Kaum muslimah di Inggris mengalami diskriminasi jender dan agama. Mereka dijadikan subyek pelecehan dan gangguan seksual.
Perlakuan buruk itu dialami di tempat kerja, di media daring, dan di ruang-ruang kehidupan publik.
Situs berita The Independent, Kamis (26/5/2016), yang mengutip hasil penelitian terbaru mengatakan, perempuan muslim menghadapi banyak hambatan di tempat kerja.
Tidak hanya terkait pelecehan dan tekanan seksual, mereka juga menghadapi diskriminasi di hampir semua sisi kehidupannya.
Hasil penelitian itu tertuang dalam laporan berjudul Forgotten Women: The Impact of Islamophobia on Muslim Women in teh UK.
Penelitian dilakukan atas permintaan European Network Against Racism dan British Group Faith Matter untuk memastikan pengalaman hidup kaum muslimah di Inggris.
Perempuan muslim dengan tingkat pendidikan tinggi diperlakukan dengan upah lebih kecil dibandingkan perempuan lain dengan tingkat pendidikan yang sama.
Kecil juga kemungkinan bagi mereka untuk menerima balasan saat mengajukan lamaran kerja.
Sebanyak 43 persen muslimah di Inggris merasa mereka diperlakukan berbeda atau mengalami diskriminasi dalam wawancara kerja karena mereka adalah muslim.
Angka tersebut naik antara wanita yang memakai jilbab, di mana 50 persen merasa bahwa mereka telah mengalami diskriminasi agama dan karena menggunakan jilbab sebagai faktor utama.
Jilbab atau kerudung dianggap sebagai tanda lahiriah yang menandakan iman seorang perempuan. Pemakai jilbab terdampak langsung dibandingkan jika mereka tidak memakainya.
Perlakuan kasar terhadap muslimah di Inggris juga sering terjadi secara fisik, misalnya, merobek cadar atau mencabutnya.
Diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan itu menjadi lebih agresif setelah terjadinya serangan teror di Paris, Perancis, yang lalu disusul oleh serangan di Brussels, Belgia.
Akibat serangan di dua kota besar di Uni Eropa itu, hampir 150 orang tewas dan ratusan orang lagi terluka. Islamofobia menjalar ke seluruh pelosok negara-negara Barat.
Pelecehan di media sosial paling jamak dialami perempuan muslim Inggris, terutama jika mereka tampil dengan jilbab.
Terpilihnya Sadiq Khan, seorang pria politisi muslim Inggris, menjadi wali kota London tampaknya belum banyak berpengaruh.
Kejahatan dan kebencian biasanya juga terjadi di ruang publik dan salah satu kejahatan yang paling umum ialah meludahi wanita yang mengenakan jilbab atau menariknya.
(The-Independent/Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email