Saudi Kembali Serukan Serangan AS Terhadap Pemerintah Suriah

Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir

Menteri luar negeri Arab Saudi telah mengulangi seruan Riyadh ke AS untuk melaksanakan serangan udara terhadap pemerintah Suriah, permintaan serupa juga di suarakan oleh puluhan diplomat AS untuk mendorong aksi militer terhadap Damaskus.

Selama konferensi pers di Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington, Jumat (17/6/16), Adel al-Jubeir mengatakan monarki Arab telah lama mendorong operasi militer AS untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Menteri Saudi itu menambahkan bahwa sejak awal krisis di Suriah, Riyadh menginginkan “kebijakan yang lebih kuat, termasuk serangan udara, zona aman, zona larangan terbang, zona larangan perjalanan.”

Adel mengatakan bahwa kerajaan telah menyerukan untuk mempersenjatai “oposisi moderat” Suriah dengan misil darat-ke-udara dan mengusulkan untuk mengerahkan pasukan khusus Saudi sebagai bagian dari serangan yang dipimpin AS terhadap pemerintah Damaskus.

Komentar Jubeir datang setelah 51 pejabat Departemen Luar Negeri AS menandatangani sebuah dokumen internal, yang dikenal sebagai ” dokumen jaringan komunikasi “, minggu ini, menyerukan serangan militer dengan target pemerintah Suriah.

“Kegagalan serangan untuk menjatuhkan Assad hanya akan meningkatkan daya tarik ideologis kelompok-kelompok seperti ISIS, bahkan saat mereka bertahan sebagai taktik di medan perang,” terbaca dalam surat mengkritisi terhadap kebijakan Presiden AS Barak Obama terhadap krisis Suriah.

Departemen Luar Negeri telah mengakui keberadaan surat diplomatik rahasia, tapi tidak mengomentari isinya.

Warga Suriah berbuka puasa dengan makanan buka puasa di tengah-tengah bangunan hancur di Teir Maalah, utara Homs, selama bulan suci Ramadhan, pada 16 Juni 2016. (Foto: AFP)

Reaksi Rusia

Sementara itu, Rusia mengecam apa yang disebut surat internal dan memperingatkan bahwa upaya untuk menggulingkan Assad tidak akan memberikan “berkontribusi kemenangan dalam pertempuran melawan terorisme.”

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov lebih lanjut mengatakan bahwa “ini bisa menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam kekacauan menyeluruh.”

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov juga mengecam serangan yang diusulkan terhadap Damaskus, mengatakan serangan itu “bertentangan dengan resolusi PBB.”

“Kita perlu bernegosiasi dan mencapai resolusi politik atas dasar hukum internasional, yang disepakati di Dewan Keamanan PBB,” tambah Bogdanov.

Amerika Serikat dan sekutunya telah membentuk koalisi yang telah melakukan serangan udara terhadap apa yang diduga teroris ISIS di dalam wilayah Suriah sejak September 2014 tanpa otorisasi dari Damaskus atau mandat PBB.

Koalisi ini telah berulang kali dituduh menyerang dan membunuh warga sipil. Serangan ini juga sebagian besar telah mencapai tujuannya menghancurkan ISIS yang diklaimnya

Teroris Takfiri ISIS, yang awalnya dilatih oleh CIA di Yordania pada tahun 2012 untuk mengacaukan pemerintah Suriah, terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah di bawah kendali mereka.

Suriah telah terjerumus dalam konflik mematikan itu dengan menyalahkan pada negara-negara asing tertentu selama lebih dari lima tahun. Utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura memperkirakan bahwa lebih dari 400.000 orang tewas dalam konflik, lebih dari setengah dari populasi pra-perang negara Arab sekitar 23 juta itu mengungsi, konflik ini juga telah menghancurkan di infrastruktur negara. []

(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)