Pesan Rahbar

Home » » Menurut Islam Tentang Pengikut Dajjal, Seperti Inilah Kajiannya

Menurut Islam Tentang Pengikut Dajjal, Seperti Inilah Kajiannya

Written By Unknown on Thursday 21 July 2016 | 02:42:00


Terhadap Wahabi yang berdalih mereka bukan pengikut Dajjal karena Dajjal tak bisa masuk Madinah, ini jawabnya: Meski Dajjal tidak bisa memasuki kota Madinah, namun para pengikutnya yang terdiri dari orang2 kafir dan munafik bisa. Saat guncangan 3x, pengikut Dajjal ini akan keluar dari Madinah.

Dari Anas r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -di luar Madinah- lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik.” (Riwayat Muslim)

Fakta tambahan adalah Wahabi dan Arab Saudi itu dekat dgn AS yang dikuasai Zionis Yahudi. Dajjal adalah Yahudi. Begitu pula berbagai simbol di Arab Saudi seperti Simbol Polisi Riyadh yang berupa Mata Satu. Simbol organisasi Yahudi Illuminati.


Maaf ternyata Islam Institute juga menghapus tulisannya tentang Wahabi. Tekanannya terlalu berat rupanya. Daripada dakwahnya 100% mati. Mending 10% tulisan ttg Wahabi di hapus.

Cuma hadits2 shahih ini hendaknya kita pelajari. Agar kita tidak termasuk golongan tersebut. Hendaknya kita bangga sebagai Muslim. Hindari sikap Fanatik Golongan. Ingat azab kubur dan siksa neraka. Jangan sampai semua ciri2 khawarij / pengikut Dajjal yang disebut Nabi ada pada diri kita. Mau masuk neraka?

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini – baik kecil ataupun besar – kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad 22215)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR. Thabrani 1672)

لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ

“Dajjal tidak akan muncul sehingga sekalian manusia telah lupa untuk mengingatnya dan sehingga para Imam tidak lagi menyebut-nyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR. Ahmad 16073)

Kemunculan Dajjal merupakan puncak dari munculnya fitnah paling besar dan mengerikan di muka bumi ini bagi umat manusia khususnya umat Muslim. Kemunculannya di akhir zaman, di masa imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam, akan banyak mempengaruhi besar bagi umat muslim sehingga banyak yang mengikutinya kecuali orang-orang yang Allah jaga dari fitnahnya.
Dalam hadits disebutkan :

قام رسول الله صلى الله عليه و سلم في الناس فأثنى على الله بما هو أهله، ثم ذكر الدجال فقال: ” إني لأنذركموه، وما من نبي إلا وقد أنذر قومه

“ Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia dan memuji keagungan Allah, kemudianbeliau menyebutkan Dajjal lalu mengatakan : “ Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan dajjal,tidak ada satu pun seorang nabi, kecuali telah memperingatkan umatnya akan dajjal “. (HR. Bukhari : 6705)

Dalam hadits lain, Nabi bersabda :

ليس من بلد إلا سيطؤه الدجال

“ Tidak ada satu pun negeri, kecuali akan didatangi oleh dajjal “. (HR. Bukhari : 1782)

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إنَّ مِن بعْدِي مِنْ أُمَّتِي قَوْمًا يَقْرَؤُنَ اْلقُرآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَلاَقِمَهُمْ يَقْتُلُوْنَ أَهْلَ اْلإسْلاَمِ وَيَدَعُوْنَ أَهْلَ اْلأَوْثَانِ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ اْلإسْلاَمِ كمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مَنَ الرَّمِيَّةِ، لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ

“ Sesungguhnya setelah wafatku kelak akan ada kaum yang pandai membaca al-Quran tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala,mereka lepas dari Islam seperti panah yang lepas dari busurnya seandainya (usiaku panjang dan) menjumpai mereka (kelak), maka aku akan memerangi mereka seperti memerangi (Nabi Hud) kepada kaum ‘Aad “.(HR. Abu Daud, kitab Al-Adab bab Qitaalul Khawaarij : 4738)

Nabi juga bersabda :

سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَرْجِعُونَ حَتَّى يَرْتَدَّ عَلَى فُوقِهِ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ طُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ وَقَتَلُوهُ يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ

“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan, mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “. (Sunan Abu Daud : 4765)

Nabi juga bersabda :

سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ اْلقِيَامَة

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “. (HR. Imam Bukhari 3342)

Dalam hadits lain Nabi bersabda :

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّى يَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun / generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya)

Ketika sayyidina Ali dan para pengikutnya selesai berperang di Nahrawain, seseorang berkata :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَبَادَهُمْ وَأَرَاحَنَا مِنْهُمْ

“ Alhamdulillah yang telah membinasakan mereka dan mengistirahatkan kita dari mereka “, maka sayyidina Ali menyautinya :

كَلاَّ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ مِنْهُمْ لَمَنْ هُوَ فِي أَصْلاَبِ الرِّجَالِ لَمْ تَحْمِلْهُ النِّسَاءُ وَلِيَكُوْنَنَّ آخِرَهُمْ مَعَ اْلمَسِيْحِ الدَّجَّال

“ Sungguh tidak demikian, demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya akan ada keturunan dari mereka yang masih berada di sulbi-sulbi ayahnya dan kelak keturunan akhir mereka akan bersama dajjal “.


Penjelasan

Dalam hadits di atas Nabi menginformasikan pada kita bahwasanya akan ada sekelompok manusia dari umat Nabi yang lepas dari agama Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya dengan sifat dan ciri-ciri yang Nabi sebutkan dalam hadits-haditsnya di atas sebagai berikut :
1. Senantiasa membaca al-Quran, Namun kata Nabi bacaanya tidak sampai melewati tenggorokannyaartinya tidak membawa bekas dalam hatinya.
2. Suka memerangi umat Islam.
3. Membiarkan orang-orang kafir.
4. Memperbagus ucapan, namun parkteknya buruk.
5. Selalu mengajak kembali pada al-Quran, namun sejatinya al-Quran berlepas darinya.
6. Bercukur gundul.
7. Berusia muda.
8. Lemahnya akal.
9. Kemunculannya di akhir zaman.
10. Generasi mereka akan terus berlanjut dan eksis hingga menajdi pengikut dajjal.

إني حدثتكم عن الدجال، حتى خشيت أن لا تعقلوا ، إن المسيح الدجال قصير أفحج ، جعد أعور ، مطموس العين ، ليست بناتئة ، ولا جحراء ، فإن التبس عليكم ، فاعلموا أن ربكم ليس بأعور

“ Sesungguhnya aku ceritakan pada kalian tentang dajjal, karena aku khawatir kalian tidak bisa mengenalinya, sesungguhnya dajjal itu pendek lagi congkak, ranbutnya keriting (kribo), matanya buta sebelah dan tidak menonjol dan cengkung, jika kalian masih samar, maka ketahuilah sesungguhnya Tuhan kalian tidaklah buta sebelah matanya “. (HR. Abu Dawud)

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّى يَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn ( kurun / generasi ) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya).

Arah Timur yang Nabi maksud tidak ada lain adalah arah Timur kota Madinah yaitu Najd sebab Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam telah menspesifikasikan letak posisinya yaitu tempat dimana ciri-ciri khas penduduknya orang-orang yang memiliki banyak unta dan baduwi yang berwatak keras dan berhati kasar dan tempat di mana menetapnya suku Mudhar dan Rabi’ah, dan semua itu hanya ada di Najd Saudi Arabia,Nabi bersabda :

مِنْ هَا هُنَا جَاءَتِ اْلفِتَنُ ، نَحْوَ اْلمَشْرِقِ ، وَاْلجَفَاءُ وَغِلَظُ اْلقُلوْبِ فيِ اْلفَدَّادِينَ أَهْلُ اْلوَبَرِ ، عِنْدَ أُصُوْلِ أَذْنَابِ اْلإِبِلِ وَاْلَبقَرِ ،فِي رَبِيْعَةْ وَمُضَرً
“Dari sinilah fitnah-fitnah akan bermunculan, dari arah Timur, dan sifat kasar juga kerasnya hati pada orang-orang yang sibuk mengurus onta dan sapi, kaum Baduwi yaitu pada kaum Rabi’ah dan Mudhar “.(HR. Bukhari)


KENAPA WAHABI KELAK JADI PENGIKUT DAJJAL?


DAJJAL 

– PENGANTAR REDAKSI :

Soal Dajjal, banyak orang pada akhirnya akan sangat lalai memperhatikannya. Manusia akan lupa siapa Dajjal, yang mana sosok ini dulu umat Islam pernah sangat mengenalnya lewat ciri-ci-cirinya. Ya benar, kita sudah mengenal Dajjal, karena Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam jauh-jauh hari, bahkan sejak 1.400 tahun yang lalu sudah memperkenalkan Dajjal kepada ummatnya. Bahwa Dajjal adalah sebagai sosok buta sebelah matanya, dan penyebar fitnah yang paling dahsyat di muka bumi yang akan muncul di akhir zaman.

Fitnah Dajjal sebenarnya merupakan rangkaian fitnah yang sejak lama ada, disebarkan melalui fitnah yang terjadi di antara manusia yang telah diperdaya oleh hawa nafsunya sendiri. Bahkan Nabi saw memperingatkan bahwa kelompok umat Nabi Muhammad yang tidak hanyut dalam pusaran fitnah sesama manusia akan selamat pula dari fitnah Dajjal di akhir zaman. Rangkaian segala fitnah yang pernah ada di dunia saling berkaitan dari zaman ke zaman dan akan hadir mengkondisikan dunia semakin gonjang-ganjing menghadapi fitnah Dajjal.

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini – baik kecil ataupun besar – kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad 22215).

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR. Thabrani 1672).


Begini Pandangan Quraish Shihab Tentang Dajjal

Quraish Shihab

Hadis-hadis tentang dajjal, cukup banyak antara lain diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim seperti yang Anda kutip di atas. Dalam beberapa riwayat dikemukakan juga bahwa Rasul SAW bersabda:''Tidak akan bangkit kiamat sebelum datang sekitar 30 orang pembohong-pembohong yakni dajjal-dajjal, semua mengaku sebagai Rasul Allah (HR Attirmidzi dan Annasai melalui Abu Hurairah).

Dajjal yang terbesar adalah yang akan datang menjelang hari kiamat. Pakar Hadis Ibnu Hajar dalam bukunya Fath Albary --berdasar sekian banyak riwayat yang bersumber dari sahabat Nabi Abu Said Alkhudry-- menyebut sekian banyak sifat dan keadaannya, antara lain bahwa dajjal adalah seorang Yahudi, tidak memiliki anak, tidak dapat masuk ke Mekkah dan Madinah (HR Muslim), buta sebelah, mata sebelah kirinya berkilau bagaikan bintang kejora. Ia akan bangkit dari timur. Ada riwayat yang menyatakan dari Khurasan ada lagi dari Asfahan yaitu daerah Iran sekarang (HR Muslim).

Pada mulanya dia menampakkan keshalehan, kemudian mengaku Nabi dan terakhir mengaku sebagai Tuhan. Memang menurut wriwayat ia memiliki sekian keistimewaan yang dapat mengelabui manusia, tetapi yang menggunakan pikirannya tidak akan terpedaya apalagi mengakuinya sebagai Tuhan atau nabi.

Berbeda-beda penilaian ulama tentang riwayat-riwayat menyangkut dajjal ini. Serta makna Hadis-hadis Nabi SAW itu. Kelompok Ahl Sunnah lebih-lebih pakar Hadis mengakui adanya apa yang dinamai dajjal dan bahwa ia adalah satu sosok manusia yang menjerumuskan umat Islam, tetapi kelompok Mu'tazilah yang cenderung sangat rasional menolak kebenaran Hadis-hadis itu. Sebagian pemikir kontemporer memahami Hadis-hadis yang berbicara tentang dajjal dalam arti kondisi tertentu yang dialami masyarakat. Ada yang memahaminya dalam arti peradaban Barat dewasa ini.

Peradaban tersebut buta sebelah dalam arti hanya melihat satu sisi yakni sisi duniawi dan material dari kehidupan ini dan tidak melihat sisi ukhrawi serta hal-hal yang bersifat spiritual. Ini mengantar manusia mempertuhan materi, karena terpengaruh olehnya bahkan memperturutkan dan mempertuhankannya. Apa yang diperlihatkan sebagai sesuatu yang baik pada hakikatnya adalah keburukan, demikian juga yang diperburuknya dapat merupakan sesuatu yang baik. Hemat penulis --yang ingin memahaminya dalam arti hakiki-- kita masih dapat hidup tenang, atau tidak perlu terlalu kuatir menghadapinya, karena menurut riwayat, dajjal baru akan datang pada masa kekhalifahan Imam Mahdi yang ketika itu ibukota Islam adalah Qudus (Yerusalem) setelah kaum Muslimin berhasil mengalahkan orang-orang Yahudi.

