Kementerian luar negeri Yunani mengecam program Turki untuk melaksanakan acara khatmul Quran di masjid Ayasofya Istanbul pada bulan suci Ramadhan.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari NCA, pekan lalu media-media Turki mengumumkan, Rajab Tayeb Erdogan, Presiden Turki mengatakan, acara pembacaan Al-Quran dalam sepanjang bulan suci Ramadhan akan diselenggarakan setiap hari di masjid Ayasofya.
Kementerian Luar Negeri Yunani dalam sebuah statemen mengecam aksi ini dan mengklaim tindakan ini sebagai sebuah bentuk kembali pada ekstremisme.
Kementerian ini dalam statemennya menambahkan, ini adalah keputusan yang tidak dapat dimengerti dan menjelaskan ketidakhormatan dan tidak adanya hubungan dengan realita. Disamping itu aksi-aksi semacam ini tidak selaras dengan pokok-pokok masyarakat demokrat dan sekular.
Protes Yunani bermula dari negara ini mengaggap masjid Ayasofya sekarang ini sebagai sebuah gereja Ortodoks.
Ayasofya mulanya adalah sebuah gereja Ortodoks (Kristen Timur), yang dibangun pada masa kekaisaran Bizantium pada tahun 532 Masehi.
Setelah penaklukan Istanbul oleh Sultan Muhammad II Utsmani pada tahun 1453 Masehi, ia memerintahkan supaya merubah gerja Ayasofya menjadi masjid.
Setelah itu, Sultan Sulaiman I memerintahkan supaya menutupi lukisan dan miniature-miniatur yang ada di dalam Ayasofya, guna dilaksanakan salat Jumat di situ.
Setelah berkuasanya Ataturk dan pengumuman pemerintah Republik di Turki, masjid Ayasofya dirubah menjadi sebuah museum.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email