Pesan Rahbar

Home » » Hizbullah Sebut Arab Saudi dan Turki Pengganggu Negosiasi Damai Suriah

Hizbullah Sebut Arab Saudi dan Turki Pengganggu Negosiasi Damai Suriah

Written By Unknown on Monday 23 May 2016 | 18:32:00

Pemimpin kelompok perlawanan Hizbullah, Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah

Pemimpin kelompok perlawanan Hizbullah, Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah menuding Turki dan Arab Saudi mengganggu negosiasi damai Suriah, yang saat ini masih berlangsung di Jenewa. Negosiasi itu disebut-sebut sebagai satu-satunya kesempatan bagi terciptanya perdamaian di Suriah.

“Arab Saudi adalah apa yang pertama-tama mengganggu kemajuan menuju solusi politik di Suriah, dan yang kedua adalah Turki,” kata Nasrallah dalam sebuah pernyataan, Senin, 21 Maret 2016 seperti dilansir Sputnik.

Milisi yang pernah mempermalukan Israel pada perang 30 hari 2006 itu telah mengirimkan para pejuangnya ke Suriah untuk membantu Presiden Bashar al-Assad. Sebaliknya, Saudi dan Turki yang menuntut Assad mundur, mendukung pihak pemberontak bayaran yang untuk menumbangkan Assad.

“Arab Saudi tidak menginginkan kemajuan apa pun dalam perundingan di Jenewa,” kata Nasrallah seraya menambahkan Riyadh mungkin bertahan sampai hasil Pemilu AS November mendatang untuk melihat apakah pemerintah baru AS mengambil kebijakan yang berbeda mengenai Suriah.

“Oleh karena itu saya tidak mengharapkan kemajuan dalam proses politik atau solusi politik,” sambung dia.

Selain soal negosiasi, Nasrallah juga menyinggung markas operasi kerjasama antara Irak, Rusia, Iran dan Suriah untuk mengantisipasi situasi darurat. Dirinya juga menyinggung situasi dalam negeri Lebanon dengan menyebut Beirut membutuhkan presiden yang kuat, tidak bisa disuap, dan tidak takut berhadapan dengan kekuatan negara luar.

Berikut petikan pidato Nasrallah:

Kami ikut andil dalam menjaga Suriah agar tidak jatuh ke tangan ISIS dan Nusra karena Jika Suriah jatuh ke tangan mereka maka Lebanon juga akan menjadi korban.

Di Baghdad telah didirikan markas operasi kerjasama antara Irak Rusia Iran dan Suriah untuk mengantisipasi situasi darurat.

Presiden Putin mengambil keputusan turut gabung berperang bukanlah hal yang mengejutkan bagi Iran dan Suriah karena hal itu sudah didiskusikan bersama pada tingkat tinggi.

Untuk Lebanon, kami membutuhkan Presiden yang kuat, tidak bisa disuap, dan tidak takut berhadapan dengan kekuatan negara luar.

Kami punya tanggung jawab dan jika Imad Aun terpilih kami tetap dukung.

jika terjadi agresi serangan apapun terhadap Lebanon maka kami akan lawan tanpa atap, tanpa batas, dan tanpa Garis Merah!!!

(Sputnik/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: