan dan tidak mentolerir tindak kezaliman dan kejahatan lainnya. Orang-orang semacam itu tidak banyak mengeluarkan biaya, mereka akan sangat besar bantuan dan jasanya, dan mereka akan bekerja sama serta setia kepadamu, oleh karena itu jadikanlah mereka itu penasihat dan pembatumu.
ثُمَّ لْيَكُنْ آثَرُهُمْ عِنْدَكَ أَقْوَلَهُمْ بِمُرِّ الْحَقِّ لَكَ وَ أَقَلَّهُمْ مُسَاعَدَةً فِيمَا يَكُونُ مِنْكَ مِمَّا كَرِهَ اللَّهُ لِأَوْلِيَائِهِ وَاقِعًا ذَلِكَ مِنْ هَوَاكَ حَيْثُ وَقَعَ وَ الْصَقْ بِأَهْلِ الْوَرَعِ وَ الصِّدْقِ. ثُمَّ رُضْهُمْ عَلَى أَلاَّ يُطْرُوكَ وَ لاَ يَبْجَحُوكَ بِبَاطِلٍ لَمْ تَفْعَلْهُ فَإِنَّ كَثْرَةَ الإِطْرَاءِ تُحْدِثُ الزَّهْوَ وَ تُدْنِي مِنَ الْعِزَّةِ
Kemudian orang yang berani berkata benar kepadamu walaupun terasa pahit dan orang yang paling sedikit terlibat dalam perbuatan yang mengundang murka Allah atas para penguasa, andaikan hal itu terjadi atas dirimu. Kemudian orang yang punya sifat wara‘ (berlaku hati-hati agar tidak melanggar) dan jujur, mereka bukan tipe penjilat yang suka memuji-mujimu atau membesar-besarkan apa yang sebenarnya tidak kamu lakukan, sebab sanjungan itu suka membuat orang menjadi angkuh dan sombong.
وَ لاَ يَكُونَنَّ الْمُحْسِنُ وَ الْمُسِيءُ عِنْدَكَ بِمَنْزِلَةٍ سَوَاءٍ فَإِنَّ فِي ذَلِكَ تَزْهِيدًا لِأَهْلِ الإِحْسَانِ فِي الإِحْسَانِ وَ تَدْرِيبًا لِأَهْلِ الإِسَاءَةِ عَلَى الإِسَاءَةِ وَ أَلْزِمْ كُلاًّ مِنْهُمْ مَا أَلْزَمَ نَفْسَهُ
Orang yang baik dan orang yang tidak baik janganlah dipandang sama (dalam perekrutan), sebab hal yang demikian itu akan membuat orang yang baik enggan bekerja untuk kebaikan dan juga akan mendorong orang-orang yang tidak baik lainnya akan lebih leluasa dalam melakukan keburukannya, tempatkanlah mereka sesuai dengan keadaannya.
وَ اعْلَمْ أَنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ بِأَدْعَى إِلَى حُسْنِ ظَنِّ رَاعٍ بِرَعِيَّتِهِ مِنْ إِحْسَانِهِ إِلَيْهِمْ وَ تَخْفِيفِهِ الْمَئُونَاتِ عَلَيْهِمْ وَ تَرْكِ اسْتِكْرَاهِهِ إِيَّاهُمْ عَلَى مَا لَيْسَ لَهُ قِبَلَهُمْ فَلْيَكُنْ مِنْكَ فِي ذَلِكَ أَمْرٌ يَجْتَمِعُ لَكَ بِهِ حُسْنُ الظَّنِّ بِرَعِيَّتِكَ فَإِنَّ حُسْنَ الظَّنِّ يَقْطَعُ عَنْكَ نَصَبًا طَوِيلاً وَ إِنَّ أَحَقَّ مَنْ حَسُنَ ظَنُّكَ بِهِ لَمَنْ حَسُنَ بَلَاؤُكَ عِنْدَهُ وَ إِنَّ أَحَقَّ مَنْ سَاءَ ظَنُّكَ بِهِ لَمَنْ سَاءَ بَلاَؤُكَ عِنْدَهُ
Ketahuilah tidak ada yang paling efektif untuk memberikan kesan yang baik pada rakyat, selain berbuat baik kepada mereka, dengan cara meringankan beban hidup mereka dan tidak mewajibkan sesuatu di luar batas kemampuannya. Untuk itu setiap keputusanmu harus memberikan dampak positif kepada rakyat. Hal yang demikian itu akan membuatmu aman dari protes-protes mereka. Sesungguhnya kesan baik mereka kepadamu adalah karena tindakanmu yang baik kepada mereka, dan kesan buruk mereka adalah karena keburukanmu dalam memimpin mereka.
وَ لاَ تَنْقُضْ سُنَّةً صَالِحَةً عَمِلَ بِهَا صُدُورُ هَذِهِ الأُمَّةِ وَ اجْتَمَعَتْ بِهَا الأُلْفَةُ وَ صَلَحَتْ عَلَيْهَا الرَّعِيَّةُ وَ لاَ تُحْدِثَنَّ سُنَّةً تَضُرُّ بِشَيْءٍ مِنْ مَاضِي تِلْكَ السُّنَنِ فَيَكُونَ الأَجْرُ لِمَنْ سَنَّهَا وَ الْوِزْرُ عَلَيْكَ بِمَا نَقَضْتَ مِنْهَا
Janganlah kamu tinggalkan cara yang baik yang telah dilakukan oleh pemuka ummat ini (Rasûlullâh saw), dengan cara itu persaudaraan akan terjalin, dan berdasarkan cara itu rakyat akan sejahtera. Janganlah kamu membikin ketetapan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur yang terdahulu sebab pahalanya bagi yang menjalankannya sedangkan dosanya atasmu, karena kamu telah membuat peraturan yang salah.
وَ أَكْثِرْ مُدَارَسَةَ الْعُلَمَاءِ وَ مُنَاقَشَةَ الْحُكَمَاءِ فِي تَثْبِيتِ مَا صَلَحَ عَلَيْهِ أَمْرُ بِلاَدِكَ وَ إِقَامَةِ مَا اسْتَقَامَ بِهِ النَّاسُ قَبْلَكَ
Sering-seringlah meminta petunjuk kepada para ulama, dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang bijak dalam mengeluarkan segala ketetapan yang maslahat untuk negerimu, dan melanjutkan kebiasaan pemerintahan yang baik sebelummu.
وَ اعْلَمْ أَنَّ الرَّعِيَّةَ طَبَقَاتٌ لاَ يَصْلُحُ بَعْضُهَا إِلاَّ بِبَعْضٍ وَ لاَ غِنَى بِبَعْضِهَا عَنْ بَعْضٍ فَمِنْهَا جُنُودُ اللَّهِ وَ مِنْهَا كُتَّابُ الْعَامَّةِ وَ الْخَاصَّةِ وَ مِنْهَا قُضَاةُ الْعَدْلِ وَ مِنْهَا عُمَّالُ الإِنْصَافِ وَ الرِّفْقِ وَ مِنْهَا أَهْلُ الْجِزْيَةِ وَ الْخَرَاجِ مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ وَ مُسْلِمَةِ النَّاسِ وَ مِنْهَا التُّجَّارُ وَ أَهْلُ الصِّنَاعَاتِ وَ مِنْهَا الطَّبَقَةُ السُّفْلَى مِنْ ذَوِي الْحَاجَةِ وَ الْمَسْكَنَةِ وَ كُلٌّ قَدْ سَمَّى اللَّهُ لَهُ سَهْمَهُ وَ وَضَعَ عَلَى حَدِّهِ فَرِيضَةً فِي كِتَابِهِ أَوْ سُنَّةِ نَبِيِّهِ ص عَهْدًا مِنْهُ عِنْدَنَا مَحْفُوظًا
Ketahuilah bahwa rakyatmu terdiri dari berbagai tingkatan, mereka harus bekerja sama dan saling membantu, tidak seorang pun dari mereka yang tidak membutuhkan yang lain, sebagian ada yang menjadi tentara Allah, sebagian ada yang menjadi juru tulis umum dan khusus, sebagian ada yang menjadi hakim di pengadilan, sebagian ada yang menjadi pekerja sosial, sebagian menangani bidang perpajakan, sebagian ada yang menjadi pengusaha, pertukangan atau industriawan, dan sebagian ada yang paling rendah (dalam hal ekonomi), yaitu kaum faqîr dan miskîn. Semuanya, Allah telah menetapkan bagiannya dan meletakkan batasannya di dalam Kitab-Nya atau Sunnah Nabi-Nya saw agar kehidupan mereka semua terlindungi.
فَالْجُنُودُ بِإِذْنِ اللَّهِ حُصُونُ الرَّعِيَّةِ وَ زَيْنُ الْوُلَاةِ وَ عِزُّ الدِّينِ وَ سُبُلُ الأَمْنِ وَ لَيْسَ تَقُومُ الرَّعِيَّةُ إِلاَّ بِهِمْ ثُمَّ لَا قِوَامَ لِلْجُنُودِ إِلاَّ بِمَا يُخْرِجُ اللَّهُ لَهُمْ مِنَ الْخَرَاجِ الَّذِي يَقْوَوْنَ بِهِ عَلَى جِهَادِ عَدُوِّهِمْ وَ يَعْتَمِدُونَ عَلَيْهِ فِيمَا يُصْلِحُهُمْ وَ يَكُونُ مِنْ وَرَاءِ حَاجَتِهِمْ ثُمَّ لاَ قِوَامَ لِهَذَيْنِ الصِّنْفَيْنِ إِلاَّ بِالصِّنْفِ الثَّالِثِ مِنَ الْقُضَاةِ وَ الْعُمَّالِ وَ الْكُتَّابِ لِمَا يُحْكِمُونَ مِنَ الْمَعَاقِدِ وَ يَجْمَعُونَ مِنَ الْمَنَافِعِ وَ يُؤْتَمَنُونَ عَلَيْهِ مِنْ خَوَاصِّ الأُمُورِ وَ عَوَامِّهَا
Militer--dengan izin Allah--mesti menjadi pembela rakyat, hiasan buat pemerintah, kemuliaan bagi ajaran Allah dan penjaga keamanan. Tidak ada rakyat tanpa mereka, dan tentara pun tidak akan punya kekuatan tanpa rakyat. Mereka harus diberi anggaran yang cukup demi memajukan mereka maka kebutuhan hidup mereka mesti terjamin. Dan kelompok di atas belum cukup tanpa kehadiran kelompok ketiga, yaitu para hakim, para pekerja dan para sekretaris yang menginfenrarisir berbagai kontrak, menarik keuntungan dan mereka terpercaya dalam segala urusan.
وَ لاَ قِوَامَ لَهُمْ جَمِيعًا إِلاَّ بِالتُّجَّارِ وَ ذَوِي الصِّنَاعَاتِ فِيمَا يَجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ مِنْ مَرَافِقِهِمْ وَ يُقِيمُونَهُ مِنْ أَسْوَاقِهِمْ وَ يَكْفُونَهُمْ مِنَ التَّرَفُّقِ بِأَيْدِيهِمْ مَا لاَ يَبْلُغُهُ رِفْقُ غَيْرِهِمْ
Semua kelompok di atas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kelompok pengusaha dan para industriawan yang dapat menarik penghasilan yang tinggi, mendinamisir perkembangan pasar dan menciptakan kestabilan pereko-nomian yang tidak bisa dilakukan orang lain.
ثُمَّ الطَّبَقَةُ السُّفْلَى مِنْ أَهْلِ الْحَاجَةِ وَ الْمَسْكَنَةِ الَّذِينَ يَحِقُّ رِفْدُهُمْ وَ مَعُونَتُهُمْ وَ فِي اللَّهِ لِكُلٍّ سَعَةٌ وَ لِكُلٍّ عَلَى الْوَالِي حَقٌّ بِقَدْرِ مَا يُصْلِحُهُ وَ لَيْسَ يَخْرُجُ الْوَالِي مِنْ حَقِيقَةِ مَا أَلْزَمَهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ إِلاَّ بِالِاهْتِمَامِ وَ الإِسْتِعَانَةِ بِاللَّهِ وَ تَوْطِينِ نَفْسِهِ عَلَى لُزُومِ الْحَقِّ وَ الصَّبْرِ عَلَيْهِ فِيمَا خَفَّ عَلَيْهِ أَوْ ثَقُلَ
Kemudian perhatikan status sosial masyarakat paling bawah dari kalangan kaum faqîr dan miskîn yang mesti dilayani dan diberikan bantuan. Di dalam ajaran Allah, untuk semuanya ada hak dalam keluasan rezeki, dan seorang pemimpin berkewajiban mensejahterakannya, dan seorang penguasa tidak punya hak, kecuali dalam memfungsikan kekuasaan demi kebaikan, seorang pemimpin tidak dibenarkan keluar dari hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah, dia mesti memperhatikan dan meminta bantuan Allah, dia harus berkomitmen menegakkan kebenaran dan bersabar menghadapi ujian yang berat maupun yang ringan.
فَوَلِّ مِنْ جُنُودِكَ أَنْصَحَهُمْ فِي نَفْسِكَ لِلَّهِ وَ لِرَسُولِهِ وَ لِإِمَامِكَ وَ أَنْقَاهُمْ جَيْبًا وَ أَفْضَلَهُمْ حِلْمًا مِمَّنْ يُبْطِئُ عَنِ الْغَضَبِ وَ يَسْتَرِيحُ إِلَى الْعُذْرِ وَ يَرْأَفُ بِالضُّعَفَاءِ وَ يَنْبُو عَلَى الأَقْوِيَاءِ وَ مِمَّنْ لاَ يُثِيرُهُ الْعُنْفُ وَ لاَ يَقْعُدُ بِهِ الضَّعْفُ
Untuk angkatan perangmu, rekrutlah dari orang-orang yang taat kepada Allah, Rasûl-Nya dan Imam kamu yang paling mulia akhlaknya, yang paling utama santunnya, yang tidak mudah marah, berfikir kritis, tidak emosional, penyayang orang yang lemah, tegas terhadap orang yang kuat, tidak berperangai kasar dan tidak lemah.
ثُمَّ الْصَقْ بِذَوِي الْمُرُوءَاتِ وَ الأَحْسَابِ وَ أَهْلِ الْبُيُوتَاتِ الصَّالِحَةِ وَ السَّوَابِقِ الْحَسَنَةِ ثُمَّ أَهْلِ النَّجْدَةِ وَ الشَّجَاعَةِ وَ السَّخَاءِ وَ السَّمَاحَةِ فَإِنَّهُمْ جِمَاعٌ مِنَ الْكَرَمِ وَ شُعَبٌ مِنَ الْعُرْفِ .
Kemudian merapatlah kepada orang-orang yang punya kepribadian yang baik yang berasal dari keluarga baik-baik, teguh pendiriannya, dan terdepan dalam kebaikan, lalu orang-orang yang punya kemuliaan, keberanian, murah hati dan toleran, maka semuanya ini merupakan dari kemuliaan budi pekerti.
ثُمَّ تَفَقَّدْ مِنْ أُمُورِهِمْ مَا يَتَفَقَّدُ الْوَالِدَانِ مِنْ وَلَدِهِمَا وَ لاَ يَتَفَاقَمَنَّ فِي نَفْسِكَ شَيْءٌ قَوَّيْتَهُمْ بِهِ وَ لاَ تَحْقِرَنَّ لُطْفاً تَعَاهَدْتَهُمْ بِهِ وَ إِنْ قَلَّ فَإِنَّهُ دَاعِيَةٌ لَهُمْ إِلَى بَذْلِ النَّصِيحَةِ لَكَ وَ حُسْنِ الظَّنِّ بِكَ وَ لاَ تَدَعْ تَفَقُّدَ لَطِيفِ أُمُورِهِمُ اتِّكَالاً عَلَى جَسِيمِهَا فَإِنَّ لِلْيَسِيرِ مِنْ لُطْفِكَ مَوْضِعًا يَنْتَفِعُونَ بِهِ وَ لِلْجَسِيمِ مَوْقِعاً لاَ يَسْتَغْنُونَ عَنْهُ
Kemudian kamu perhatikan kebutuhan mereka sebagaimana orang tua yang memperhatikan anak-anaknya, jangan sampai kamu merasa berat melakukan sesuatu yang dapat kamu lakukan untuk mereka, dan juga jangan kamu merasa hina karena tunjangan yang diberikan jumlahnya tidak besar. Singkatnya kamu harus memperhatikan keadaan mereka, dan hal yang demikian akan membuat mereka taat dan hormat kepadamu, dan perhatianmu itu akan punya nilai tersendiri bagi mereka.
وَ لْيَكُنْ آثَرُ رُءُوسِ جُنْدِكَ عِنْدَكَ مَنْ وَاسَاهُمْ فِي مَعُونَتِهِ وَ أَفْضَلَ عَلَيْهِمْ مِنْ جِدَتِهِ بِمَا يَسَعُهُمْ وَ يَسَعُ مَنْ وَرَاءَهُمْ مِنْ خُلُوفِ أَهْلِيهِمْ حَتَّى يَكُونَ هَمُّهُمْ هَمًّا وَاحِدًا فِي جِهَادِ الْعَدُوِّ فَإِنَّ عَطْفَكَ عَلَيْهِمْ يَعْطِفُ قُلُوبَهُمْ عَلَيْكَ وَ إِنَّ أَفْضَلَ قُرَّةِ عَيْنِ الْوُلَاةِ اسْتِقَامَةُ الْعَدْلِ فِي الْبِلَادِ وَ ظُهُورُ مَوَدَّةِ الرَّعِيَّةِ و إِنَّهُ لاَ تَظْهَرُ مَوَدَّتُهُمْ إِلاَّ بِسَلَامَةِ صُدُورِهِمْ وَ لاَ تَصِحُّ نَصِيحَتُهُمْ إِلاَّ بِحِيطَتِهِمْ عَلَى وُلَاةِ الْأُمُورِ وَ قِلَّةِ اسْتِثْقَالِ دُوَلِهِمْ وَ تَرْكِ اسْتِبْطَاءِ انْقِطَاعِ مُدَّتِهِمْ فَافْسَحْ فِي آمَالِهِمْ وَ وَاصِلْ فِي حُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِمْ وَ تَعْدِيدِ مَا أَبْلَى ذَوُو الْبَلَاءِ مِنْهُمْ فَإِنَّ كَثْرَةَ الذِّكْرِ لِحُسْنِ أَفْعَالِهِمْ تَهُزُّ الشُّجَاعَ وَ تُحَرِّضُ النَّاكِلَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Adapun untuk panglima perang, kamu harus memilih orang yang paling berjasa dalam bidang kemiliteran, yang bisa berlaku adil dalam mendistribusikan kekayaan terhadap semua prajurit yang dapat mencukupi mereka dan keluarganya hingga mereka mempunyai kebulatan tekad untuk menghancurkan musuh. Sungguh rasa sayangmu kepada mereka akan membuat hati-hati mereka sayang kepadamu, dan bukti rasa rasa sayang seorang pemimpin yang paling utama terhadap rakyatnya adalah menegakkan keadilan di semua lini, dan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Kesejahteraan itu tidak akan terwujud, kecuali apabila mereka ikut bertanggungjawab atas kelangsungan pemerintahnya, dan tidak menghendaki adanya pergantian (karena penguasa yang tidak baik), dan bahkan mereka mengharapkan pemerintah itu berjalan terus. Oleh karena itu penuhilah keinginan mereka, berilah mereka penghargaan dan catatlah kerja serta prestasi mereka---insyâ Allâh---dengan perlakuan yang demikian akan dapat mendorong dan memberikan motivasi kepada mereka untuk bekerja dengan baik.
