Sebelumnya Anda membaca Demi Membantai Sunni dan Syiah Sebenarnya, Syiah Yasir Londoni Sok Sunnati dan Sok Ngaku Syiah
Wahabi, Radikalisme Diantara ISIS dan ATHEIS
Dukungan terhadap ISIS dan atheis adalah dua fenomena yang bertolak belakang namun semakin menguat di Negeri Saudi Arabia saat ini. Menurut laporan al-Hayat (21 Juli 2014), media massa milik Saudi, dalam sebuah survei oleh As-Sakinah terhadap media-media sosial di Saudi menunjukkan 92% responden berpendapat “ISIS sesuai dengan nilai-nilai dan syariat Islam”. Demikian pula dalam survei yang dilakukan oleh Brooking Institute terhadap twitter, pada tahun 2015 dukungan kicauan (twit) yang mendukung ISIS mayoritas berasal dari Saudi Arabia. Hal ini menunjukkan dukungan terhadap radikalisme dan terorisme semakin menguat di Saudi, khususnya dari kalangan muda, kelas menengah dan terpelajar yang akrab dengan media sosial. (Baca Wahabi Agama rekayasa monarki saudi)
Namun atheisme juga menguat di Saudi bahkan tertinggi di negeri-negeri yang penduduknya mayoritas Islam berdasarkan polling dari WIN-Gallup International di Zurich Swiss, 27 Juli 2012 yang memberikan laporan seluruh penduduk dunia mengaku religius (59%), tidak religius (23%) dan atheis (13%). Atheis di Saudi (5%) sama dengan Amerika Serikat, Maldiv, Polandia, di atas India (3%) dan Pakistan, Libanon, Uzbekistan, Turki (masing-masing 2%), Nigeria (1%). Sedangkan untuk tingkat negara yang “religius” Saudi hanya 75%, di bawah Nigeria (93%), Iraq (88%), Pakistan (84%), Afghanistan (83%) dan Malaysia (81%). ( Baca Komunisme dan Wahabisme Lahir dari Rahim Yahudi)
Melihat laporan ini, Pemerintah Saudi buru-buru membuat lembaga baru Pusat Pemberantasan Atheisme (Markaz li Mukafahah Ilhad) di Universitas Islam Madinah, namun pada awal tahun 2015 justeru publik Saudi dikejutkan dengan adanya Perkumpulan Para Atheis Makkah (Multaqa Mulhidin Makkah). Laporan ini juga dilengkapi sebuah foto yang menunjukkan tulisan di atas secaik kertas putih “Proud to be Atheist” (Bangga menjadi Atheis)” yang di belakang kertas tampak Ka’bah dan Masjidil Haram. Angka atheis di Saudi berkisar 145-260 ribu orang dan lebih banyak daripada negeri-negeri yang disebut “sekular” seperti Tunisia, Libanon, Mesir dan Turki.
Mengapa dukungan terhadap terorisme dan atheisme meningkat di Saudi Arabia? Inilah pertanyaan yang menjadi tema diskusi dalam tahun-tahun terakhir ini di media-media Arab, yang rata-rata memberikan jawaban pada satu masalah: fenomena ekstrimisme dalam pemikiran keagamaan (al-ghuluww fil fikr al-dini) yang berasal dari ideologi Wahabi. Bagaimana satu ideologi bisa menghasilkan dua hal yang bertentangan? Penjelasannya adalah, pihak yang mengamini ideologi Wahabi akan ekstrim, berhaluan garis keras, bersimpati hingga menjadi aktor terorisme. Sedangkan pihak yang menolak, atau menjadi korban ideologi garis keras ini akan melawan dengan bentuk ekstrim yang lain, menjadi atheis. (Baca Ideologi Wahabi Picu Demam Atheis di Timur Tengah)
Tahun 2004, Syaikh Hasan bin Farhan al-Maliki seorang penulis dan pemikir di Riyadh, Saudi Arabia, menulis kitab Qira’aah fi Kitabit Tauhid (Pembacaan Ulang terhadap Kitab Tauhid Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah catatan kritis terhadap ideologi Wahabi. Bagi dia, kitab Muhammad bin Abd Wahhab yang sangat tipis itu (hanya 122 halaman dan 65 bab) namun menyebabkan meningkatnya ekstrimisme (al-ghuluww) dan pengkafiran di Arab Saudi karena dipakai sebagai buku ajar di sekolah-sekolah.
Menurut Syaikh Hasan saat Muhammad bin Abd Wahhab menulis tentang syirik zaman Nabi merupakan kebenaran, namun yang tidak benar ketika kemusyrikan dituduhkan kepada orang Islam di zamannya. Menurutnya pula, Muhammad bin Abd Wahhab sangat pandai menyarikan ayat-ayat tentang mencegah syirik, namun sayangnya ia banyak lupa soal larangan membunuh manusia yang tidak bersalah. Sehingga saat itu Wahabi banyak membunuh orang Islam bahkan ketika mereka shalat di dalam masjid. Sayangnya pada tahun 2014, Syaikh Hasan bin Farhan pernah diinterogasi dan dijebloskan ke penjara, karena kritik-kritiknya terhadap pemikiran Ibn Taimiyah dan Muhammad bin Abd Wahhab. Ia dilepas setelah protes dari dunia internasional, khususnya organisasi HAM di Jenewa.
Sebelum dia, ada tokoh Wahabi yang menjadi atheis, bernama Abdullah Al-Qashimi (1907-1996) yang lahir Buraidah, di Saudi Arabia menulis kitab Ats-Tsaurah al-Wahabiyah (Revolusi Wahabi) yang memuj-muji ideologi Wahabi dan keberhasilan Dinasti Saudi. Namun akhirnya Abdullah Al-Qashimi menjadi seorang atheis, tinggal dan wafat di Cairo, Mesir.
Tokoh salafi lain yang menjadi atheis adalah Ahmad Husein al-Harqan dari Mesir yang pernah menjadi murid Syaikh Ahmad Al-Burhami, seorang tokoh salafi dan wakil pemimpin tertinggi Partai Nur, Salafi di Iskandaria, Mesir. Ahmad yang pernah menjadi imam di masjid salafi, pada tahun 2014 mendeklarasikan sebagai atheis karena kecewa dengan kekerasan dan pandangan sempit ideologi salafi di Mesir. Setelah sebelumnya dia dan istrinya menjadi korban kekerasan itu. (Baca ISIS dan Sistem Negara Khalifah Bukan Tegakkan Islam)
Tokoh lain, Ayaan Hirsi Ali, kelahiran Mongadisu Somalia yang hidup di tengah keluarga salafi wahabi dan menerima kekerasan, baik saat pindah ke Saudi Arabia, Etiopia dan Kenya. Ia pun akhirnya pindah ke Belanda dan terakhir di Amerika Serikat. Karena ia hanya mengenal Islam ala Wahabi dan menerima kekerasan yang bertubi-tubi dari kelompok ini, ia sangat kecewa dan keluar dari Islam, hingga sekarang aktif menulis buku-buku yang menyerang Islam. (Baca Rasul Peringatkan Gerakan Radikalisme Wahabi)
Inilah dua fenomena yang berolak belakang sebagai dampak dari ideologi Wahabi, bersimpati dan bisa ikut ISIS, atau menjadi atheis.
Mohammed Bin Salman Versus Mohammed Bin Nayef
Kasus pecopotan pangeran Muqrin bin Abdulaziz al-Saud menunjukkan bahwa posisi wakil putra mahkota, menempatkan dirinya dalam kondisi bahaya, dan membantu memperjelas alasan mengapa Mohammed bin Salman terus memperkuat posisinya.
Gemuruh persaingan kekuasaan dan konflik menyeruak diantara dua pangeran gagah perkasa Bani Saud disaat istana menghadapai tantangan terbesar dalam abad 21. Intervensi berdarah-darah di Yaman, di Suriah, Irak dan Indonesia adalah beberapa badai yang mereka ciptakan, disusul turunnya harga minyak dan melonjaknya kekerasan kelompok-kelompok Takfiri binaan mereka.
Ini semua bermula dari sembilan bulan lalu, ketika Raja Salman diangkat menjadi raja menggantikan raja Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud tewas.
Tak cukup sampai disitu, penguasa kerajaan juga menghadapi kritik tajam dunia internasional atas tragedi Mina bulan lalu yang menurut pejabat asing, menewaskan lebih dari 2.200 orang dalam aksi injak-injak.
Belum lagi soal kekhawatiran rebutan kekuasaan, Salman yang berumur 79 tahun, dengan tubuh renta, diterpa berbagai macam jenis penyakit kronis, sisi lain dipusara kekuasaan, ada dua ahli waris yang siap bersaing untuk menduduki tahta jika Salman mati.
Putra Mahkota Mohammed bin Nayef, berumur 56 tahun, keponakan raja, dibaris pertama yang akan mencicipi legitnya takhta. Sisi lain, Mohammed bin Salman, berumur 30 tahun, anak raja yang ditunjuk sebagai Wakil Putra Mahkota saat ini sedang menghimpun kekuatan.
Menurut ahli Timur Tengah, persaingan Mohammed bin Nayef yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, dan Mohammed bin Salman yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, sangat tajam yang benar-benar telah menganggu kebijakan dalam dan luar negeri.
“Persaingan keduanya bahkan sampai mengganggu kebijakan luar negeri dan internal”, kata Frederic Wehrey, Analis Timur Tengah dan Pakar Politik Teluk di Washington.
Menunjuk tindakan tidak bertangungjawab intervensi Saudi di Yaman yang menurut Wehrey, bahkan negara-negara Barat, sekutu utama kerajaan menganggap telah melenceng jauh dari rencana awal, reformasi dan mengembalikan kekuasaan Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Ketegangan dan persaingan antara kedua pangeran itu bermula ketika terjadi ledakan peristiwa penghapusan posisi Muqrin bin Abdulaziz al-Saud oleh Salman, yang saat itu ditunjuk oleh Raja Abdullah sebagai Deputi Putera Mahkota dan menjadikannya sebagai orang kedua dalam garis suksesi setelah saudaranya, Salman. Diganti oleh Mohammed bin Nayef yang ditunjuk oleh pamannya, raja Salman.
Sejak saat itu, pangeran muda, Mohammed bin Salman menduduki posisi Deputi Putra Mahkota yang ditunjuk oleh ayahnya sendiri.
“Kebanyakan orang melihat hal ini sebagai semacam kudeta … dan itu merupakan salah satu faksi untuk mengambil kekuasaan demi dirinya sendiri,” kata Stephane Lacroix, Pakar Arab Saudi di universitas Sciences Po di Paris.
Kasus pecopotan pangeran Muqrin bin Abdulaziz al-Saud menunjukkan bahwa posisi wakil putra mahkota, menempatkan dirinya dalam kondisi bahaya, dan membantu memperjelas alasan mengapa Mohammed bin Salman terus memperkuat posisinya.
Tidak merasa cukup menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Mohammed bin Salman juga mengangkangi beberapa jabatan strategis lain, termasuk sebagai Wakil Perdana Menteri Kedua, Ketua Mahkamah Kerajaan, Penasehat Khusus Pelayan Dua Tanah Suci dan mengawasi langsung badan usaha negara Saudi Aramco, perusahaan minyak negara sebagai eksportir minyak terbesar di dunia.
“Mohammed bin Salman jelas-jelas menghimpun kekuatan yang luar biasa, dan pengaruh yang sangat cepat. Ini jelas akan mengganggu ketenangan para pesaingnya,” tambah Wehrey.
Mohammed bin Salman, harus memenuhi kebutuhan ini untuk menguatkan struktur posisinya, kelak saat ayahnya meninggal supaya tak tergantikan, karena ia tidak mempunyai jaminan tentang bagaimana ambisi Mohammed bin Nayef ketika menjabat sebagai raja, dan bagaimana Mohammed bin Nayef akan memperlakukan terhadap dirinya.
Dengan posisi dan jabatan berlimpah dan kuat, ditambah kedekatan hubungan dengan ayahnya, Mohammed bin Salman bertindak seolah-olah dirinya adalah ahli waris yang jelas, jadi ini jelas-jelas menciptakan ketegangan semakin meningkat.
Pendongkelan posisi Saad al-Jabiri sebagai Menteri Negara dan Anggota Kabinet oleh Salman pada bulan September terkait erat dengan Mohammed bin Nayef yang merupakan salah satu indikasi dimulainya pergumulan dalam istana.
Namun sejauh ini belum ada langkah-langkah dan pergerakan lebih luas yang dilakukan Menteri Dalam Negeri, yang relatif masih dihormati di luar negeri karena diyakini sedang memimpin upaya melawan al-Qaeda dan kelompok jihad lainnya.
“Dia dihormati. Dia adalah satu orang yang dipercayai Barat, terutama soal isu kontra-terorisme. Saya pikir mereka akan menembak kaki mereka sendiri jika sampai menurunkan Mohammed bin Nayef dari posisinya,” kata analis politik.
Saat ini Putra Mahkota mempunyai pasukan yang loyal di departemen kementerian dalam negeri, bahkan sebagian besar anggota keluarga kerajaan akan mendukung dirinya sebagai Raja, dan itu dipandang sebagai sesuatu yang normal.
Faksi kuat pimpinan Mohammed bin Salman bisa bergerak kapan saja untuk melawan saat Tragedi Mina, sementara kepolisian dibawah komando Putra Mahkota dan bertanggung jawab atas keamanan haji, maka tragedi injak-injak di Mina, merupakan momen tepat untuk mendongkel Mohammed bin Nayef. Sebab tragedi itu bisa dijadikan alasan dan kambing hitam.
Sejauh ini, AS masih mendukung Mohammed bin Nayef yang dianggap berjasa menjaga kepentingan Barat dalam isu kontra terorisme. Selain itu, Muhammad bin Nayef pernah menghabiskan umurnya di Amerika Serikat, mengambil pelatihan di Lewis & Clark College dan kursus keamanan FBI dari tahun 1985-1988 yang dilatih di unit anti-terorisme Scotland Yard dari tahun 1992 sampai 1994.
Di sisi lain persaingan, di dalam keluarga kerajaan diam-diam muncul sentimen dan rasa tidak senang mengenai penanganan Mohammed bin Salman dalam serangan Saudi di Yaman. Sebagai Menteri Pertahanan, Mohammed bin Salman menjadi komandan terkemuka Operasi Badai Yang Menentukan, sebuah operasi militer besar pertama Arab Saudi pada abad ke-21 terhadap warga sipil Yaman.
Beberapa analis poltik berpendapat, operasi di Yaman, sepenuhnya semata-mata dimanfaatkan untuk menopang profil menteri pertahanan, meski Putra Mahkota juga menjadi komandan Operasi berdarah-darah itu.
Perang yang dikobarkan di Yaman dengan biaya yang masih belum terungkap nominalnya, pembiayaan tak terhingga kepada kelompok-kelompok Takfiri di Suriah, Irak, dan termasuk Indonesia dengan membentuk unit-unit rekrument atas nama Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), defisit anggaran, penerbitan obligasi dan turunnya harga minyak, adalah ancaman-ancaman nyata yang akan memperpendek umur kerajaan Bani Saud.
Untuk saat ini, pendukung kerajaan Bani Saud al-Wahabi masih boleh tersenyum, tetapi, dalam jangka relatif pendek, persaingan dan gejolak hebat yang muncul dari dalam perut istana, mau tidak mau, suka atau tidak suka, akan segera meledak dan melahirkan puing-puing kerajaan properti pribadi Bani al-Saud.
Ini Surat Terbuka Seorang Dokter Nasrani Tionghoa Untuk Kaum Takfiri Wahabi
Anggota ISIS siap menyantap hidangan buka puasa. (Daily Mail)
Sebelum kita memulai, ijinkanlah saya memperkenalkan diri. Saya bernama Dr. Huang, seorang umat Katolik, juga seorang warga negara Indonesia keturunan Tionghoa. Dua fakta itu saja, tentunya akan membuat sebagian khalayak menilai TIDAK PANTAS untuk beropini terhadap perpecahan dalam tubuh agama Islam.
Tapi, di era modern dimana terjadi asimilasi budaya antar suku bangsa, agama dan latar belakang, dan juga di era yang sering digadang-gadang sebagai era keterbukaan dan kebebasan ini, saya rasa tidak ada kendala bagi saya yang seorang Tionghoa Nasrani yang perduli terhadap permasalahan dunia untuk ikut beropini. Semua orang di dunia bebas mengeluarkan pendapat, asalkan (alangkah baiknya) tidak menyesatkan, kan? Hehe.
Okay, sekian perkenalan dan alasan “terjunnya” saya dalam hiruk pikuk yang tengah melanda dunia ini. Sebelum 2011, ketika masa perang ‘saudara’ Syria dimulai, saya masih buta soal apa saja perbedaan-perbedaan fundamental antara mazhab Sunni & Syiah dalam tubuh Islam.
Seiring berjalannya waktu, semakin kencanglah segala pernyataan sarat kebencian berhembus di media sosial, maupun media massa mainstream, yang intinya memojokkan Syiah. Syiah diklaim sebagai penyebab mulainya Perang Syria, lewat aksi pembantaian keji terhadap rakyat Syria. Dan tanpa perlu kujabarkan lagi, dari sana lah makin banyak dan makin lancarlah segala fitnah yang ditujukan terhadap Syiah.
Saya sebagai ‘orang luar’, tentunya merasa janggal, koq segitu bencinya antar sesama kaum muslimin. Efek yang paling terasa kentara, adalah ketika bahkan teman-teman Muslim dari komunitas sepermainanku juga mulai ikut-ikutan menampakkan tendensi takfiri dan menebarkan kebencian (tak berdasar) kepada sesama Muslimin mereka (baca: Muslimin Syiah). Dari situ, saya merasa ada yang janggal dengan segala fitnah mereka, maka dari situlah saya mulai inisiatif menggali lebih dalam soal terpisahnya Islam menjadi dua mazhab besar, Ahlusunnah & Ahlulbait.
Tidak ketinggalan juga belajar soal peristiwa Karbala yang menjadi salah satu kejadian penting dalam sejarah Islam. Semakin dipelajari dari aspek sejarah, dan dibandingkan dengan alur berjalannya sejarah, saya menemukan beberapa kontradiksi dan semakin merasa segala kebencian yang tiba-tiba muncul dari dalam tubuh Islam ini, bukan tanpa sebab.
Dan penyebabnya, saya tekankan disini, bukanlah kaum Syiah seperti yang selama ini difitnah kan oleh kaum takfiri yang selalu mengklaim penegakan tauhid, dan dalam proses penegakan itu, tidak segan-segan menghalalkan darah sesama saudara Muslimin mereka. Penyebabnya justru kaum takfiri yang selama ini nyaring menyerukan kebencian terhadap Syiah.
