Pesan Rahbar

Home » » Inilah Fakta Perang Suriah Menurut Putra Ramadhan Al-Buthi

Inilah Fakta Perang Suriah Menurut Putra Ramadhan Al-Buthi

Written By Unknown on Monday 23 May 2016 | 21:43:00

Putra Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi, Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi

Putra Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi, Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi mengatakan bahwa, konflik yang sedang terjadi di kawasan Timur Tengah bukanlah konflik antar sekte atau aliran agama sebagaimana digambarkan perang antara Sunni-Syiah. Ia menegaskan, bahwa konflik ini terjadi karena adanya campur tangan pihak asing yang memiliki kepentingan.

“Apa hubungannya (konfik) ini dengan aksi reformasi pemberontakan? Kalau boleh jujur, ini merupakan campur tangan pihak asing,” kata Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi saat mengisi seminar internasional, “Peran Ulama dalam Rekonsilitasi Krisis Politik dan Idiologi di Timur Tengah,” yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Ampel dan Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syam) di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin 8 Maret 2016 kemarin.

Menurutnya, sebelum ada kejadian “reformasi” di Suriah seperti saat ini, banyak ulama (ulama yang menjadi inteligen) yang menyerukan untuk berjihad di Suriah, bahkan ada yang memfatwakan agar membunuh ulama-ulama Suriah.

“Tujuan mereka sebenarnya adalah supaya masyarakat tak percaya lagi kepada ulama, terutama ulama yang tergabung di Rabithatul Ulama Fi Biladil Syam. Selain itu kebanyakan dari mereka mengecam ulama sejati misal Syaikh Ali Jumu’ah. Bahkan yang lebih kejamnya lagi, mereka tega membunuh Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi,” ungkapnya.

Ia menegaskan, meski terus menerus menjadi objek hinaan bahkan sasaran teror dari kelompok yang mengaku “mujahid”, pihaknya tak sekalipun gentar.

“Kami bukan ulama pengecut. Akan kami hadapi walaupun nyawa jadi taruhan. Justru yang pengecut adalah ulama yang hidup di bawah sponsor mereka yang turut campur dalam konflik ini,” tegasnya.

Taufiq Ramadhan Al-Buthi yang kini menjabat sebagai ketua Ulama Suriah juga menyinggung soal media yang menurutnya justru memperkeruh suasana.

“Media disana bukan menyampaikan berita, namun membuat berita. Hal ini yang memperparah konflik yang terjadi di Timur Tengah,” terangnya.

Atas dasar tersebut, guru besar Universitas Damaskus ini berpesan agar berhati-hati serta bersikap selektif terhadap kabar yang didapat. Menurutnya jangan sampai menerima kabar yang belum terseleksi kemudian gampang membagikan. Walaupun berita itu benar, perlu dipikirkan ulang dampak dari kabar yang beredar.

“Kepada para ulama, kyai dan cendekiawan saya berpesan agar bersikap sesuai dengan maqoshid syariah. Sebab dengan seperti itu akan menjamin salamatul bilad wal ibad,” harapnya.

Di penghujung acara, pihak Universitas Damaskus dan UIN Sunan Ampel sepakat menandatangani nota kesepahaman (MoU) pemberian beasiswa, pertukaran mahasiswa maupun dosen.

“Kami siap untuk itu dan sangat terbuka kepada pelajar Indonesia yang ingin meneruskan studinya ke Suriah,” pungkas Taufiq Ramadhan Al-Buthi

(Berita-Empat/Satu-Islam/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: