Pidato Presiden, Bashar al-Assad, dihadapan parlemen Suriah dianggap tidak menghormati gencatan senjata (Foto: Istimewa)
Amerika Serikat (AS) mengaku kecewa dengan pidato Presiden Bashar al-Assad di hadapan Parlemen Suriah. Dalam pidato itu, Assad bersumpah akan merebut kembali seluruh wilayah Suriah. AS pun mendesak Rusia dan Iran untuk menekan sekutu mereka agar menghormati gencatan senjata.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Tones mengaku tidak mengherankan jika Assad berpidato soal perang dan menujulukinya sebagai pidato yang antik. Ia pun menyatakan, Washington akan memanggil Rusia, perwakilan dari International Syria Support Group (ISSG), untuk menahan sekutunya itu.
"Kami masih percaya bahwa Rusia dan Iran setidaknya bisa menggunakan pengaruhnya kepada rezim Suriah untuk menahan diri dari proses politik, karena gencatan senjata ini benar-benar jauh terpisah," kata Toner.
"Sekali lagi, tidak ada yang mengejutkan dari apa yang ia katakan. Tapi, Anda tahu, itu mengecewakan," sambungnya disitir dari Daily Mail, Rabu (8/6/2016).
Sementara juru bicara Obama, John Earnest mengatakan, tekad Assad untuk terus menempel pada kekuasaan hanya memperburuk kekacauan dan menimbulkan gejolak. Ia juga mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki kekuatan untuk mengubah perhitungan.
"Presiden Putin membuat komitmen untuk menggunakan pengaruhnya untuk membuat rezim Assad mematuhi penghentian permusuhan," katanya.
(Sindo-News/Berbagai-Sumber-lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email