Sekarang, mari kita lihat kembali pada tahun 2006, ketika Israel dipercundangi oleh Hezbollah di pertempuran Lebanon selatan. Seingatku, pada masa itu eforia diantara teman-teman Muslimin ku sangatlah tinggi dan mengelu-elukan Hezbollah sebagai mujahidin sejati, beserta sosok pemimpinnya, yakni Sayyid Hassan Nasrallah.
Tidak ketinggalan adalah pengidolaan masif terhadap Ahmadinejad, dan negara Republik Islam Iran. Tetapi hanya berselang 5 tahun, ketika perang Syria meletus, seolah ‘semua kenangan manis tentang Iran & Hezbollah’ teman-temanku, dan juga mungkin sebagian besar muslimin di dunia, seolah lenyap ditelan bumi. Atau ditelan gelombang fitnah yang sedemikian besar. Hezbollah kerap dicaci maki sebagai Hezbosyaithan, Iran kerap dicaci maki sebagai bangsa kafir & pelaknat Islam, Syiah kerap difitnah secara keji dan tidak adil.
Wahai teman-temanku, jika kalian membaca ulasanku ini, sudah lupakah kalian betapa bahagianya kalian ketika Hezbollah dengan gagahnya menendang zionis dari Lebanon, dan sudah lupakah kalian betapa besarnya bantuan Iran & Syria terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, yang ironisnya juga kalian dukung sepenuh hati itu?
Sebegitu pendeknya kah daya ingat kalian, hingga ‘kenangan manis’ yang baru berlalu 5 tahun pun tidak sanggup kalian ingat kembali? Sebegitu agungnyakah setiap perintah ulama-ulama Salafi Wahhabi, sehingga kalian tanpa ragu-ragu mengkafirkan dan menyerukan pertumpahan darah terhadap Muslimin Syiah?
Sebegitu sucinya kah rejim Al Saud, sehingga tidak boleh dibantah dengan alasan mereka adalah Khadim al Haramain? Toh gelar Khadim al Haramain juga mereka peroleh lewat cara haram, yakni serangkaian kudeta dan pembunuhan massal dengan bantuan ‘kafirin’ Inggris untuk memperlemah Utsmaniyah?
Saya, sebagai seorang Nasrani, prihatin dengan ‘amnesia’nya kalian dan terlebih lagi, prihatin dengan betapa teganya kalian menghabisi sesama Muslimin sambil meneriakkan bahwa Islam kalian adalah Islam pembawa rahmatan lil al amin. Tahu apa yang kupikirkan dengan tindakan dan perkataan kalian yang serba kontradiktif ini?
Jika kalian saja begitu tega mengkafirkan sesama Muslimin, bagaimana kami selaku ahlul kitab, dan juga umat beragama lainnya, bisa tenang dan percaya dengan motto “rahmatan lil al amin” kalian? Ibaratnya, saudara sendiri saja kalian habisi, apalagi tetangga, kan?
Dan sebelum saya mengakhiri ‘celotehan’ ini, ada beberapa hal yang hendak kusampaikan. Pertama adalah, terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberkahi kita dengan akal sehat dan hati nurani.
Manfaatkanlah kedua pemberian tersebut, saudara-saudara. Kedua, permohonan maaf sebesar-besarnya apabila ada pihak yang tersinggung dengan ‘mulut lancang si non-Muslim’ ini, saya juga masih harus terus belajar lebih banyak lagi koq.
Ketiga, terima kasih sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada kaum takfiri yang selama ini tidak berhenti dalam menebarkan dakwah kebencian terhadap sesama muslimin kalian.
Karena itu jadi pemicu bagi saya, dan juga banyak khalayak awam (namun berakal) di dunia ini, agar mencari tahu lebih dalam soal sejarah Islam. TERIMA KASIH, WAHAI TAKFIRI! Selamat berakhir pekan, semuanya..!
Salam.
(Dr. Huang)
Hacker dan Blogger Indonesia Perangi Radikalisme
ilustrasi
Lebih dari 400 blogger dan hacker dari seluruh Indonesia bersepakat membangun dunia maya damai sebagai reaksi dari mewabahnya penyebaran paham radikalisme di dunia maya.
“Kita sepakat membantu pemerintah memerangi penyebaran paham radikalisme,” kata Bambang Herialdi, blogger dari Pontianak dalam workshop Program Damai di Dunia Maya di Jogja Exspo Center (JEC) Yoyakarta, Kamis 29 Oktober 2015.
Diungkapkan Bambang, dunia maya dan sosial media saat ini memang sebagai surga kalangan teroris maupun kelompol ektrimis menyebarkan kekerasan. Selain biaya murah aktiVitas bisa dilakukan di mana saja, kapan saja.
“Namun kita sesama blogger sedikit banyak sudah mengetahui cirri-ciri situs atau web berisi penyebaran paham radikalisme,” kata Bambang.
Untuk memerangi wabah radikalisme, lanjutnya, pihaknya sering melakukan pertemuan baik dengan sesama blogger, hacker maupun instansi pemerintah.
“Kami bersedia membantu untuk menyelamatkan generasi muda namun perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya penyajian konten yang sesuai,” kata Bambang.
Pakar sosial media Nukman Luthfie, mengungkapkan, pengguna internet aktif di Indonesia 60 persen adalah generasi muda. Padahal generasi muda merupakan individu yang masih bersih dan sedang mencari jati diri.
“Mereka sangat rentan terbawa arus paham radikalisme atau mengikuti sosok yang dianggap pahlawan walau itu pelaku tindak kekerasan,” katanya.
Ditambahkan Nukman, memblokir situs radikalisme tidak akan banyak pengaruh. Sebab mereka bisa membuat alamat baru, menulis ulang dan dengan cepat menyebarkan lagi di dunia maya.
Untuk menyelamatkan generasi muda, diperlukan gerakan swadaya dari masyarakat melalui penyediakan informasi, edukasi dan diskusi dalam dunia maya. “Ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah,” katanya.
Deputi Satu Badan Nasional Penanggulangan Teroris Agus Surya Bakti menambahkan, sebagai upaya membanjiri dunia maya dengan konten positif memerangi faham radikalisme, tahun ini pihaknya akan merilis satu portal dan dua situs.
Situs berisi tentang informasi terkait dengan aneka macam terorisme dan faham radikalisme.
“Satu situs lagi berisi konten edukatif yaitu wacana pembanding yang benar sebagai konter akan faham radikalisme. Biar masyarakat khususnya pemuda memiliki bacaan yang benar dan mereka akan bisa menyimpulkan sendiri,” kata Agus.
Saat ini dunia terorisme mengalami proses adaptasi dan perkembangan luar biasa. Memang Densus 88 berhasil menangkap pelaku namun paham terorisme sampai saat ini tetap hidup dan menyebar.
“Tiga tahun terakhir, dunia maya menjadi instrumen teroris menyebarkan paham radikalisme dan ekstrimisme dan rekrutmen,” katanya.
Untuk mencegah hal ini tidak mungkin hanya dilakukan BNPT dan pemerintah atau melakukan penutupan situ berisi paham radikalisme. Semua harus dilakukan bersama dengan berbagai srage holder dan menjadi gerakan nasional.
“Kami awali dari Yogyakarta dengan 1.000 pemuda dan ratusan blogger. Tahun depan acara serupa akan kita gelar di lain daerah dengan melibatkan pemuda dan blogger lebih banyak sebagai upaya membangun gerakan nasional,” katanya.
________________________________________
Baca disini: http://ahlulbaitnabisaw.blogspot.com/2016/05/syiah-kloningan-yahudi-yang-sebenarnya.html
Yasir Habib Sang Penista Sahabat Nabi dan Ummul Mukminin Aisyah ra
Dalam beberapa waktu terakhir ini, umat Islam harus mengalami berbagai tragedi dan goncangan hebat akibat serangkaian aksi berupa sikap atau pernyataan yang melecehkan Islam dan umat Islam. Setidaknya dalam bulan September lalu, goncangan itu datang dari dua orang yaitu pastor Terry Jones yang menyerukan hari pembakaran Al-Quran pada peringatan kesembilan peristiwa 9/11 dan dari Yasir Habib seorang da'i dan ulama Syi'ah kondang yang sekarang bermukim di London.
Kita tidak akan mencoba membongkar siapa itu Terry Jones, karena sosoknya telah terkenal di mana-mana setelah aksi dan ide gilanya yang menyerang Islam secara terang-terangan.
Mengenal sosok Yasir Habib.
Pria kelahiran Kuwait tahun 1979 ini, menjadi semakin terkenal setelah ceramah-ceramahnya di London secara terang-terangan menghina Ummul mukminin Aisyah. Sosok Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah, RA ia tuduh dengan tuduhan yang "tidak-tidak". Dalam tuduhannya itu, Habib bahkan telah melanggar batas-batas etika.
Yasir Habib adalah seorang da'i dan ulama muda Syi'ah yang berasal dari Kuwait. Pada bulan Desember tahun 2004, dirinya bermigrasi ke London Inggris. Sebelumnya pada bulan November tahun 2003, ia pernah ditangkap dan dipenjara selama satu tahun oleh pemerintah Kuwait atas tuduhan 'mengutuk' sahabat terkemuka dan istri Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Aisyah Radiallahuanhum, sehubungan dengan rekaman ceramah tertutup pribadinya.
Pada bulan Februari 2004 dia dibebaskan di bawah pengampunan tahunan yang diumumkan oleh Amir Kuwait pada kesempatan Hari Nasional negara, tetapi kemudian ditangkap kembali beberapa hari kemudian. Yasir al-Habib kemudian 'melarikan diri' dari Kuwait sebelum ia dijatuhi hukuman in absentia untuk hukuman 25 tahun penjara.
Menjelang akhir September, pemerintah Kuwait mencabut hak kewarganegaraan Yasir Habib selain alasan penghinaan terhadap para sahabat dan istri Rasulullah, ia juga memiliki kewarganegaraan ganda Kuwait-Inggris yang menurut aturan pemerintah Kuwait hal tersebut terlarang.
Masih menjelang akhir September, pemerintah Kuwait telah meminta pihak interpol untuk menangkap Yasir Habib dan menyerahkannya ke Kuwait untuk diadili. "Kami terpaksa meminta interpol bertindak berdasarkan permintaan dari jaksa penuntut umum Kuwait untuk membawa Habib ke pengadilan di Kuwait," kata menteri dalam negeri Kuwait Syaikh Jabir Al-Khalid pada waktu itu.
Namun ada yang menarik dari kasus Yasir Habib ini, para ibu di Maroko banyak memberikan nama anak perempuan mereka yang baru lahir dan akan lahir dengan nama Aisyah, merujuk kepada nama istri Rasulullah yang telah dinistakan oleh Yasir Habib. Para ibu tersebut menyatakan bahwa tindakan mereka ini sebagai jawaban sederhana atas penghinaan Habib terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra.
Bahkan situs Mafkarah Islam, memuat sebuah tulisan yang berjudul Yasir Habib: Salman Rushdi Baru. Penulis artikel tersebut terang-terangan menyamakan Yasir Habib dengan Salman Rushdi sang penghina Islam tersebut. Menurut penulis, tujuan utama dari penyerangan Habib terhadap citra dan sosok Sayyidah Aisyah, Ra itu sendiri salah satunya adalah untuk menjungkirkan kredibilitas Alqur'an yang diimani umat Muslim sebagai kitab suci dan petunjuk mereka. Tentu saja, perlakuan semacam ini hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengimani dengan apa yang telah Allah turunkan dalam kitab suci tersebut, juga oleh orang-orang non-Muslim.
Namun ada fenomena yang menarik dari tragedi penghinaan Yasir Habib terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra. Jika pada kasus pastor Terry Jones yang berencana hendak membakar kitab suci umat Islam Al-Quran mendapat banyak kecaman dari seluruh kalangan umat di dunia bahkan dari Vatikan dan dewan gereja Amerika, namun kasus penyerangan terhadap sosok Sayyidah Aisyah yang dilakukan oleh Habib justru tidak mendapat reaksi apa-apa dari para petinggi Syi'ah.
Hal tersebut menunjukkan jika para petinggi Syiah sebenarnya merasa rido dan setuju atas apa yang dikatakan oleh Habib. Jika tidak, maka dengan apa lantas kita bisa menafsirkan sikap diam mereka? Dan dengan demikian pula, lalu apa bedanya antara Yasir Habib dengan Salman Rushdi? Mereka berdua sama-sama telah melecehkan Islam.
Banyak fakta yang menyebutkan bahwa kalangan Syi'ah sangat membenci sahabat-sahabat utama Rasulullah seperti Abu Bakar, Umar dan yang lainnya berikut penghinaan mereka terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra. Namun herannya masih banyak orang di kalangan umat ini yang masih 'berbaik sangka' dengan Syi'ah setelah apa yang telah mereka lakukan terhadap tokoh-tokoh yang terhormat di mata umat Islam ini.
Bahkan mereka bisa sangat tersinggung dan murka bila 'tokoh-tokoh' Syi'ah dilecehkan namun di sisi lain mereka tenang-tenang saja mendengar dan membaca serta mengetahui jika kalangan Syi'ah dengan tanpa perasaan menyebut ummul mukminin Aisyah sebagai pelacur, atau menyebut Abu Bakar dan Umar sebagai penjahat dan sebagainya.
Sebagai Jawaban Syiah Sebenarnya:
Sayid Hasan Nasrallah Menanggapi Yaser Habib.
Syeikh Yasser Al Habib membuat penghinaan bersifat peribadi ke atas simbol-simbol AhlulSunnah. Bagaimanapun keributan itu akhirnya dipadamkan atau berjaya diredakan dengan pengeluaran fatwa menghina peribadi-peribadi ini oleh Ayatollah Ali Khamenei.
Lalu, Siapa Yasser al-Habib?
Pernah, seorang pengunjung blog berkomentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk “membuktikan” klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan tulisan di awal video adalah “YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20.”
Saya membalas komentarnya begini, “Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll.” Jadi, siapa Yasir Al-Habib?
Yasser al-Habib, begitu transliterasi dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan di Kuwait pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait. Pandangannya dalam agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003. Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukuman selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait.
Karena tidak mendapat izin dari pemerintah untuk tinggal di Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris. Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasinya semakin “makmur”. Punya kantor, koran, hauzah, majelis, yayasan dan juga website sendiri. Karena perkembangannya yang cepat inilah muncul kecurigaan bantuan dana dari pemerintah Inggris. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser Al-Habib ditangkap namun ditolak oleh Interpol.
Hubungannya dengan Mesir, Iran, dan sebagian besar ulama Syiah nampaknya tidak harmonis. Dalam situsnya, ia kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas, Imam Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei, bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser Al-Habib sangat tidak merepresentasikan mayoritas ulama Syiah yang menghendaki persatuan dan perbaikan umat muslim. Tidak adil jika Anda mengutip pendapatnya dan menuliskan bahwa itu adalah pandangan (mayoritas) pengikut Syiah, padahal hanyalah pandangan pribadinya. Artikel lain yang patut dibaca mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu
Konspirasi Anti-Syiah dan Adu Domba CIA
Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Tehran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan—akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan suni yang merupakan mayoritas muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada Amerika Serikat.
3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram.
Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
1. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
2. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
3. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
4. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan suni?
5. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah. Di Lebanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil. Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai” (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan Musnahkan” (Divide and Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat muslim lainnya.
3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para marjak dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan “upacara kesedihan” (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
1. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para imam ahlulbait).
2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para marjak dan ulama Syiah.
4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
9. Berbagai topik anti-marja’iah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marja‘iah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.
silahkan Anda bisa melihat disini: https://www.facebook.com/263187090500485/videos/265127926973068/
HARAM...!!!!!... Menghujat Istri-istri Nabi & Para Sahabat yang di Agungkan Islam SUNNI / Ahlusunnah (WARNING...!!!!...ISLAM SUNNI, ISLAM SYI'AH dan ISLAM WAHABI)
Ayatullah Khamenei Haramkan Hujatan terhadap Istri Nabi dan Simbol-Simbol Ahlusunah
Sanad informasi dari Mohammad Baagil, dari Muhsin Labib, dari AhlulBayt News Agency. Sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebagai bahan renungan (khususnya muqallid Sayid Ali Khamenei dan pengikut mazhab Syiah umumnya) sekaligus alasan untuk mengevaluasi diri kita masing dalam melaksanakan taklif terutama dalam bidang dakwah dan interaksi antar sesama.
Hari ini orang-orang tertentu menghabiskan sejumlah besar uang untuk menciptakan kekerasan sektarian SHIA-SUNNI di Irak, Pakistan, Afghanistan, atau di mana saja mereka bisa. Apakah mereka menyukai Syi'ah atau Sunni? Tidak, mereka tidak menginginkan baik Sunni maupun Syi'ah untuk eksis
Imam Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual Iran, menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummulmukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah
Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta’ (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa (Arab Saudi) menyusul penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji mengaku bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri Nabi, Aisyah.
Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap “penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul saw., Ummulmukminin Aisyah.”
Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan, “…diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri Nabi saw. dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia.”
Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangkain reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh (seseorang bernama) Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah ra.
Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw.
Berikut teks bahasa Arab fatwa tersebut:
نص الاستفتاء:
بسم الله الرحمن الرحيم
سماحة آية الله العظمى السيد علي الخامنئي الحسيني دام ظله الوارف
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
تمر الامة الاسلامية بأزمة منهج يؤدي الى اثارت الفتن بين ابناء المذاهب الاسلامية ، وعدم رعا ية الأولويات لوحدة صف المسلمين ، مما يكون منشا لفتن داخلية وتشتيت الجهد الاسلامي في المسائل الحساسة والمصيرية ، ويؤدي الى صرف النظر عن الانجازات التي تحققت على يد ابناء الامة الاسلامية في فلسطين ولبنان والعراق وتركيا وايران والدول الاسلامية ، ومن افرازات هذا المنهج المتطرف طرح ما يوجب الاساءة الى رموز ومقدسات اتباع الطائفة السنية الكريمة بصورة متعمدة ومكررة .
فما هو رأي سماحتكم في ما يطرح في بعض وسائل الاعلام من فضائيات وانترنت من قبل بعض المنتسبين الى العلم من اهانة صريحة وتحقير بكلمات بذيئة ومسيئة لزوج الرسول صلى الله عليه واله ام المؤمنين السيدة عائشة واتهامها بما يخل بالشرف والكرامة لأزواج النبي امهات المؤمنين رضوان الله تعالى عليهن.