ثُمَّ اعْرِفْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا أَبْلَى وَ لاَ تَضُمَّنَّ بَلَاءَ امْرِئٍ إِلَى غَيْرِهِ وَ لاَ تُقَصِّرَنَّ بِهِ دُونَ غَايَةِ بَلَائِهِ وَ لاَ يَدْعُوَنَّكَ شَرَفُ امْرِئٍ إِلَى أَنْ تُعْظِمَ مِنْ بَلَائِهِ مَا كَانَ صَغِيرًا وَ لاَ ضَعَةُ امْرِئٍ إِلَى أَنْ تَسْتَصْغِرَ مِنْ بَلَائِهِ مَا كَانَ عَظِيمًا وَ ارْدُدْ إِلَى اللَّهِ وَ رَسُولِهِ مَا يُضْلِعُكَ مِنَ الْخُطُوبِ وَ يَشْتَبِهُ عَلَيْكَ مِنَ الأُمُورِ فَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِقَوْمٍ أَحَبَّ إِرْشَادَهُمْ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَ أَطِيعُوا الرَّسُولَ وَ أُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَ الرَّسُولِ فَالرَّدُّ إِلَى اللَّهِ الأَخْذُ بِمُحْكَمِ كِتَابِهِ وَ الرَّدُّ إِلَى الرَّسُولِ الأَخْذُ بِسُنَّتِهِ الْجَامِعَةِ غَيْرِ الْمُفَرِّقَةِ
Kemudian kamu wajib meneliti pekerjaan masing-masing orang, jangan menghubungkan kerja seseorang dengan orang lain, dan janganlah mendiskreditkan pekerjaan mereka, dan jangan sekali-kali kamu menilai tinggi terhadap seseorang yang sebenarnya dia tidak banyak bekerja, dan kamu tidak dibenarkan menyepelekan pekerjaan seseorang yang sesungguhnya sangat bernilai sehingga hanya karena itu mereka tidak punya posisi apa-apa.
Jika ada masalah yang belum jelas dan bahkan membingungkanmu, kembalikanlah masalah tersebut kepada Allah dan Rasûl-Nya, sebab Allah yang maha tinggi berfirman kepada suatu bangsa yang ingin diberi petunjuk, Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah, taatlah kamu kepada Rasûl dan Ulil Amri (para khalîfah Nabi yang dua belas) di antara kamu, kemudian apabila kamu berlainan pendapat dalam suatu perkara, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasûl.
Maka yang dimaksud dengan mengembalikan permasalahan kepada Allah adalah mengambil hukum dari Kitab-Nya (Al-Quran), dan mengembalikannya kepada Rasûl adalah mengambil sunnahnya secara totalitas tidak secara parsial.
ثُمَّ اخْتَرْ لِلْحُكْمِ بَيْنَ النَّاسِ أَفْضَلَ رَعِيَّتِكَ فِي نَفْسِكَ مِمَّنْ لاَ تَضِيقُ بِهِ الأُمُورُ وَ لاَ تُمَحِّكُهُ الْخُصُومُ وَ لاَ يَتَمَادَى فِي الزَّلَّةِ وَ لاَ يَحْصَرُ مِنَ الْفَيْءِ إِلَى الْحَقِّ إِذَا عَرَفَهُ وَ لاَ تُشْرِفُ نَفْسُهُ عَلَى طَمَعٍ وَ لاَ يَكْتَفِي بِأَدْنَى فَهْمٍ دُونَ أَقْصَاهُ وَ أَوْقَفَهُمْ فِي الشُّبُهَاتِ وَ آخَذَهُمْ بِالْحُجَجِ وَ أَقَلَّهُمْ تَبَرُّمًا بِمُرَاجَعَةِ الْخَصْمِ وَ أَصْبَرَهُمْ عَلَى تَكَشُّفِ الْأُمُورِ وَ أَصْرَمَهُمْ عِنْدَ اتِّضَاحِ الْحُكْمِ مِمَّنْ لاَ يَزْدَهِيهِ إِطْرَاءٌ وَ لاَ يَسْتَمِيلُهُ إِغْرَاءٌ وَ أُولَئِكَ قَلِيلٌ ثُمَّ أَكْثِرْ تَعَاهُدَ قَضَائِهِ وَ افْسَحْ لَهُ فِي الْبَذْلِ مَا يُزِيلُ عِلَّتَهُ وَ تَقِلُّ مَعَهُ حَاجَتُهُ إِلَى النَّاسِ وَ أَعْطِهِ مِنَ الْمَنْزِلَةِ لَدَيْكَ مَا لاَ يَطْمَعُ فِيهِ غَيْرُهُ مِنْ خَاصَّتِكَ لِيَأْمَنَ بِذَلِكَ اغْتِيَالَ الرِّجَالِ لَهُ عِنْدَكَ فَانْظُرْ فِي ذَلِكَ نَظَراً بَلِيغًا فَإِنَّ هَذَا الدِّينَ قَدْ كَانَ أَسِيرًا فِي أَيْدِي الأَشْرَارِ يُعْمَلُ فِيهِ بِالْهَوَى وَ تُطْلَبُ بِهِ الدُّنْيَا
Untuk kedudukan departemen kehakiman (menteri hukum), kamu harus memilih orang yang menurut pengamatanmu orang tersebut punya pandangan yang luas, keputusannya tidak menimbulkan permusuhan, langkahnya tepat, jujur, terbuka demi kebenaran, tidak membanggakan diri, tidak tamak dan tidak memutuskan perkara sebelum ada pemikiran yang mendalam, mengendapkan kasus-kasus yang meragukan, mengambil keputusan berdasarkan dalil yang kuat, tidak pernah bosan dalam mendamaikan orang-orang yang berselisih, tabah dan teliti dalam mengusut kasus, berani dalam manjatuhkan keputusan setelah segala sesuatunya jelas, tidak lupa daratan ketika menerima pujian dan tidak mudah terbius oleh rayuan. Dan jumlah orang seperti itu tidak banyak. Kemudian hendaklah kamu sering melakukan receck terhadap keputusan-keputusannya, berilah dia gaji yang cukup agar tidak melakukan penyelewengan dan supaya tidak punya kepentingan kepada orang lain, berilah penghormatan tetapi jangan sampai hal itu membuat orang lain cemburu. Dengan begitu dia akan terjaga dari kemungkinan diintervensi oleh orang-orang yang ada di sekitarmu, dan dalam hal ini kamu harus benar-benar cermat dan teliti, karena terkadang Islam itu diperalat oleh orang-orang yang tidak baik dan diamalkan secara emosional demi kepentingan duniawi.
ثُمَّ انْظُرْ فِي أُمُورِ عُمَّالِكَ فَاسْتَعْمِلْهُمُ اخْتِبَارًا وَ لاَ تُوَلِّهِمْ مُحَابَاةً وَ أَثَرَةً فَإِنَّهُمَا جِمَاعٌ مِنْ شُعَبِ الْجَوْرِ وَ الْخِيَانَةِ وَ تَوَخَّ مِنْهُمْ أَهْلَ التَّجْرِبَةِ وَ الْحَيَاءِ مِنْ أَهْلِ الْبُيُوتَاتِ الصَّالِحَةِ وَ الْقَدَمِ فِي الإِسْلَامِ الْمُتَقَدِّمَةِ فَإِنَّهُمْ أَكْرَمُ أَخْلَاقاً وَ أَصَحُّ أَعْرَاضًا وَ أَقَلُّ فِي الْمَطَامِعِ إِشْرَاقاً وَ أَبْلَغُ فِي عَوَاقِبِ الأُمُورِ نَظَراً ثُمَّ أَسْبِغْ عَلَيْهِمُ الأَرْزَاقَ فَإِنَّ ذَلِكَ قُوَّةٌ لَهُمْ عَلَى اسْتِصْلاًحِ أَنْفُسِهِمْ وَ غِنًى لَهُمْ عَنْ تَنَاوُلِ مَا تَحْتَ أَيْدِيهِمْ وَ حُجَّةٌ عَلَيْهِمْ إِنْ خَالَفُوا أَمْرَكَ أَوْ ثَلَمُوا أَمَانَتَكَ
Untuk mengangkat para pegawai, kamu harus menguji mereka, janganlah kamu mengangkat mereka karena ada hubungan keluarga atau karena kamu menyukai mereka (KKN), sebab kedua hal tersebut merupakan sumber penyelewengan dan pengkhianatan. Aparat pemerintah harus diambil dari kalangan orang-orang yang suka bekerja keras, mempunyai rasa malu, dari keluarga baik-baik, memiliki reputasi yang baik pada masa-masa sebelumnya, berbudi pekerti yang baik, berakhlak mulia, tidak tamak dan selalu ingat pada akibat dari segala sesuatu. Berilah mereka gaji yang cukup, sebab yang demikian itu akan meningkatkan kinerja mereka dan mencegah mereka dari penyelewengan di departemennya, dan dengan itu juga ada alasan yang kuat (untuk memecat mereka), seandainya mereka terbukti melanggar perintah dan menyalahgunakan wewenang yang kamu berikan.
ثُمَّ تَفَقَّدْ أَعْمَالَهُمْ وَ ابْعَثِ الْعُيُونَ مِنْ أَهْلِ الصِّدْقِ وَ الْوَفَاءِ عَلَيْهِمْ فَإِنَّ تَعَاهُدَكَ فِي السِّرِّ لِأُمُورِهِمْ حَدْوَةٌ لَهُمْ عَلَى اسْتِعْمَالِ الْأَمَانَةِ وَ الرِّفْقِ بِالرَّعِيَّةِ وَ تَحَفَّظْ مِنَ الْأَعْوَانِ فَإِنْ أَحَدٌ مِنْهُمْ بَسَطَ يَدَهُ إِلَى خِيَانَةٍ اجْتَمَعَتْ بِهَا عَلَيْهِ عِنْدَكَ أَخْبَارُ عُيُونِكَ اكْتَفَيْتَ بِذَلِكَ شَاهِداً فَبَسَطْتَ عَلَيْهِ الْعُقُوبَةَ فِي بَدَنِهِ وَ أَخَذْتَهُ بِمَا أَصَابَ مِنْ عَمَلِهِ ثُمَّ نَصَبْتَهُ بِمَقَامِ الْمَذَلَّةِ وَ وَسَمْتَهُ بِالْخِيَانَةِ وَ قَلَّدْتَهُ عَارَ التُّهَمَةِ
Kamu juga harus mengecek kerja mereka dan membentuk badan pengawas yang jujur lagi dapat dipercaya. Pengawasan secara rahasia ini dapat meningkatkan amanah dan loyalitas mereka kepada rakyat. Awasilah para pembantu, dan jika salah satu dari mereka terbukti melakukan pengkhianatan menurut penjelasan para intelijen, cukuplah itu sebagai saksi untuk menjatuhkan sanksi atau hukuman yang sesuai dengan perbuatannya, kemudian tempatkan dia di tempat yang hina (diberi hukuman yang setimpal), tandailah dia dengan tanda pengkhianatan dan buatkan untuknya kalung (masukkan dalam daftar black list) sebagai tanda kejahatannya.
