Imam Hasan al-Askari as bercerita “Suatu ketika seorang lelaki meminta istrinya untuk datang menemui sayidah Fatimah as, sang suami berkata,
“Pergilah kamu ke Fatimah as putri Rasul saw dan tanyakan tentangku, apakah aku ini termasuk syi’ahnya atau bukan?”
Kemudian sang istri menyampaikan kepada Fatimah as pertanyaan dari suaminya, beliau as berkata: “Katakan kepada suamimu, Kalau ia melakukan apa-apa yang kami perintahkan dan menjauhi apa-apa yang kami larang, maka ia adalah syi’ah kami. Tapi kalau tidak, maka ia bukan syi’ah kami.”
Kemudian wanita itu kembali ke suaminya dan menyampaikan jawaban sayidah Fatimah as itu.
Lalu sang suami berkata: “Celakalah aku dan para pendosa yang lainnya! Karena aku akan kekal di dalam neraka. Karena yang bukan dari syi’ah mereka, akan kekal di dalam neraka!”
Kemudian si istri itu kembali lagi ke sayidah Fathimah as dan mengabarkan tentang keluhan sang suami.
Lalu beliau as berkata: “Katakan padanya: Bukan seperti itu! Sesungguhnya syi’ah kami itu adalah manusia pilihan di surga.
Sementara para MUHIBB (orang-orang yang hanya MENCINTAI kami) dan MUWALLI (orang-orang yg BERWILAYAH / mengakui imamah pasca Rasulullah saw) terhadap para wali kami (para imam Ahlubait as) dan bermusuhan dengan musuh kami, lalu menerima kami dengan hati dan lisannya, namun mereka tetap melakukan pelanggaran serta melalaikan kewajiban dan larangan-larangan kami, maka mereka bukanlah syiah kami.
Namun mereka akan tetap masuk surga setelah dibersihkan dari dosa-dosa mereka dengan pelbagai macam bencana dan derita, atau dengan siksaan di pinggiran neraka pada hari kiamat, atau disiksa di jahanam yang teratas (tidak dalam) dengan berbagai macam siksa hingga kami mensyafaati mereka karena CINTA mereka kepada kami, lalu mengangkat mereka dari jahanam serta mendekatkannya kepada kami”.
(Di nukil dari Tafsir Imam Hasan al-Askari hal.308)
(Muslim-Syiah/Hauzah-Maya/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email