لذا نرجو من سماحتكم التكرم ببيان الموقف الشرعي بوضوح لما سببته الاثارات المسيئة من اضطراب وسط المجتمع الاسلامي وخلق حالة من التوتر النفسي بين المسلمين من اتباع مدرسة أهل البيت عليهم السلام وسائر المسلمين من المذاهب الاسلامية ، علما ان هذه الاساءات استغلت وبصورة منهجية من بعض المغرضين ومثيري الفتن في بعض الفضائيات والانترنت لتشويش وارباك الساحة الاسلامية واثارة الفتنة بين المسلمين .
ختاما دمتم عزا وذخرا للاسلام والمسلمين .
التوقيع
جمع من علماء ومثقفي الاحساء4 / شوال / 1431هـــــ
:جواب الإمام الخامنئي
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
يحرم النيل من رموز إخواننا السنة فضلاً عن اتهام زوج النبي (صلى الله عليه وآله) بما يخل بشرفها بل هذا الأمر ممتنع على نساء الأنبياء وخصوصاً سيدهم الرسول الأعظم (صلّى الله عليه وآله).
موفقين لكل خير
Berikut ini teks fatwa yang diterjemahkan oleh Ust. Muhsin Labib.
Teks Permohonan Fatwa:
Bismillahirrahmanirrahim
Yang Mulia Ayatullah al-Uzma Sayid Ali al-Khamenei al-Husaini
Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut mazhab-mazhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di Palestina, Lebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya. Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut mazhab suni yang kami muliakan.
Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam sebagian media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penginaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul saw., Ummulmukminin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri nabi, semoga Allah Taala meridhai mereka?
Karenanya, kami memohon Yang Mulia berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar’i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antar sesama muslim baik di kalangan para penganut mazhab ahlulbait maupun kaum muslimin dari mazhab-mazhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.
Sebagai penutup, kami berdoa semoga Yang Mulia senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan muslimin.
Tertanda,
Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, 4 Syawal 1431 H
Jawaban Imam Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, ahlusunah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi saw. dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.
Catatan Penerjemah: Terjemahan di atas saya lakukan secara bebas. Mohon dimaafkan bila kurang pas. Semoga beliau memaafkan saya, muqallid dan pewalinya yang penuh dosa ini.
Catatan: Semoga ini menjadi fatwa yang sejelas-jelasnya, dan bagi saya serta teman-teman yang bertaklid kepada Imam Khamenei (semoga Allah melindunginya) agar dapat menaati fatwa beliau demi persatuan dan keadaan umat Islam yang lebih baik. Syiah adalah mazhab yang terpimpin, dan yang yang tidak taat terhadap pemimpin dapat dianggap keluar dari barisan.
Kategori Terkait: Suni-Syiah
Lalu, Siapa Yasser al-Habib?
Saya ingat! Dulu seorang pengunjung blog memberi komentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk “membuktikan” klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan judul awalnya adalah “YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20.”
Saya sempat membalas komentarnya, begini, “Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll.” Jadi siapa sih orang ini?
Yasser al-Habib, begitu ejaan dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”—yang berasal dari Kuwait. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait. Pandangannya dalam hal agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003.
Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukum inabsensia selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait. Karena tidak mendapat izin dari pemerintahan untuk pergi ke Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris.
Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasi semakin “makmur”. Punya kantor sendiri, punya koran sendiri yang bernama Shia Newspaper, hauzah (semacam pesantren) sendiri bernama Al-Imamain Al-Askariyin, majelis sendiri bernama Husainiah Sayid asy-Syuhada, yayasan dan juga website sendiri. Baru masuk Inggris udah hebat kan? Nah, karena hal semacam inilah beredar kabar bahwa ia mendapat dana dari pemerintah Inggris, tentu untuk menyebarkan pemikirannya yang bisa berdampak pada permusuhan umat muslim. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser al-Habib ditangkap tapi ditolak oleh Interpol.
Hubungannya dengan Mesir dan Iran juga sangat tidak harmonis. Kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas Ayatullah Ali Khamenei bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’! Ia juga dituduh merusak makam Ayatullah Husaini Syirazi. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser al-Habib sangat tidak merepresentasikan pengikut mazhab Syiah apalagi ulamanya! Lalu, siapa Yasser al-Habib? Bukan siapa-siapa dan bukan orang penting.
Artikel lain yang patut dibaca mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu, baca di sini.
Konspirasi Anti-Syiah dan Adu Domba CIA
Oleh: M. Anis Maulachela
Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA.
Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
1. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
2. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
3. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
4. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?
5. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
1. Para marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
2. Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu.
Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.
3. Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai” (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan Musnahkan” (Divide and Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat Muslim lainnya.
3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para Marja dan ulama Syiah.
6. Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan ‘upacara kesedihan’ (azadari). 7. Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
a. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para Imam Ahlul Bait).
b. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
c. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para Marja dan ulama Syiah.
d. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
e. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
f. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
g. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
h. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
i. Berbagai topik anti-Marjaiyah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marja’iyah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.
Lihat: Victory News Magazine
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/
Fatwa Rahbar Haram Mengumpat Sahabat
Teks Permintaan Fatwa;
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualakim wa rahmatullahi wabarakatuhu
Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut mazhab-mazhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan Muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di Palestina, Lebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya.
Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut mazhab Sunni yang kami muliakan.
Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam berbagai media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penghinaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul Saw, Ummul Mu'minin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri Nabi, semoga Allah ta'ala meridhai mereka?
Karenanya, kami memohon YM berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar'i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antarsesama Muslim baik di kalangan para penganut mazhab Ahlulbait maupun kaum Muslimin dari mazhab-mazhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.
Sebagai penutup, kami berdoa semoga YM senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan Muslimin.
Tertanda
Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, Arab Saudi
4/ Syawal 1431 H
Jawaban Imam Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, Ahussunnah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi Saw dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para Nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia Saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.
(IRIB/AR/30/9/2010)
Sumber bahasa Arab klik di sini, sumber bahasa Indonesia klik di sini.
Mengecam Kekejian Wahabi Tidaklah Cukup!
|
Menurut Kantor Berita ABNA, terbunuhnya 4 warga Syiah Mesir secara keji oleh sejumlah massa termasuk salah seorang tokoh Syiah Syaikh Muhammad Hasan Sahatah salah seorang cendekiawan muslim yang terkenal di Mesir, Hadhrat Ayatullah al Uzhma Luthfullah Shafi Ghulpaghani dalam suratnya yang ditujukan kepada ulama Universitas al Azhar mengatakan, "Kami mengucapkan terimakasih atas kecaman kalian terhadap terjadinya tragedi anti kemanusiaan yang menyakitkan ini, namun sekedar mengecam tidaklah cukup. Kalian termasuk turut bertanggungjawab atas terjadinya tragedi tersebut."
Dalam lanjutan suratnya, ulama marja taklid tersebut menuliskan, "Untuk selanjutnya, kumpulkanlah ulama-ulama Islam dan serukanlah kepada seluruh kaum muslimin untuk mewujudkan persatuan Islam dan tunjukkanlah kepada dunia, Islam adalah agama yang agung, agama yang penuh rahmat dan kasih sayang, agama yang menghendaki kemuliaan dan ketinggian peradaban umat manusia.
Berikut teks lengkap surat Ayatullah Shafi Ghulpaghani yang ditujukan kepada ulama Al-Azhar:
بسم الله الرحمن الرحیم
وَ مَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن يُؤْمِنُوا بِاللهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Ulama Al Azhar yang kami hormati
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hati kami dipenuhi rasa duka yang mendalam setelah mendapat informasi DR. Syaikh Muhammad Hasan Shahatah menjadi korban keganasan kelompok yang penuh dosa dan jahil, yang telah menumpahkan darahnya ketanah dan dengan kejinya tubuh beliaupun dihinakan dan dilecehkan. Dengan alasan apapun, peristiwa tersebut menginjak-injak nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
Mungkin bisa dikatakan bahwa perbuatan kelompok jahil tersebut tidaklah menentang Islam dan kemanusiaan, karena bukan hanya kelompok Mesir ini saja yang berlaku keji, namun hampir terjadi dibanyak negara Islam yang telah merenggut keamanan dan kedamaian kaum muslimin di negerinya sendiri. Namun yang mengherankan, aksi kekerasan tersebut terjadi disebuah negara yang Universitas Al Azhar berada di situ. Sebuah pusat pendidikan Islam yang telah berabad-abad lamanya meninggikan dan memperkenalkan ajaran Islam yang mulia dan penuh akhlak yang santun sebagaimana yang diteladankan Nabi Muhammad Saw keseluruh dunia namun hari ini kita menjadi saksi, kekejian tersebut terjadi di negeri Mesir, tempat Al Azhar berada.
Setiap dari ulama mulia Al Azhar harus lebih serius menjalankan kewajiban utamanya. Kami berterimakasih karena Ulama Al Azhar turut mengecam dan mengutuk terjadinya aksi keji tersebut namun itu tidak cukup. Kalian ulama-ulama besar Al Azhar berhadapan dengan agama Islam yang mulia memiliki kewajiban besar dan tanggungjawab terhadap kejadian di dunia Islam hari ini.
Apakah kalian tidak melihat dan menyaksikan setiap hari ulama Wahabi mengeluarkan fatwa-fatwa yang bertentangan dengan syariat dengan menyerukan muslim satu menumpahkan darah muslim lainnya?
Apakah kalian tidak menyadari bahwa semua itu adalah propaganda musuh-musuh Islam yang dinegara-negara mereka aman dan terkendali namun di negara-negara Islam kaum muslimin satu sama lain saling menyerang dan merenggut nyawa satu sama lain?
Apakah kalian tidak melihat terbunuhnya anak-anak yang tidak berdosa, perempuan yang tanpa perlindungan dan laki-laki yang terzalimi? Yang mereka dibunuh dengan cara yang sangat keji dan itu kemudian dipertontonkan kepada dunia?
Marilah dan bangkitlah atas nama Tuhan. Manfaatkanlah semua kesanggupan dan kekuataan maknawi dan mazhabi hari ini dan saat ini juga, sebab menanti esok untuk mulai bergerak sudah sangat terlambat. Serukanlah kepada semua ulama Islam, kepada kaum muslimin se dunia untuk menjalin persatuan dan ukhuwah Islamiyah, sebagaimana yang diserukan Al-Qur'an,
«وَ لَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَ تَذْهَبَ رِيحُكُمْ...»
Mari bersatu dan menyatukan tekad untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang mulia, agama yang penuh rahmat dan kasih sayang, agama yang mendambakan mulia dan tingginya peradaban umat manusia.
Marilah, kita sampaikan kepada dunia bahwa hukum asasi kita adalah Al-Qur'an al Karim yang kita dengan kitab langit tersebut berkeyakinan didalamnya memuat pesan-pesan agung yang menciptakan kehidupan yang bahagia bagi umat manusia sedunia. Tuntutlah kepada para pemimpin dunia Islam untuk menghindarkan diri dari berbagai bentuk perselisihan dan pertikaian dan bersama dihadapan Al-Qur'an yang suci kita tundukkan kepala sembari menunjukkan ketaatan diri pada aturan-aturan di dalamnya.
Kami berharap semoga kaum muslimin meraih izzah dan kemuliaannya dan mampu mengalahkan musuh-musuhnya.
16 Sya'ban 1434 H
____________________________________________
Disisi Lain Mengatakan:
Luthfullah Shafi Ghulpaghani: Jihad ke Suriah Lebih Afdhol Daripada Haji & Umrah
Dari dalam Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih di Pulau Nusakambangan, ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengatakan bahwa “Jika anda mampu, maka berjihad di Suriah lebih afdhol daripada Haji dan Umroh saat ini”. Ustadz Ba’asyir juga menyambut baik sejumlah aksi mendukung jihad di Suriah, meski hanya dengan bersuara.
Ditemui 16 pembesuknya pada Selasa siang 25/06, pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki ini menceritakan banyak hal tentang konflik Suriah, Pancasila dan kasus Pelatihan Militer di Aceh.
Dengan gamis dan peci putih serta kacamata khasnya, Abu Bakar Ba’asyir terlihat sehat meski mengaku sedang menjalankan puasa bulan Sya’ban bersama sejumlah napi kasus terorisme lainnya, seperti Abdurrahim Thoyyib, Heri Kuncoro, Mustaqim dan Abu Irhab.
Menyinggung kembali Kasus Pelatihan Militer di Aceh, menurut ustadz kelahiran 17 Agustus 1939 itu tidak ada yang salah secara Syariat. Karena berlatih militer menurut ustadz Ba’asyir adalah “menjalankan perintah Allah, yaitu syariat I’dad”. Untuk itu ustadz Ba’asyir meminta kepada kaum Muslimin untuk melakukan protes keras ke Mahkamah Agung (MA) yang telah menyebut pelatihan militer di Aceh adalah kegiatan terorisme.
Selain itu, ustadz Ba’asyir juga bercerita bahwa beberapa hari lalu ia kedatangan dua ulama yang mengaku dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang mengajaknya berdialog tentang Pancasila. Ustadz Ba’asyir tidak mengatakan siapa kedua ulama tersebut, namun ia mengatakan kedua ulama itu memintanya untuk mengubah pandangannya tentang Pancasila.
Menurut ustadz Ba’asyir, kedua ulama dari MUI itu mengatakan kepada dirinya bahwa Pancasila tidak bertentangan dan sudah sesuai dengan Syariat Islam. Namun ustadz Ba’asyir keukeuh pada pendiriannya bahwa Pancasila tidak sejalan dengan Syariat Islam.
Meski saat ini ustadz yang mempunyai lebih dari 20 cucu ini ditahan di penjara dengan keamanan super maksimum, namun dirinya tetap bersyukur dan mengaku bisa lebih bertaqarub (dekat) dalam beribadah kepada Allah. Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ini merasa bersyukur karena kondisi Lapas Pasir Putih lebih bagus dan udaranya lebih segar daripada saat di Rutan Mabes Polri Jakarta. [KbrNet/muslimdaily]
Israel Dukung Al-Qaeda Pimpin Suriah
Petinggi Kementerian Urusan Strategis Israel Sima Shine menegaskan bahwa Suriah harus diserahkan kepada Al-Qaeda jika itu adalah satu-satunya pilihan untuk mengubah pemerintah dan demi merugikan Iran. Siapa pun pengganti Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Israel menginginkan Iran yang menjadi korban. “Ancaman strategis Israel adalah Iran bukan Suriah,” ujar Shine, Selasa 25 Juni 2013.
Sima Shine tidak peduli siapa yang menggantikan Presiden Bashar Al-Assad. Alasan tersebut dikatakannya dengan satu alasan untuk menghancurkan Iran. “Ancaman strategis utama Israel adalah Iran, sementara Suriah tidak,” kata Shine, dan menyebut bahwa Israel harus melandasi semua kebijakan strategisnya demi menghancurkan Iran.
Ucapan Shine ini menyiratkan bahwa Israel tidak masalah bila pihak pemberontak yang terkait dengan Al-Qaeda, meraih kemenangan dalam perang di Suriah. Menurutnya hal tersebut memang bukan pilihan terbaik, namun bila Suriah jatuh ke tangan Al-Qaeda, hal itu dinilai lebih baik ketimbang Suriah dipimpin Al-Assad, demikian Al-Alam melaporkan, Selasa 25 Juni 2013.
Sima Shine mengakui bahwa hal ini mempunyai konsekwensi menyerahkan Suriah kepada Al-Qaeda. “Tidak ada pilihan yang baik di Suriah, tapi jika itu terjadi, maka benar-benar akan menjebak Iran.”
Keberatan Israel terhadap Al-Assad didasarkan karena Al-Assad sangat bergantung dengan Negeri Persia. Israel sendiri selalu berseteru dengan tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan.
Iran terus berupaya untuk tidak turut campur dalam krisis di Suriah. Mereka selama ini lebih memilih solusi politik untuk mengakhiri konflik yang sudah terjadi sejak Maret 2011 itu. Iran berulang kali menyatakan penolakan terhadap intervensi asing dalam urusan internal Suriah. Tehran berpendapat bahwa dialog inklusif dan rekonsiliasi nasional serta pemilihan umum yang bebas sebagai kunci untuk mengatasi krisis di Suriah. [KbrNet/Al-Alam]
Amerika Latih Pemberontak Suriah Sejak Akhir 2012
Badan intelijen Amerika Serikat, CIA dan pasukan operasi khusus AS, telah melatih ribuan pemberontak yang menamakan dirinya sebagai mujahidin Suriah selama berbulan-bulan. Jauh sebelum Presiden AS Barack Obama menyetujui pengiriman senjata kepada para pemberontak anti Rezim Assad. Hal ini dibeberkan oleh media terkemuka AS, Los Angeles Times yang mengutip pejabat-pejabat AS dan para komandan pemberontak Suriah.
Pelatihan untuk pasukan pemberontak Suriah itu meliputi penggunaan senjata antitank dan antipesawat. Pelatihan itu telah dilakukan di pangkalan-pangkalan di Yordania dan Turki sejak akhir tahun 2012 lalu.
Menurut Los Angeles Times seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu 22 Juni 2013, sejak pembukaan pangkalan baru AS di gurun pasir di Yordania pada November 2012, para agen CIA dan pasukan operasi khusus AS diam-diam melatih para militan Suriah. Pelatihan dilakukan secara berkelompok, yang tiap kelompok terdiri dari 20 hingga 45 orang selama dua pekan.
“Mereka yang berasal dari CIA itu, kami akan duduk dan berbicara dengan mereka saat istirahat dari pelatihan dan sesudahnya, mereka akan mencoba mendapatkan informasi mengenai situasi di dalam Suriah,” ujar seorang komandan pemberontak Suriah yang enggan disebutkan namanya.
Menurut komandan militan lainnya, Yahya Bittar, pelatihan itu dilakukan oleh personel-personel AS, Yordania dan Prancis. Dikatakannya, sebanyak 100 militan telah dikirimkan kembali ke perbatasan Suriah setelah mengikuti pelatihan di Yordania selama satu bulan terakhir.
Gedung Putih tidak bersedia berkomentar mengenai pemberitaan ini. Laporan ini muncul lebih dari sepekan setelah Obama memerintahkan CIA untuk secara langsung menyediakan persenjataan bagi para pemberontak Suriah. Alasannya, pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam memerangi para pemberontak.
Anehnya, PBB menegaskan bahwa tidak ada Bukti Suriah Gunakan Senjata Kimia. Kepala penyelidikan hak asasi manusia PBB di Suriah mengatakan masih mustahil untuk mengatakan dengan pasti bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam konflik di negara itu.
Paulo Pinheiro mengatakan ia tidak akan mengomentari bukti yang dikirim oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis kepada ahli PBB yang mereka klaim sebagai bukti penggunaan senjata kimia oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad. “Kami tidak bisa mengatakan siapa yang telah menggunakan bahan kimia atau senjata kimia dan kami sangat khawatir tentang zat itu,” kata Pinheiro setelah pertemuan informal dengan Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip IRNA, Jumat 21 Juni 2013.
Sebuah tim ahli yang dibentuk oleh PBB juga mengatakan bahwa ia membutuhkan akses ke Suriah untuk menentukan di mana senjata kimia telah digunakan. Pinheiro menegaskan pentingnya meningkatkan diplomasi baru untuk mengakhiri konflik, yang menurut PBB telah menewaskan lebih dari 93.000 orang.
Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan ia menentang keputusan AS untuk mengirim senjata dan bahwa tidak ada kepastian mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah tanpa investigasi di lapangan. “Validitas informasi tentang dugaan penggunaan senjata kimia tidak dapat dipastikan tanpa bukti yang meyakinkan. Hal ini memerlukan pelacakan bahan kimia dari tempat mereka digunakan,” tegas Ban. [KbrNet/DTC/IRN]
__________________________________________
Amerika Bermain dengan Kedok Syiah Palsu (Syiah yasir al-habib Dari London)
Ketika menggelar pertemuan besar dengan para pegawai instansi haji dan ziarah Republik Islam Iran kemarin, Rahbar Revolusi Islam Ayatullah Khamenei menegaskan, para ulama Syiah termasuk Imam Khomeini ra senantiasa menekankan persatuan umat Islam di seluruh dunia. “Syiah yang menyulut perpecahan melalui media-media massa yang berpusat di London dan Amerika tidaklah melangkah di jalan Syiah yang sejati,” tukas Rahbar.
Media massa manakah yang dimaksud Rahbar?
Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu sungguh sangat sulit. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir ini, bermunculan media-media massa dan informasi yang bertujuan untuk menyulut perpecahan di kalangan Muslimin. Dalam kesempatan ini, kita akan menelaah tiga contoh media massa tersebut.
1. Ahlulbait Channel
Televisi ini dipimpin oleh seorang berkebangsaan Afghanistan bernama Allahyari dan dibentuk di kota suci Qom, Iran. Dengan memilih nama Ahlulbait dan melalui atmosfir kultural Qom, para aktor televisi ini ingin memperoleh sebuah posisi di kalangan masyarakat luas.
Selama beraktivitas, Ahlulbait Channel selalu memperbesar perpecahan di kalangan mazhab-mazhab Islam dan sejalan dengan cita-cita Anjoman-e Hojjatiyeh. Penekanan terhadap peringatan hari syahadah Sayidah Fatimah Zahra dengan nama Muhsiniah dan penggelaran pesta besar dengan nama Idul Zahra dalam rangka memperingati terbunuhnya Khalifah Umar bin Khatab adalah dua program besar televisi ini.
Mengaku Dukungan Para Marja’ Syiah
Selama beberapa waktu, Allahyari mengaku bahwa Ahlulbait Channel didukung oleh seluruh marja’ Syiah. Tetapi, setelah ada penolakan dari pihak kantor seluruh marja’ Syiah, klaim ini pun luruh bak salju diterpa matahari.
Salah seorang marja’ Syiah yang memang pernah memberikan dukungan kepada saluran televisi satelit ini adalah Ayatullah Qurban Ali Muhaqqiq Kabuli, salah seorang ulama berkebangsaan Afghanistan yang bermukim di kota suci Qom. Dua tahun lalu, setelah program Ahlulbait Channel yang selalu menyulut perpecahan di kalangan umat Islam diketahui khalayak, Ayatullah Muhaqqiq Kabuli dalam sebuah pernyataan menekankan persatuan umat Islam dan menegaskan, “Para pengikut sejati Ahlulbait as diminta untuk tidak memberikan bantuan material dan spiritual kepada saluran televisi tersebut. Dalam pandangan kami, menyerahkan khumus, zakat, dan seluruh hak syar’i kepada stasiun televisi tersebut dan juga kepada seluruh stasiun televisi yang lain, yayasan, dan program yang beraktifitas untuk memecah belah umat Islam tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan bahkan termasuk dalam kategori tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.”
Kebijakan-kebijakan Allahyari
1. Menciptakan perpecahan di antara Syiah dan Ahli Sunah.
2. Menekankan slogan “No Gaza, No Lebanon” dengan alasan “pertama kali kita harus membebaskan Baqi’ terlebih dahulu, dan biarlah Gaza berikutnya.”
3. Menciptakan jurang pemisah antara para pengikut Syiah dan para marja’ agung Syiah. Allahyari berpandangan bahwa tak satu pun marja’ Syiah yang ada adil. Ia selalu menghina para ulama agung Syiah sekalipun Imam Khomeini, Ayatullah Makarim Syirazi, dan Ayatullah Behjat.
4. Menggempur dan menurunkan Republik Islam Iran dari posisi pembela bangsa-bangsa tertindas menjadi musuh Ahlulbait Nabi saw.
5. Menyamakan pemerintahan Imam Khomeini ra dengan dinasti Bani Abbasiyah.
6. Membela Amerika dengan alasan negara ini membela kebebasan berpendapat. Allahyari sekarang bermukim di Amerika. Perlu kita ketahui bersama, Amerika memiliki undang-undang khusus untuk saluran-saluran televisi satelit. Dalam undang-undang ini ditegaskan, jika sebuah saluran televisi menghina hal-hal yang disucikan oleh sebuah aliran agama, pemikiran, dan sosial, maka saluran televisi ini akan ditutup dan surat izinnya akan dibatalkan. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa Ahlulbait Channel yang memuat seluruh bentuk penghinaan ini tidak pernah ditutup?
Keyakinan Anjoman-e Hojjatiyeh
Keyakinan-keyakinan Allahyari sama persis dengan keyakinan-keyakinan yang dimiliki Anjoman-e Hojjatiyeh. Ia meyakini kita tidak perlu melakukan tindakan apapun. Kita hanya harus menunggu sehingga Allah akan mengutus Imam Mahdi as kapan pun Dia kehendaki.
Ahlulbait Channel sangat mempromosikan qamehzani (tindakan melukai diri dengan benda tajam) demi Imam Husain as. “Demi cinta kepada Imam Husain as, kita harus melakukan segala sesuatu apapun,” ujar Allahyari.
Saluran televisi ini ingin mendorong Syiah ke arah Anjoman-e Hojjatiyeh supaya Syiah bisa dengan mudah mencela Ahli Sunah dan bahkan mengeluarkan fatwa untuk membunuh saudara-saudara kita dari kalangan Ahli Sunah.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Hujjatul Islam Nabawi kepala Divisi Humas Hauzah Ilmiah Qom beberapa waktu lalu, menilik banyak bukti yang ada, para petinggi Gedung Putih berada di balik saluran televisi Ahlulbait Channel dan tujuan utamanya adalah menunjukkan Syiah dalam gambar yang amat buruk.
Lantaran sensitifitas yang ditumbulkan oleh Ahlulbait Channel ini, Pengadilan Khusus Agama kota suci Qom, Iran mengeluarkan keputusan pidana untuk menutup kantor saluran televisi satelit ini.
Pada kelancangan selanjutnya kepada para ulama Islam dan Rahbar Revolusi Islam Iran, Ahlulbait Channel mengklaim bahwa Republik Islam Iran tengah berjalan untuk membela Ahli Sunah dan melemahkan Mazhab Syiah. Anjoman-e Hojjatiyeh, dengan dalih adanya kebebasan aktivitas Ahli Sunah di Iran, menyerukan supaya Ahlulbait Channel disokong secara meluas.
2. Salam Channel
Beberapa tahun sebelum ini, sangat sedikit orang yang menanggapi dengan serius bahaya sebuah gerakan Islami Amerika yang mempromosikan dirinya dengan pakaian tabligh Mazhab Syiah. Tapi sekarang malah sebaliknya. Setelah gerakan-gerakan seperti ini menyatakan hubungan dengan kebijakan-kebijakan imperialis dan anti keamanan negara, sangat sedikit orang yang tidak tahu bahwa Salam Channel pimpinan Muhammad Hidayati ini beraktivitas demi berkhidmat kepada imperialisme dunia dan anti-Islam. Terutama pada hari-hari ini, para pengklaim perpisahan agama dari politik telah memasuki medan politik dan menyatakan penentangan keras terhadap Republik Islam Iran.
Sumber Keuangan Tersembunyi
Ketika berita-berita tersebar bahwa ruang tansfer-transfer rakyat Iran ke seluruh dunia dipersempit, Salam Channel malah mengumumkan kepada dunia telah memiliki banyak nomor rekening di bank-bank Jerman, Amerika, Australia, Dubai, dan negara-negara lain. Dengan ini, mereka ingin mengumumkan memiliki banyak sumber keuangan di mana-mana.
Salam Channel disiarkan melalui Satelit Hotbird. Setiap bulan, saluran televisi satelit ini menerima bantuan dalam bantuan yang cukup besar untuk menyewa satelit. Sekalipun demikian, menurut Marjan Husaini salah seorang ahli di bidang perhubungan, para manajer Salam Channel tidak pernah mengumumkan sumber budget mereka secara transparan.
Biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk menayangkan program selama sebulan melalui satelit seperti Hotbird berkisar sebesar 25 ribu dolar. Jika ditambah biaya untuk para pegawai, mengingat saluran-saluran televisi seperti ini tidak menayangkan promosi dan iklan, dari manakah biaya sebesar itu mereka peroleh?