وَ تَفَقَّدْ أَمْرَ الْخَرَاجِ بِمَا يُصْلِحُ أَهْلَهُ فَإِنَّ فِي صَلَاحِهِ وَ صَلَاحِهِمْ صَلَاحاً لِمَنْ سِوَاهُمْ وَ لَا صَلَاحَ لِمَنْ سِوَاهُمْ إِلاَّ بِهِمْ لِأَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ عِيَالٌ عَلَى الْخَرَاجِ وَ أَهْلِهِ وَ لْيَكُنْ نَظَرُكَ فِي عِمَارَةِ الأَرْضِ أَبْلَغَ مِنْ نَظَرِكَ فِي اسْتِجْلَابِ الْخَرَاجِ لِأَنَّ ذَلِكَ لَا يُدْرَكُ إِلاَّ بِالْعِمَارَةِ وَ مَنْ طَلَبَ الْخَرَاجَ بِغَيْرِ عِمَارَةٍ أَخْرَبَ الْبِلَادَ وَ أَهْلَكَ الْعِبَادَ وَ لَمْ يَسْتَقِمْ أَمْرُهُ إِلاَّ قَلِيلاً
Sektor perpajakan (kharaj) tidak boleh diabaikan, sektor ini harus dapat perhatian yang serius supaya membawa kemaslahatan, sebab sistim perpajakan yang baik dan kesadaran dari orang yang wajib bayar pajak akan membawa kebaikan bagi rakyat secara umum. Kesejahteraan rakyat akan sulit mengalami perbaikan apabila para wajib pajak mengabaikan kewajibannya, sebab (pada dasarnya) setiap orang terikat dengan pajak dan wajib pajak, namun demikian hendaklah perhatianmu lebih diarahkan kepada pengolahan tanah (produktivitas) dari pada kepada pemungutan pajak (karena luasnya tanah yang tidak produktiv), sebab pajak juga tidak dapat dipungut tanpa adanya peningkatan pengolahan tanah. Barangsiapa memungut pajak tanpa memberikan perhatian kepada penggarapan tanah, berarti dia telah menghancurkan negara dan rakyatnya sekaligus sehingga pemerintahnya tidak dipatuhi oleh rakyatnya.
فَإِنْ شَكَوْا ثِقَلًا أَوْ عِلَّةً أَوِ انْقِطَاعَ شِرْبٍ أَوْ بَالَّةٍ أَوْ إِحَالَةَ أَرْضٍ اغْتَمَرَهَا غَرَقٌ أَوْ أَجْحَفَ بِهَا عَطَشٌ خَفَّفْتَ عَنْهُمْ بِمَا تَرْجُو أَنْ يَصْلُحَ بِهِ أَمْرُهُمْ وَ لَا يَثْقُلَنَّ عَلَيْكَ شَيْءٌ خَفَّفْتَ بِهِ الْمَئُونَةَ عَنْهُمْ فَإِنَّهُ ذُخْرٌ يَعُودُونَ بِهِ عَلَيْكَ فِي عِمَارَةِ بِلَادِكَ
Apabila mereka mengadu bahwa pajak yang dibebankan kepada mereka terlalu berat, atau karena pertanian mereka terserang hama, atau pengairannya tidak lancar, atau keadaan tanahnya berubah disebabkan banjir atau kekeringan, maka mereka harus diberikan keringanan hingga mereka dapat memperbaiki keadaannya. Janganlah kamu memberatkan mereka, dan anggaplah keringanan yang diberikan itu sebagai pinjaman yang akan mereka kembalikan lagi dalam bentuk usaha-usaha membangun dan memajukan daerah.
وَ تَزْيِينِ وِلَايَتِكَ مَعَ اسْتِجْلَابِكَ حُسْنَ ثَنَائِهِمْ وَ تَبَجُّحِكَ بِاسْتِفَاضَةِ الْعَدْلِ فِيهِمْ مُعْتَمِداً فَضْلَ قُوَّتِهِمْ بِمَا ذَخَرْتَ عِنْدَهُمْ مِنْ إِجْمَامِكَ لَهُمْ وَ الثِّقَةَ مِنْهُمْ بِمَا عَوَّدْتَهُمْ مِنْ عَدْلِكَ عَلَيْهِمْ وَ رِفْقِكَ بِهِمْ فَرُبَّمَا حَدَثَ مِنَ الأُمُورِ مَا إِذَا عَوَّلْتَ فِيهِ عَلَيْهِمْ مِنْ بَعْدُ احْتَمَلُوهُ طَيِّبَةً أَنْفُسُهُمْ بِهِ فَإِنَّ الْعُمْرَانَ مُحْتَمِلٌ مَا حَمَّلْتَهُ وَ إِنَّمَا يُؤْتَى خَرَابُ الأَرْضِ مِنْ إِعْوَازِ أَهْلِهَا وَ إِنَّمَا يُعْوِزُ أَهْلُهَا لِإِشْرَافِ أَنْفُسِ الْوُلَاةِ عَلَى الْجَمْعِ وَ سُوءِ ظَنِّهِمْ بِالْبَقَاءِ وَ قِلَّةِ انْتِفَاعِهِمْ بِالْعِبَرِ
Di samping itu kamu akan mendapat pujian dari mereka karena telah berlaku adil kepada mereka, dan ini telah menunjukkan perhatian, loyalitas dan kasih sayangmu kepada mereka. Dan setelah itu baru giliranmu untuk meminta Bantuan mereka. Apabila mereka menerima seruan dengan baik, maka pembanguanan akan berjalan dengan baik pula seperti yang diharapkan, hanya saja sebuah negeri akan hancur kerena kemiskinan penduduknya, dan kemiskinan penduduk itu penyebabnya adalah kerakusan para pemimpin mereka yang menumpuk-numpuk kekayaan buat anak cucu mereka, dan mereka tidak mau belajar dari sejarah.
ثُمَّ انْظُرْ فِي حَالِ كُتَّابِكَ فَوَلِّ عَلَى أُمُورِكَ خَيْرَهُمْ وَ اخْصُصْ رَسَائِلَكَ الَّتِي تُدْخِلُ فِيهَا مَكَايِدَكَ وَ أَسْرَارَكَ بِأَجْمَعِهِمْ لِوُجُوهِ صَالِحِ الْأَخْلَاقِ مِمَّنْ لَا تُبْطِرُهُ الْكَرَامَةُ فَيَجْتَرِئَ بِهَا عَلَيْكَ فِي خِلَافٍ لَكَ بِحَضْرَةِ مَلَإٍ وَ لَا تَقْصُرُ بِهِ الْغَفْلَةُ عَنْ إِيرَادِ مُكَاتَبَاتِ عُمِّالِكَ عَلَيْكَ وَ إِصْدَارِ جَوَابَاتِهَا عَلَى الصَّوَابِ عَنْكَ فِيمَا يَأْخُذُ لَكَ وَ يُعْطِي مِنْكَ وَ لَا يُضْعِفُ عَقْداً اعْتَقَدَهُ لَكَ وَ لَا يَعْجِزُ عَنْ إِطْلَاقِ مَا عُقِدَ عَلَيْكَ وَ لَا يَجْهَلُ مَبْلَغَ قَدْرِ نَفْسِهِ فِي الأُمُورِ فَإِنَّ الْجَاهِلَ بِقَدْرِ نَفْسِهِ يَكُونُ بِقَدْرِ غَيْرِهِ أَجْهَلَ
Perhatikan semua sekretaris dalam hal yang berkaitan dengan perkara yang penting, kamu mesti menyerahkan urusan ini kepada yang terbaik di antara mereka, terutama yang menyangkut surat-surat penting, seperti surat perjanjian dan dokumen negara. Kamu mesti menyerahkannya kepada orang yang punya integritas dan kepribadian yang tinggi, bukan kepada orang yang sombong atupun orang yang menentang kamu di depan khalayak, sekretaris yang dipilih adalah orang yang tidak lalai dalam melaporkan berita acara para pegawai, juga tidak pernah menyimpang dalam memberikan jawaban, dia selalu jujur dalam urusan surat-menyurat, baik surat masuk maupun surat keluar. Dia juga mampu membuat konsep surat-surat perjanjian yang kamu perlukan dan mampu juga mencarikan jalan keluar dalam perjanjian yang merugikan, tetapi dia juga memahami batas kemampuannya, sebab orang yang jahil kepada dirinya, tentu akan lebih jahil lagi terhadap persoalan yang ada di luar dirinya.
ثُمَّ لاَ يَكُنِ اخْتِيَارُكَ إِيَّاهُمْ عَلَى فِرَاسَتِكَ وَ اسْتِنَامَتِكَ وَ حُسْنِ الظَّنِّ مِنْكَ فَإِنَّ الرِّجَالَ يَتَعَرَّضُونَ لِفِرَاسَاتِ الْوُلَاةِ بِتَصَنُّعِهِمْ وَ حُسْنِ خِدْمَتِهِمْ وَ لَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ النَّصِيحَةِ وَ الأَمَانَةِ شَيْءٌ وَ لَكِنِ اخْتَبِرْهُمْ بِمَا وُلُّوا لِلصَّالِحِينَ قَبْلَكَ فَاعْمِدْ لِأَحْسَنِهِمْ كَانَ فِي الْعَامَّةِ أَثَرًا وَ أَعْرَفِهِمْ بِالْأَمَانَةِ وَجْهًا فَإِنَّ ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى نَصِيحَتِكَ لِلَّهِ وَ لِمَنْ وُلِّيتَ أَمْرَهُ
Janganlah memilih mereka berdasarkan firasat atau prasangka baik semata, sebab orang bisa menciptakan kesan baik dalam hati pemimpinnya dengan (berpura-pura) berbuat baik kepadanya, padahal di balik itu sama sekali dia tidak mempunyai tanggungjawab dan kejujuran. Untuk itu, dalam merekrut mereka, kamu buka pendaftaran dan kamu adakan testing seperti yang dilakukan oleh orang-orang saleh terdahulu. Kemudian kamu pilih yang terbaik di antara mereka yang menguntungkan orang banyak, yaitu yang paling memahami tugas dan tanggung jawab. Prosesi pemilihan seperti itu menunjukkan kepatuhan kepada Allah dan kepada orang yang memberikan amanat kepadamu.
وَ اجْعَلْ لِرَأْسِ كُلِّ أَمْرٍ مِنْ أُمُورِكَ رَأْسًا مِنْهُمْ لَا يَقْهَرُهُ كَبِيرُهَا وَ لَا يَتَشَتَّتُ عَلَيْهِ كَثِيرُهَا وَ مَهْمَا كَانَ فِي كُتَّابِكَ مِنْ عَيْبٍ فَتَغَابَيْتَ عَنْهُ أُلْزِمْتَهُ
Di setiap departemen, angkatlah seorang menteri yang mampu menangani persoalan besar dan tidak bingung menghadapi berbagai tugas dan pekerjaan, dan jika kamu salah merekrut orang, maka kamu akan menerima akibat buruknya.
ثُمَّ اسْتَوْصِ بِالتُّجَّارِ وَ ذَوِي الصِّنَاعَاتِ وَ أَوْصِ بِهِمْ خَيْرًا الْمُقِيمِ مِنْهُمْ وَ الْمُضْطَرِبِ بِمَالِهِ وَ الْمُتَرَفِّقِ بِبَدَنِهِ فَإِنَّهُمْ مَوَادُّ الْمَنَافِعِ وَ أَسْبَابُ الْمَرَافِقِ وَ جُلَّابُهَا مِنَ الْمَبَاعِدِ وَ الْمَطَارِحِ فِي بَرِّكَ وَ بَحْرِكَ وَ سَهْلِكَ وَ جَبَلِكَ وَ حَيْثُ لَا يَلْتَئِمُ النَّاسُ لِمَوَاضِعِهَا وَ لَا يَجْتَرِءُونَ عَلَيْهَا فَإِنَّهُمْ سِلْمٌ لَا تُخَافُ بَائِقَتُهُ وَ صُلْحٌ لَا تُخْشَى غَائِلَتُهُ وَ تَفَقَّدْ أُمُورَهُمْ بِحَضْرَتِكَ وَ فِي حَوَاشِي بِلَادِكَ
Mereka yang bergerak di bidang perdagangan dan Industri hendaklah diberi pengarahan yang baik, apakah mereka itu pelaku bisnis yang menetap di satu daerah ataukah mereka itu yang berkeliling? Juga orang-orang yang bekerja di perusahaan, harus diberi pengarahan, karena semuanya itu merupakan sumber pendapatan dan pemasukan keuangan negara. Para importir yang mendatangkan berbagai barang dari tempat-tempat yang jauh, baik lewat darat maupun laut yang orang lain tidak mau ke tempat itu dan tidak berani melakukannya, tetapi mereka berani melakukannya dengan merasa aman dan tidak takut bencana, mereka berani mengadakan transaksi perdagangan dan tidak takut perjanjian mereka diingkari.
وَ اعْلَمْ مَعَ ذَلِكَ أَنَّ فِي كَثِيرٍ مِنْهُمْ ضِيقًا فَاحِشًا وَ شُحًّا قَبِيحًا وَ احْتِكَارًا لِلْمَنَافِعِ وَ تَحَكُّمًا فِي الْبِيَاعَاتِ وَ ذَلِكَ بَابُ مَضَرَّةٍ لِلْعَامَّةِ وَ عَيْبٌ عَلَى الْوُلَاةِ فَامْنَعْ مِنَ الإِحْتِكَارِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ص مَنَعَ مِنْهُ
Lakukanlah pemantauan terhadap berbagai urusan mereka di daerah mana pun, selain itu kamu mesti ingat bahwa di antara mereka ada yang mengalami kesulitan, ada yang kikir dan ada pula yang melakukan manipulasi, menimbun stok barang dan menaikan harga untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini akan meresahkan rakyat dan akan menodai citra para aparat pemerintah, maka tindakan menimbun barang harus dilarang, sebab Rasûlullâh saw telah melarangnya.
وَ لْيَكُنِ الْبَيْعُ بَيْعاً سَمْحاً بِمَوَازِينِ عَدْلٍ وَ أَسْعَارٍ لَا تُجْحِفُ بِالْفَرِيقَيْنِ مِنَ الْبَائِعِ وَ الْمُبْتَاعِ فَمَنْ قَارَفَ حُكْرَةً بَعْدَ نَهْيِكَ إِيَّاهُ فَنَكِّلْ بِهِ وَ عَاقِبْهُ فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ .
Jual-beli hendaknya dilakukan dengan keseimbangan antara barang dan uang (harga). Tidak dibenarkan jika ada pihak yang dirugikan, baik pembeli maupun penjual. Barangsiapa yang melakukan penimbunan setelah adanya larangan darimu, maka lakukan tindakan dan jatuhkan sangsi dengan tidak berlebihan.
ثُمَّ اللَّهَ اللَّهَ فِي الطَّبَقَةِ السُّفْلَى مِنَ الَّذِينَ لَا حِيلَةَ لَهُمْ مِنَ الْمَسَاكِينِ وَ الْمُحْتَاجِينَ وَ أَهْلِ الْبُؤْسَى وَ الزَّمْنَى فَإِنَّ فِي هَذِهِ الطَّبَقَةِ قَانِعاً وَ مُعْتَرّاً وَ احْفَظِ لِلَّهِ مَا اسْتَحْفَظَكَ مِنْ حَقِّهِ فِيهِمْ وَ اجْعَلْ لَهُمْ قِسْماً مِنْ بَيْتِ مَالِكِ وَ قِسْمًا مِنْ غَلاَّتِ صَوَافِي الْإِسْلَامِ فِي كُلِّ بَلَدٍ فَإِنَّ لِلْأَقْصَى مِنْهُمْ مِثْلَ الَّذِي لِلْأَدْنَى وَ كُلٌّ قَدِ اسْتُرْعِيتَ حَقَّهُ وَ لَا يَشْغَلَنَّكَ عَنْهُمْ بَطَرٌ فَإِنَّكَ لَا تُعْذَرُ بِتَضْيِيعِكَ التَّافِهَ لِإِحْكَامِكَ الْكَثِيرَ الْمُهِمَّ فَلَا تُشْخِصْ هَمَّكَ عَنْهُمْ وَ لَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لَهُمْ
Ber-taqwâ-lah kamu kepada Allah dan perhatikan hukum-hukum-Nya mengenai masyarakat bawah, yaitu mereka yang tidak mempunyai kemampuan dan daya apa-apa, seperti orang-orang miskin, orang-orang yang terkena musibah dan orang-orang yang jompo. Dalam masyarakat bawah ini ada yang suka meminta-minta dan ada yang tidak suka meminta-minta. Kamu mesti jaga dengan baik akan hak-hak mereka, di setiap daerah mereka harus diberi bagian dari kas negara dan dari harta rampasan perang (ghanimah). Orang yang berada di satu daerah tidak boleh dibedakan dengan orang yang ada di daerah lain, masing-masing mereka punya hak, oleh karena itu jangan sampai mengabaikan hak-hak mereka, tidak ada alasan bagimu untuk mengabaikan persoalan kecil, sebab ada urusan lain yang kamu pandang besar. Sedikit pun kamu tidak dibenarkan mengabaikan kepentingan mereka atau bersikap acuh kepada mereka.
وَ تَفَقَّدْ أُمُورَ مَنْ لَا يَصِلُ إِلَيْكَ مِنْهُمْ مِمَّنْ تَقْتَحِمُهُ الْعُيُونُ وَ تَحْقِرُهُ الرِّجَالُ فَفَرِّغْ لِأُولَئِكَ ثِقَتَكَ مِنْ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَ التَّوَاضُعِ فَلْيَرْفَعْ إِلَيْكَ أُمُورَهُمْ ثُمَّ اعْمَلْ فِيهِمْ بِالإِعْذَارِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ تَلْقَاهُ فَإِنَّ هَؤُلَاءِ مِنْ بَيْنِ الرَّعِيَّةِ أَحْوَجُ إِلَى الإِنْصَافِ مِنْ غَيْرِهِمْ وَ كُلٌّ فَأَعْذِرْ إِلَى اللَّهِ فِي تَأْدِيَةِ حَقِّهِ إِلَيْهِ
Selidikilah urusan orang-orang yang lemah yang informasinya belum sampai kepadamu, yaitu orang-orang yang lemah yang dipandang hina oleh sebagian orang. Tugas penyelidikan itu hendaklah diserahkan kepada orang yang taat dan mereka harus segera memberikan laporan dari hasil survey tersebut. Lalu kamu melakukan sesuatu untuk kaum yang lemah itu demi tanggung-jawabmu kamu kepada Allah di akhirat nanti, sebab mereka itu lebih memerlukan perhatian pemerintah dari yang lainnya, meskipun seluruk rakyat harus dilayani sesuai dengan hak mereka masing-masing.