“Ini adalah sebuah bukti kuat bahwa saluran-saluran televisi seperti ini memiliki hubungan kuat dengan dolar hitam Amerika. Pada saat rakyat kekurangan uang dan pendapatan, saluran televisi ini malah bertambah kualitas dan juga bertambah luas jangkuannya,” ujar Koran Hamshahri.
Salah satu bukti sangat mudah bahwa saluran televisi seperti Salam Channel ini memiliki hubungan kuat dengan Amerika, lanjut Koran Hamshahri, adalah sesuai dengan undang-undang satelit, jika sebuah saluran televisi mendorong perpecahan antar mazhab dan atau menghina mazhab resmi sebuah negara, maka saluran televisi ini harus ditutup dari satelit. Tetapi, saluran-saluran televisi seperti ini malah semakin hari makin memperluas siaran dan usaha perpecahan di kalangan umat Islam.
Beberapa waktu lalu, kelompok-kelompok berafiliasi dengan Anjoman-e Hojjatiyeh yang memiliki hubungan erat dengan saluran televisi satelit Salam menyarankan kepada para pemimpin saluran telivisi ini supaya menarik dukungan dari pada marja’ tradisional Syiah guna menambah daya tarik televisi. Hal ini lantaran tersebar di kalangan masyarakat luas bahwa saluran televisi ini tidak didukung oleh para marja’ Syiah. Untuk itu, mereka yang bertanggung dalam saluran televisi berupaya sekuat tenaga guna memperoleh dukungan ini guna menyingkirkan aral yang melintang.
Pada tahun-tahun terakhir ini, para penanggung jawab Salam Channel berusaha keras untuk memasyarakatkan tradisi salah qamehzani dan memperkenalkannya sebagai satu sunah Islami. Usaha ini pun disambut baik oleh musuh. Dalam rangka ini, Muhammad Hidayati sebagai manajer Salam Channel dan salah satu ahli agama di Suara Amerika mengatakan, dengan menelaah ayat-ayat Al-Quran kita dapat menemukan bahwa budaya ini terdapat dalam Al-Quran.
Dengan mendistorsi ayat-ayat Al-Quran, ulama bayaran ini berusaha untuk menautkan masalah qamehzani dengan ayat-ayat Al-Quran.
Penjelasan Hidayati begitu rapuh sehingga Mahdi Khalaji yang juga diundang sebagai ahli agama dalam program itu pun berteriak lantang dan menyatakan bahwa usaha Hidayati ini adalah sebuah upaya distorsi Al-Quran.
Pada kelanjutan program, Hidayati menegaskan bahwa qamehzani merupayakan sebuah faktor yang dapat menyebarluaskan semangat keberanian, peka terhadap kondisi orang lain, dan pengorbanan. Untuk itu, qamehzani di Amerika bisa dijalankan dengan bebas di jalan-jalan negara ini.
Menciptakan perpecahan di kalangan mazhab-mazhab Islam dan penghinaan terhadap Ahli Sunah adalah dua program tetapi Salam Channel. Hal ini dan juga lantaran dukungannya terhadap para penyulut fitnah di Iran tahun 2008 lalu telah menyebabkan Hujjatul Islam Dr. Qazwini yang juga merupakan salah satu wajah yang mengingkari Ahli Sunah memisahkan diri dari saluran televisi ini.
3. Fadak Channel
Syekh Yasir Yahya Abdullah Al-Habib adalah manajer saluran televisi satelit ini. Ia lahir pada tahun 1977. Alumni ilmu politik dari Universitas Kuwait ini baru berusia 25 tahun. Hanya tiga tahun berjalan dari pembentukan Haiat Khuddam Al-Mahdi, pemerintah Kuwati terpaksa harus membubarkan perkumpulan ini dan menjebloskan Yasir Al-Habib ke dalam penjara.
Keberanian pemuda ini memikat minat Inggris. Akhirnya, lembaga-lembaga HAM Inggris dan Amerika pun turun tangan. Pihak aparat Kuwait pun heran mengapa lembaga-lembaga itu hanya memilih tawanan muda itu di antara sekian banyak tawanan yang ada dalam penjara Kuwait. Akhir kisah, Yasir Al-Habib hanya mendekam dalam penjara tidak lebih dari tiga bulan.
Setelah keluar dari penjara, Yasir Al-Habib menjadi sahabat karib Inggris. Akhir cerita, ia berhasil menerima kewarganegaraan Britania Raya dan bermukim di utara negara ini. Ia dapat menjadi warga negara Inggris hanya dalam waktu dua tahun dan juga mampu memperluas aktifitasnya. Ia pun membentuk Koran Shia Newspaper, membangun Hauzah Ilmiah Imamain Askariyain di London, dan membentuk saluran televisi satelit Fadak. Pada tahun 2010, perkumpulan Yasir Al-Habib disulap menjadi husianiah besar dengan nama Husainiah Sayyidus Syuhada’. Husainiah ini pun dijadikan sebagai tempat aktivitas, kantor stasiun televisi Fadak, Koran Shia Newspaper, dan pusat informasi. Semua itu tentu berkat bantuan dan dukungan Inggris.
Sekarang, syekh Kuwait yang masih muda ini sudah berusia 36 tahun dan berusaha menyebarkan suara Syiah ke seluruh dunia melalui fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Inggris. Apakah Anda tidak meragukan sesuatu di sini?
Supaya kita bisa melihat dukungan dan bantuan-bantuan Inggris ini dengan lebih jelas, marilah kita kembali ke periode tiga tahun lalu.
Pada tanggal 17 Ramadhan 1431, dalam rangka wafat Siti Aisyah istri Rasulullah saw, syekh muda piaraan Inggris ini menggelar sebuah majelis di husainiahnya di London dan melontarkan ungkapan-ungkapan tak senonoh berkenaan dengan istri Rasulullah.
Setelah membeberkan dalil-dalil atas klaimnya, ia menyimpulkan, “Menggelar pesta atas kemusnahan Aisyah adalah sebuah ajaran agama pasti, karena kebinasaan Aisyah ini adalah sebuah kemenangan besar bagi Islam.”
Situs informasi Yasir Al-Habib pun melaporkan, “Fadak Channel telah menyiarkan pesta besar yang penuh berkah ini. Lebih dari itu, di bagian atas layar televisi tertulis, ‘Allahu akbar … Aisyah fin nar.’ Slogan ini dimuat untuk pertama kali dalam sejarah televisi satelit. Dalam beberapa kesempatan, kasidah-kasidah pun dilantunkan dalam rangka memperingati kebinasaan kepala kekafiran Aisyah dan syukur nikmat atas pembebasan diri darinya.”
Dalam sebuah aksi baru, Yasir Al-Habib juga menerbitkan sebuah buku yang membuktikan keburukan-keburukan Aisyah. Tindakan ini pun menuai protes keras dunia terhadap Mazhab Syiah.
Syekh Abdulaziz Al Syekh Mufti Agung Arab Saudi dalam sebuah reaksi menyatakan, “Setelah kekurangajaran Yasir Al-Habib terhadap Ummul Mukminin Aisyah, penyebaran Syiah di negara-negara Arab dan Islam terlarang.”
Dalam sebuah pertemuan dengan para imam salat Jumat dan salat jamaah, Syekh Al Syekh menegaskan, “Pernyataan-pernyataan Yasir Al-Habib ulama Syiah Kuwait ini telah menyebabkan banyak Ahli Sunah menjadi tidak condong kepada Syiah.
Menurut informasi, banyak Ahli Sunah yang telah masuk Syiah, khususnya di utara Afrika, setelah mendengar penyataan Yasir Al-Habib, memahami bahwa Syiah adalah sebuah mazhab yang batil, dan mereka pun kembali ke mazhab Sunni. Pernyataan Al-Habib ini adalah sebuah inayah dari Allah sehingga batin sejati Syiah terbongkar.”
Kondisi yang telah diciptakan oleh pernyataan-pernyataan Yasir Al-Habib ini pun memperoleh reaksi keras dari para ulama di Arab Saudi dan negara-negara Arab yang lain. Dalam sebuah istifta yang ditujukan kepada Rahbar Revolusi Islam Ayatullah Khamenei sehubungan dengan masalah ini, Rahbar menyatakan, “Menghina simbol-simbol saudara-saudara kita Ahli Sunah termasuk menuduh istri Rasulullah saw adalah haram. Hal ini meliputi seluruh istri para nabi terutama Sayyidul Anbiya’ Nabi Muhammad saw.”
Fatwa ini pun tersebar luas melalui saluran-saluran televisi terkenal dunia seperti Aljazeera, Koran Al-Anba’ Kuwait, situs Muhith, koran Al-Safir dan Al-Hayat Lebanon cetakan London, dan situs radio dan televisi Mesir.
Syekh Ahmad Al-Thayyib juga menunjukkan reaksi positif terhadap fatwa yang keluar dari pena seorang pemimpin tertinggi Syiah dunia Ayatullah Khamenei Rahbar ini. Menurutnya, ini membuktikan bahwa Syiah bergerak untuk mewujudkan persatuan di kalangan umat Islam dengan sejati.
Yang sangat aneh adalah reaksi yang ditunjukkan oleh saluran-saluran televisi Wahabi seperti Al-Arabiyah: sensor dan bungkam seribu bahasa.
(Satu-Islam/Islam-Inteloran/Salafy-News/Eja-Ejufri/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email