وَ تَعَهَّدْ أَهْلَ الْيُتْمِ وَ ذَوِي الرِّقَّةِ فِي السِّنِّ مِمَّنْ لَا حِيلَةَ لَهُ وَ لَا يَنْصِبُ لِلْمَسْأَلَةِ نَفْسَهُ وَ ذَلِكَ عَلَى الْوُلَاةِ ثَقِيلٌ وَ الْحَقُّ كُلُّهُ ثَقِيلٌ وَ قَدْ يُخَفِّفُهُ اللَّهُ عَلَى أَقْوَامٍ طَلَبُوا الْعَاقِبَةَ فَصَبَّرُوا أَنْفُسَهُمْ وَ وَثِقُوا بِصِدْقِ مَوْعُودِ اللَّهِ لَهُمْ
Kepada anak-anak yatim dan orang-orang yang lanjut usia yang tidak mampu memenuhi hajatnya sendiri, kamu harus mengasihi dan mengayomi mereka. Ini memang merupakan tugas yang berat bagi para pejabat pemerintah, namun Allah akan meringankan mereka yang mencari keberuntungan di akhirat, sehingga mereka akan tabah dan berpegang kepada kebenaran yang ditawarkan Allah kepada mereka.
وَ اجْعَلْ لِذَوِي الْحَاجَاتِ مِنْكَ قِسْمًا تُفَرِّغُ لَهُمْ فِيهِ شَخْصَكَ وَ تَجْلِسُ لَهُمْ مَجْلِسًا عَامًّا فَتَتَوَاضَعُ فِيهِ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَكَ وَ تُقْعِدُ عَنْهُمْ جُنْدَكَ وَ أَعْوَانَكَ مِنْ أَحْرَاسِكَ وَ شُرَطِكَ حَتَّى يُكَلِّمَكَ مُتَكَلِّمُهُمْ غَيْرَ مُتَتَعْتِعٍ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ص يَقُولُ فِي غَيْرِ مَوْطِنٍ لَنْ تُقَدَّسَ أُمَّةٌ لَا يُؤْخَذُ لِلضَّعِيفِ فِيهَا حَقُّهُ مِنَ الْقَوِيِّ غَيْرَ مُتَتَعْتِعٍ
Kepada orang-orang yang ingin mengadukan permasalahan, berikanlah kesempatan seluas-luasnya, duduklah kamu di tempat umum, di situ kamu harus bersikap rendah hati dan takut kepada Allah yang telah menciptakan kamu, singkirkan dulu para pengawal dan para ajudan kamu sehingga juru bicara mereka dapat berkata dengan leluasa tanpa ada rasa takut, sebab aku telah mendengar Rasûlullâh saw bersabda di berbagai kesempatan, “Allah tidak akan memberkahi kehidupan suatu bangsa, apabila bagi kaum yang lemahnya tidak bisa diambil haknya dengan leluasa dari kaum yang kuat.”
ثُمَّ احْتَمِلِ الْخُرْقَ مِنْهُمْ وَ الْعِيَّ وَ نَحِّ عَنْهُمُ الضِّيقَ وَ الْأَنَفَ يَبْسُطِ اللَّهُ عَلَيْكَ بِذَلِكَ أَكْنَافَ رَحْمَتِهِ وَ يُوجِبْ لَكَ ثَوَابَ طَاعَتِهِ وَ أَعْطِ مَا أَعْطَيْتَ هَنِيئاً وَ امْنَعْ فِي إِجْمَالٍ وَ إِعْذَارٍ
Kemudian kamu harus mentolerir sikap dan perkataan mereka yang kasar dan kaku. Jauhkanlah perilaku buruk dan sombong, niscaya Allah akan melimpahkan kasih dan pahala. Berikanlah sesuatu yang dapat kamu berikan, dan lakukanlah pemberian itu dengan sebaik-baiknya. Dan bila kamu mesti menolak, maka lakukanlah penolakan itu dengan sopan dan beralasan.
ثُمَّ أُمُورٌ مِنْ أُمُورِكَ لَا بُدَّ لَكَ مِنْ مُبَاشَرَتِهَا مِنْهَا إِجَابَةُ عُمَّالِكَ بِمَا يَعْيَا عَنْهُ كُتَّابُكَ وَ مِنْهَا إِصْدَارُ حَاجَاتِ النَّاسِ يَوْمَ وُرُودِهَا عَلَيْكَ بِمَا تَحْرَجُ بِهِ صُدُورُ أَعْوَانِكَ وَ أَمْضِ لِكُلِّ يَوْمٍ عَمَلَهُ فَإِنَّ لِكُلِّ يَوْمٍ مَا فِيهِ وَ اجْعَلْ لِنَفْسِكَ فِيمَا بَيْنَكَ وَ بَيْنَ اللَّهِ أَفْضَلَ تِلْكَ الْمَوَاقِيتِ وَ أَجْزَلَ تِلْكَ الأَقْسَامِ وَ إِنْ كَانَتْ كُلُّهَا لِلَّهِ إِذَا صَلَحَتْ فِيهَا النِّيَّةُ وَ سَلِمَتْ مِنْهَا الرَّعِيَّةُ
Di antara sekian banyak urusan, tentu ada yang mesti kamu tangani sendiri, misalnya memberikan jawaban kepada para bawahan saat sekretaris tidak bisa melakukannya, atau ketika menangani keperluan rakyat yang sangat mendesak bila para aparat dan para pembantu tidak sanggup melakukannya. Setiap hari kamu harus mampu menyelesaikan tugas-tugas hari itu, janganlah menundanya sampai hari esok jika kamu bisa melakukannya hari ini, di saat seperti ini, kamu mesti membuktikan pengabdian yang kepada Allah, walaupun di luar semua itu, segala aktivitas juga merupakan pengabdian kepada Allah, asal saja niat kamu karena Allah dan kegiatan kamu bermanfaat untuk rakyat.
وَ لْيَكُنْ فِي خَاصَّةِ مَا تُخْلِصُ بِهِ لِلَّهِ دِينَكَ إِقَامَةُ فَرَائِضِهِ الَّتِي هِيَ لَهُ خَاصَّةً فَأَعْطِ اللَّهَ مِنْ بَدَنِكَ فِي لَيْلِكَ وَ نَهَارِكَ وَ وَفِّ مَا تَقَرَّبْتَ بِهِ إِلَى اللَّهِ مِنْ ذَلِكَ كَامِلًا غَيْرَ مَثْلُومٍ وَ لَا مَنْقُوصٍ بَالِغًا مِنْ بَدَنِكَ مَا بَلَغَ
Untuk mensucikan ajaran Islam, kamu mesti menjalan-kan semuanya semata-mata mengharap rela Allah, persembahkan seluruh aktivitas kepada Allah pada waktu siang dan malam, laksanakan segala sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah dengan sempurna tanpa ingin mendapatkan nilai dari manusia dan usahakanlah semuanya itu secara optimal.
وَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ لِلنَّاسِ فَلَا تَكُونَنَّ مُنَفِّرًا وَ لَا مُضَيِّعًا فَإِنَّ فِي النَّاسِ مَنْ بِهِ الْعِلَّةُ وَ لَهُ الْحَاجَةُ وَ قَدْ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ص حِينَ وَجَّهَنِي إِلَى الْيَمَنِ كَيْفَ أُصَلِّي بِهِمْ فَقَالَ صَلِّ بِهِمْ كَصَلَاةِ أَضْعَفِهِمْ وَ كُنْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Apabila kamu bertindak sebagai imam shalat, maka janganlah terburu-buru dan jangan pula terlalu lama, sebab di antara yang hadir (mungkin) ada yang tidak sehat atau punya keperluan lain. Ketika aku hendak berangkat ke Yaman, aku bertanya kepada Rasûlullâh tentang shalat berjamaah. Beliau berkata, “Shalatlah bersama mereka, seperti shalatnya orang yang paling lemah di antara mereka, dan hendaklah kamu punyai rasa kasih-sayang kepada orang-orang yang beriman.”
وَ أَمَّا بَعْدُ فَلَا تُطَوِّلَنَّ احْتِجَابَكَ عَنْ رَعِيَّتِكَ فَإِنَّ احْتِجَابَ الْوُلَاةِ عَنِ الرَّعِيَّةِ شُعْبَةٌ مِنَ الضِّيقِ وَ قِلَّةُ عِلْمٍ بِالْأُمُورِ وَ الإِحْتِجَابُ مِنْهُمْ يَقْطَعُ عَنْهُمْ عِلْمَ مَا احْتَجَبُوا دُونَهُ فَيَصْغُرُ عِنْدَهُمُ الْكَبِيرُ وَ يَعْظُمُ الصَّغِيرُ وَ يَقْبُحُ الْحَسَنُ وَ يَحْسُنُ الْقَبِيحُ وَ يُشَابُ الْحَقُّ بِالْبَاطِلِ
Jangan tinggalkan rakyat terlalu lama (jika kamu harus meninggalkannya), sebab tindakan seperti itu berarti kemunduran, bahkan akibatnya seorang pemimpin tidak tahu kepentingan dan urusan rakyatnya. Rakyat pun tidak dibenarkan bersipat demikian, karena akan menimbulkan kesenjangan ko-munikasi, dan akibat buruknya persoalan kecil akan dibesar-besarkan, sementara masalah yang besar akan dianggap sepele. Demikian pula yang baik bisa dipandang buruk hingga bercampurlah yang benar dengan yang salah.
وَ إِنَّمَا الْوَالِي بَشَرٌ لاَ يَعْرِفُ مَا تَوَارَى عَنْهُ النَّاسُ بِهِ مِنَ الأُمُورِ وَ لَيْسَتْ عَلَى الْحَقِّ سِمَاتٌ تُعْرَفُ بِهَا ضُرُوبُ الصِّدْقِ مِنَ الْكَذِبِ وَ إِنَّمَا أَنْتَ أَحَدُ رَجُلَيْنِ إِمَّا امْرُؤٌ سَخَتْ نَفْسُكَ بِالْبَذْلِ فِي الْحَقِّ فَفِيمَ احْتِجَابُكَ مِنْ وَاجِبِ حَقٍّ تُعْطِيهِ أَوْ فِعْلٍ كَرِيمٍ تُسْدِيهِ أَوْ مُبْتَلًى بِالْمَنْعِ فَمَا أَسْرَعَ كَفَّ النَّاسِ عَنْ مَسْأَلَتِكَ إِذَا أَيِسُوا مِنْ بَذْلِكَ مَعَ أَنَّ أَكْثَرَ حَاجَاتِ النَّاسِ إِلَيْكَ مِمَّا لاَ مَئُونَةَ فِيهِ عَلَيْكَ مِنْ شَكَاةِ مَظْلِمَةٍ أَوْ طَلَبِ إِنْصَافٍ فِي مُعَامَلَةٍ
Kepala pemerintahan itu bukanlah orang yang mengetahui langsung persoalan-persoalan orang banyak, sedangkan kebenaran tidak memiliki tanda-tanda yang cukup jelas yang membuat kita dengan mudah membedakan kejujuran dan dusta. Kamu tidak akan pernah lepas dari dua hal; Kamu bisa menjadi orang yang pemurah, jika demikian mengapa kamu tidak segera berbuat baik sebagaimana mestinya. Atau kamu menjadi orang yang kikir, jika demikian orang lain akan segera putus asa kepada bantuanmu padahal mereka sangat membutuhkan bantuanmu, misalnya mau mengadukan tindak kezaliman atau mau mencari keadilan.
ثُمَّ إِنَّ لِلْوَالِي خَاصَّةً وَ بِطَانَةً فِيهِمُ اسْتِئْثَارٌ وَ تَطَاوُلٌ وَ قِلَّةُ إِنْصَافٍ فِي مُعَامَلَةٍ فَاحْسِمْ مَادَّةَ أُولَئِكَ بِقَطْعِ أَسْبَابِ تِلْكَ الأَحْوَالِ وَ لاَ تُقْطِعَنَّ لِأَحَدٍ مِنْ حَاشِيَتِكَ وَ حَامَّتِكَ قَطِيعَةً وَ لاَ يَطْمَعَنَّ مِنْكَ فِي اعْتِقَادِ عُقْدَةٍ تَضُرُّ بِمَنْ يَلِيهَا مِنَ النَّاسِ فِي شِرْبٍ أَوْ عَمَلٍ مُشْتَرَكٍ يَحْمِلُونَ مَئُونَتَهُ عَلَى غَيْرِهِمْ فَيَكُونَ مَهْنَأُ ذَلِكَ لَهُمْ دُونَكَ وَ عَيْبُهُ عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ
Seorang kepala pemerintahan biasanya punya orang-orang pilihan atau orang-orang terdekat, biasanya mereka suka menyelewengkan kekuasaan, memperkaya diri dan bertindak tidak adil. Oleh karena itu kamu harus menutup semua peluang bagi timbulnya tindak kejahatan, janganlah kamu membagikan tanah kepada pengikut atau pendukungmu, janganlah memberikan fasilitas kepada mereka yang nantinya akan merugikan orang lain, seperti dalam soal irigasi atau pelayanan umum, mereka akan beruntung (secara duniawi) sedang kamu akan menjadi tercela di dunia dan akhirat.
وَ أَلْزِمِ الْحَقَّ مَنْ لَزِمَهُ مِنَ الْقَرِيبِ وَ الْبَعِيدِ وَ كُنْ فِي ذَلِكَ صَابِرًا مُحْتَسِبًا وَاقِعًا ذَلِكَ مِنْ قَرَابَتِكَ وَ خَاصَّتِكَ حَيْثُ وَقَعَ وَ ابْتَغِ عَاقِبَتَهُ بِمَا يَثْقُلُ عَلَيْكَ مِنْهُ فَإِنَّ مَغَبَّةَ ذَلِكَ مَحْمُودَةٌ
Tegakkanlah keadilan, berikanlah hak kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya, berbuat baiklah kepada yang dekat maupun kepada yang jauh. Sabarlah kamu saat hukuman menimpa keluargamu atau orang kesayanganmu, dan kamu harus mencari kebaikan di akhirat walaupun merasa berat, dan ini sungguh sangat terpuji.
وَ إِنْ ظَنَّتِ الرَّعِيَّةُ بِكَ حَيْفًا فَأَصْحِرْ لَهُمْ بِعُذْرِكَ وَ اعْدِلْ عَنْكَ ظُنُونَهُمْ بِإِصْحَارِكَ فَإِنَّ فِي ذَلِكَ رِيَاضَةً مِنْكَ لِنَفْسِكَ وَ رِفْقًا بِرَعِيَّتِكَ وَ إِعْذَارًا تَبْلُغُ بِهِ حَاجَتَكَ مِنْ تَقْوِيمِهِمْ عَلَى الْحَقِّ
Seandainya rakyat menuduh kamu menyeleweng atau berlaku zalim, maka berikanlah kepada mereka argumentasi dan penjelasan, ini akan membuat kamu tampak adil dan sayang kepada seluruh rakyat, dan ini sangat diperlukan dalam usaha menegakkan keadilan.
وَ لاَ تَدْفَعَنَّ صُلْحًا دَعَاكَ إِلَيْهِ عَدُوُّكَ و لِلَّهِ فِيهِ رِضًا فَإِنَّ فِي الصُّلْحِ دَعَةً لِجُنُودِكَ وَ رَاحَةً مِنْ هُمُومِكَ وَ أَمْناً لِبِلاَدِكَ وَ لَكِنِ الْحَذَرَ كُلَّ الْحَذَرِ مِنْ عَدُوِّكَ بَعْدَ صُلْحِهِ فَإِنَّ الْعَدُوَّ رُبَّمَا قَارَبَ لِيَتَغَفَّلَ فَخُذْ بِالْحَزْمِ وَ اتَّهِمْ فِي ذَلِكَ حُسْنَ الظَّنِّ
Janganlah sekali-kali kamu menolak perjanjian damai yang ditawarkan musuh, karena Allah menyukai usaha damai. Sesungguhnya gencatan senjata itu merupakan masa istirahat bagi pasukan tentara, untuk mengkonsentrasikan fikiran dan juga merupakan ketenangan bagi seluruh rakyat dan pemerin-tah. Akan tetapi kamu harus senantiasa waspada dan siaga untuk menghadapi musuh setelah batas perjanjian usai, sebab kadangkala musuh itu bersiasat agar kamu lengah dan lalai, oleh karena itu lakukanlah perjanjian dengan tegas dan tetaplah berbaik sangka.
وَ إِنْ عَقَدْتَ بَيْنَكَ وَ بَيْنَ عَدُوِّكَ عُقْدَةً أَوْ أَلْبَسْتَهُ مِنْكَ ذِمَّةً فَحُطْ عَهْدَكَ بِالْوَفَاءِ وَ ارْعَ ذِمَّتَكَ بِالأَمَانَةِ وَ اجْعَلْ نَفْسَكَ جُنَّةً دُونَ مَا أَعْطَيْتَ فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ شَيْءٌ النَّاسُ أَشَدُّ عَلَيْهِ اجْتِمَاعًا مَعَ تَفَرُّقِ أَهْوَائِهِمْ وَ تَشَتُّتِ آرَائِهِمْ مِنْ تَعْظِيمِ الْوَفَاءِ بِالْعُهُودِ وَ قَدْ لَزِمَ ذَلِكَ الْمُشْرِكُونَ فِيمَا بَيْنَهُمْ دُونَ الْمُسْلِمِينَ لِمَا اسْتَوْبَلُوا مِنْ عَوَاقِبِ الْغَدْرِ فَلَا تَغْدِرَنَّ بِذِمَّتِكَ وَ لاَ تَخِيسَنَّ بِعَهْدِكَ وَ لاَ تَخْتِلَنَّ عَدُوَّكَ فَإِنَّهُ لَا يَجْتَرِئُ عَلَى اللَّهِ إِلاَّ جَاهِلٌ شَقِيٌّ وَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ عَهْدَهُ وَ ذِمَّتَهُ أَمْناً أَفْضَاهُ بَيْنَ الْعِبَادِ بِرَحْمَتِهِ وَ حَرِيماً يَسْكُنُونَ إِلَى مَنَعَتِهِ وَ يَسْتَفِيضُونَ إِلَى جِوَارِهِ فَلاَ إِدْغَالَ وَ لاَ مُدَالَسَةَ وَ لاَ خِدَاعَ فِيهِ
Apabila kamu mengadakan perjanjian damai dengan pihak musuh atau memberikan suaka, maka penuhilah perjanjian dan berikan perlindungan dengan jujur. Peganglah perjanjian yang kamu tandatangani, sebab tidak satu pun kewajiban yang berharga di sisi Allah, selain menghargai dan menyempurnakan janji walaupun pikiran dan gagasan masing-masing pihak berbeda. Hal itu juga berlaku di kalangan kaum non muslim, karena mereka juga memahami akibat buruk dari menyalahi perjanjian. Jangan kamu mengingkari suaka dan perjanjian, dan janganlah menipu musuh. Sungguh tidak ada yang berani menentang aturan Allah selain orang-orang yang bodoh. Allah telah menjadikan perjanjian dan perlindungan sebagai tindak pengamanan di antara hamba-hamba-Nya supaya mereka dapat hidup dengan aman di tengah-tengah masyarakat, dan tidak dibenarkan berkhianat atau melanggar perjanjian.
وَ لاَ تَعْقِدْ عَقْداً تُجَوِّزُ فِيهِ الْعِلَلَ وَ لاَ تُعَوِّلَنَّ عَلَى لَحْنِ قَوْلٍ بَعْدَ التَّأْكِيدِ وَ التَّوْثِقَةِ وَ لَا يَدْعُوَنَّكَ ضِيقُ أَمْرٍ لَزِمَكَ فِيهِ عَهْدُ اللَّهِ إِلَى طَلَبِ انْفِسَاخِهِ بِغَيْرِ الْحَقِّ فَإِنَّ صَبْرَكَ عَلَى ضِيقِ أَمْرٍ تَرْجُو انْفِرَاجَهُ وَ فَضْلَ عَاقِبَتِهِ خَيْرٌ مِنْ غَدْرٍ تَخَافُ تَبِعَتَهُ وَ أَنْ تُحِيطَ بِكَ مِنَ اللَّهِ فِيهِ طِلْبَةٌ لاَ تَسْتَقْبِلُ فِيهَا دُنْيَاكَ وَ لاَ آخِرَتَكَ
Buatlah perjanjian dengan bahasa yang jelas yang mu-dah dimengerti, yang tidak mengundang banyak penafsiran. Kamu tidak dibenarkan memberikan penafsiran lain atas suatu perjanjian yang telah jelas dan disepakati. Janganlah kamu melanggar perjanjian atau memberikan jalan keluar dengan cara yang tidak benar walaupun kamu dalam posisi terdesak, sebab ketabahan dalam menghadapi tantangan yang disertai sikap optimis adalah jauh lebih baik dari menyalahi janji yang nantinya akan mengakibatkan kamu merugi di dunia dan akhirat.
إِيَّاكَ وَ الدِّمَاءَ وَ سَفْكَهَا بِغَيْرِ حِلِّهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ أَدْعَى لِنِقْمَةٍ وَ لَا أَعْظَمَ لِتَبِعَةٍ وَ لَا أَحْرَى بِزَوَالِ نِعْمَةٍ وَ انْقِطَاعِ مُدَّةٍ مِنْ سَفْكِ الدِّمَاءِ بِغَيْرِ حَقِّهَا وَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ مُبْتَدِئٌ بِالْحُكْمِ بَيْنَ الْعِبَادِ فِيمَا تَسَافَكُوا مِنَ الدِّمَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلَا تُقَوِّيَنَّ سُلْطَانَكَ بِسَفْكِ دَمٍ حَرَامٍ فَإِنَّ ذَلِكَ مِمَّا يُضْعِفُهُ وَ يُوهِنُهُ بَلْ يُزِيلُهُ وَ يَنْقُلُهُ
Hindarilah pertumpahan darah yang tidak halal, sebab pertumpahan darah akan menimbulkan malapetaka dan menghilangkan karunia serta ketenangan. Pada hari kiamat nanti, yang petama-tama diadili Allah adalah orang-orang yang saling menumpahkan darah. Janganlah sekali-kali kamu memperkuat kekuasaan dengan cara menumpahkan darah secara tidak halal, sebab hal itu hanya akan melemahkan kekuasaan, dan bahkan tidak mustahil hal itu akan menumbangkannya.
وَ لَا عُذْرَ لَكَ عِنْدَ اللَّهِ وَ لَا عِنْدِي فِي قَتْلِ الْعَمْدِ لِأَنَّ فِيهِ قَوَدَ الْبَدَنِ وَ إِنِ ابْتُلِيتَ بِخَطَإٍ وَ أَفْرَطَ عَلَيْكَ سَوْطُكَ أَوْ سَيْفُكَ أَوْ يَدُكَ بِالْعُقُوبَةِ فَإِنَّ فِي الْوَكْزَةِ فَمَا فَوْقَهَا مَقْتَلَةً فَلَا تَطْمَحَنَّ بِكَ نَخْوَةُ سُلْطَانِكَ عَنْ أَنْ تُؤَدِّيَ إِلَى أَوْلِيَاءِ الْمَقْتُولِ حَقَّهُمْ
Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja mesti dibalas dengan hukum mati (jika wali terbunuh menghendaki demikian), tidak ada uzur buatmu di sisi Allah dan di sisiku. Dan seandainya kamu melakukan hukum balas secara tidak sengaja atau keliru, maka jangan segan-segan kamu (minta maaf) dan memberikan ganti rugi kepada keluarga korban.
وَ إِيَّاكَ وَ الْإِعْجَابَ بِنَفْسِكَ وَ الثِّقَةَ بِمَا يُعْجِبُكَ مِنْهَا وَ حُبَّ الْإِطْرَاءِ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ أَوْثَقِ فُرَصِ الشَّيْطَانِ فِي نَفْسِهِ لِيَمْحَقَ مَا يَكُونُ مِنْ إِحْسَانِ الْمُحْسِنِينَ وَ إِيَّاكَ وَ الْمَنَّ عَلَى رَعِيَّتِكَ بِإِحْسَانِكَ أَوِ التَّزَيُّدَ فِيمَا كَانَ مِنْ فِعْلِكَ أَوْ أَنْ تَعِدَهُمْ فَتُتْبِعَ مَوْعِدَكَ بِخُلْفِكَ فَإِنَّ الْمَنَّ يُبْطِلُ الْإِحْسَانَ وَ التَّزَيُّدَ يَذْهَبُ بِنُورِ الْحَقِّ وَ الْخُلْفَ يُوجِبُ الْمَقْتَ عِنْدَ اللَّهِ وَ النَّاسِ
Janganlah kamu membanggakan diri dan ingin dipuji, sebab sifat seperti ini hanya akan memberikan peluang kepada setan untuk merongrong kebaikan. Janganlah kamu mengungkit-ungkit kebaikan kamu kepada rakyat atau membesar-besarkannya, atau kamu janjikan kebaikan kepada mereka, kemudian kamu mengingkarinya. Sungguh menyebut-nyebut jasa itu akan melenyapkan pahala kebaikan itu sendiri, dan membesar-besarkannya akan menghilangkan cahaya kebenaran, sedangkan mengingkari janji merupakan perbuatan yang dibenci Allah dan orang banyak.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى كَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لاَ تَفْعَلُونَ وَ إِيَّاكَ وَ الْعَجَلَةَ بِالْأُمُورِ قَبْلَ أَوَانِهَا أَوِ التَّسَقُّطَ فِيهَا عِنْدَ إِمْكَانِهَا أَوِ اللَّجَاجَةَ فِيهَا إِذَا تَنَكَّرَتْ أَوِ الْوَهْنَ عَنْهَا إِذَا اسْتَوْضَحَتْ فَضَعْ كُلَّ أَمْرٍ مَوْضِعَهُ وَ أَوْقِعْ كُلَّ أَمْرٍ مَوْقِعَهُ
Allah yang maha tinggi berfirman, Betapa besar kebencian Allah manakala kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan.
Janganlah kamu terburu-buru mengharapkan sesuatu sebelum waktunya tiba, atau kamu mengabaikannya setelah saatnya memungkinkan. Janganlah kamu bersikeras dalam perkara yang tidak jelas kebenarannya. Tempatkanlah segala sesuatu pada tempatnya, dan lakukanlah semua pekerjaan tepat pada waktunya.
وَ إِيَّاكَ وَ الإِسْتِئْثَارَ بِمَا النَّاسُ فِيهِ أُسْوَةٌ وَ التَّغَابِيَ عَمَّا تُعْنَى بِهِ مِمَّا قَدْ وَضَحَ لِلْعُيُونِ فَإِنَّهُ مَأْخُوذٌ مِنْكَ لِغَيْرِكَ وَ عَمَّا قَلِيلٍ تَنْكَشِفُ عَنْكَ أَغْطِيَةُ الْأُمُورِ وَ يُنْتَصَفُ مِنْكَ لِلْمَظْلُومِ امْلِكْ حَمِيَّةَ أَنْفِكَ وَ سَوْرَةَ حَدِّكَ وَ سَطْوَةَ يَدِكَ وَ غَرْبَ لِسَانِكَ وَ احْتَرِسْ مِنْ كُلِّ ذَلِكَ بِكَفِّ الْبَادِرَةِ وَ تَأْخِيرِ السَّطْوَةِ حَتَّى يَسْكُنَ غَضَبُكَ فَتَمْلِكَ الإِخْتِيَارَ وَ لَنْ تَحْكُمَ ذَلِكَ مِنْ نَفْسِكَ حَتَّى تُكْثِرَ هُمُومَكَ بِذِكْرِ الْمَعَادِ إِلَى رَبِّكَ وَ الْوَاجِبُ عَلَيْكَ أَنْ تَتَذَكَّرَ مَا مَضَى لِمَنْ تَقَدَّمَكَ مِنْ حُكُومَةٍ عَادِلَةٍ أَوْ سُنَّةٍ فَاضِلَةٍ أَوْ أَثَرٍ عَنْ نَبِيِّنَا ص أَوْ فَرِيضَةٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ فَتَقْتَدِيَ بِمَا شَاهَدْتَ مِمَّا عَمِلْنَا بِهِ فِيهَا وَ تَجْتَهِدَ لِنَفْسِكَ فِي اتِّبَاعِ مَا عَهِدْتُ إِلَيْكَ فِي عَهْدِي هَذَا وَ اسْتَوْثَقْتُ بِهِ مِنَ الْحُجَّةِ لِنَفْسِي عَلَيْكَ لِكَيْلَا تَكُونَ لَكَ عِلَّةٌ عِنْدَ تَسَرُّعِ نَفْسِكَ إِلَى هَوَاهَا
Janganlah kamu menganggap remeh kepada masalah yang penting yang menjadi tanggung jawabmu, kamu harus mampu mencari solusi dari berbagai persoalan dan bisa memberikan rasa keadilan kepada golongan yang lemah. Janganlah kamu cepat marah, tahanlah tanganmu dan mulutmu dari perbuatan dan perkataan yang kasar. Semua masalah mesti dikendalikan dan dikontrol agar kamu merasa tenang dan bisa berkonsentrasi. Kamu harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan semua ketentuan yang tertuang di dalam surat ini, dan aku punya kekuatan hujjah atasmu supaya kamu tidak punya alasan ketika kamu mengikuti keinginan hawa nafsumu.
وَ أَنَا أَسْأَلُ اللَّهَ بِسَعَةِ رَحْمَتِهِ وَ عَظِيمِ قُدْرَتِهِ عَلَى إِعْطَاءِ كُلِّ رَغْبَةٍ أَنْ يُوَفِّقَنِي وَ إِيَّاكَ لِمَا فِيهِ رِضَاهُ مِنَ الْإِقَامَةِ عَلَى الْعُذْرِ الْوَاضِحِ إِلَيْهِ وَ إِلَى خَلْقِهِ مَعَ حُسْنِ الثَّنَاءِ فِي الْعِبَادِ وَ جَمِيلِ الأَثَرِ فِي الْبِلَادِ وَ تَمَامِ النِّعْمَةِ وَ تَضْعِيفِ الْكَرَامَةِ وَ أَنْ يَخْتِمَ لِي وَ لَكَ بِالسَّعَادَةِ وَ الشَّهَادَةِ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ وَ السَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَ سَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَ السَّلاَمُ
(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email