Melihat situasi dunia dewasa ini, perkembangan masalah Palestina, kekuatan orang-orang Yahudi dan pengaruhnya yang demikian besar, sikap masyarakat dan pemerintah Iran dewasa ini yang sangat antizionis, maka agaknya dajjal dalam pengertian hakiki itu, belum akan muncul di tengah generasi kita dewasa ini. Kecuali jika kita memahami Hadis-hadis itu dalam pengertian metafora, yakni peradaban Barat dengan segala kekurangan dan bahayanya. Demikian wa Allah a'lam. (Dokumentasi Republika 2001).


Enam Bulan Sebelum Kehadiran Imam Mahdi afj

Dari berbagai media massa bisa kita lihat berbagai berita tentang kondisi genting yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Di berbagai Negara dilakukan kudeta pemerintah resmi, terjadi pergantian pemimpin sedemikian cepat dan lainnya. Tanpa jeda berbagai peristiwa besar terjadi berurut-urutan.

Sebagian Masyarakat ada yang tidak mengetahui tanda-tanda sebelum kelahiran Imam Mahdi afj. Sebab selama ini mereka tidak pernah mendengar hal ini atau mencari-cari tema berkaitan dengannya. Karena sebab ini maka walau sudah melihat berbagai kejadian di berbagai penjuru dunia mereka tidak memberikan respon apapun cenderung cuek dan tidak peduli. Menanggapi kondisi semacam ini ada yang memanfaatkan situasi dengan mencekoki pemikiran masyarkat dengan berbagai pemikiran sesuai aqidah kelompok tersebut. Dimana masyarakat sendiri sangat jarang memiliki alat untuk menimbang berbagai informasi yang sampai ketelinga mereka. Seperti kita lihat kasus Suriah, berita-berita tentang Suriah bisa dibagi menjadi dua, sebab dari kejadian yang sama sering kali muncul dua statemen berbeda bahkan bertentangan, ada pembunuhan masyarakat sipil. Kelompok pertama mengatakan bahwa kelompok pasukan pemerintah Basyar Asad yang melakukan sedang kelompok kedua mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan kelompok salafi wahabi takfiri. Beberapa sumber rujukan sudah melakukan upaya untuk memberikan berita yang benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat. Namun sayang berita-berita itu tidak sampai ke sebagian besar masyarkat indonesia.

Tentang Imam Mahdi pun sama, ada beberapa kelompok yang berupaya menafikan bahwa Imam Mahdi ajf kelak akan hadir ditengah-tengah manusia. Bangkit mendirikan pemerintahan adil sejahtera sebagaimana dambaan fitrah kemanusiaan seluruh umat manusia dimuka bumi. (tvshia.com)


Jenis-Jenis kehadiran

Sebagaimana ghaibah Imam Zaman afj itu ada dua macam, kehadiran beliaupun sama, bisa dibagi menjadi dua, yakni kehadiran sughra dan Kubra

Pembahasan mengenai zhuhur (kehadiran, kemunculan) Imam Zaman Ajf memang merupakan pembahasan yang agak rumit sehingga memerlukan penelitian secara seksama atas seluruh riwayat yang berkaitan dengan tema mahdawiyah (Imam Mahdi Ajf). Secara global berbagai riwayat yang menjelaskan tanda-tanda kehadiran Imam Zaman ajf -dari satu dimensi- dapat dibagi menjadi dua bagian:

Tanda-tanda yang akan terjadi secara pasti sebelum kehadiran beliau. Tanda-tanda tersebut ialah:
1. Keluarnya pasukan Sufyani,
2. Keluarnya kelompok Yamani,
3. Jeritan dari langit,
4. Terror terhadap Nafs Zakiyyah,
5. Tenggelamnya pasukan Sufyani di tengah-tengah padang sahara.

Kemunculan Dajjal

Tanda-tanda yang belum bisa dipastikan kejadiannya. Bisa jadi di antara tanda-tanda ini ada yang tidak terjadi. Singkat kata bahwa tanda-tanda kehadiran Imam Zaman Ajf dapat dibagi kepada empat bagian:
a. Tanda-tanda sosial, seperti hancurnya moral dan tamaddun (peradaban) manusia karena tenggelam dalam kemungkaran dan maksiat.
b. Tanda-tanda agama dan keyakinan, misalnya terjadinya penyimpangan terhadap agama Ilahi.
c. Tanda-tanda alam, seperti terjadinya perubahan terhadap planet bumi dan lain-lain.
d. Tanda-tanda individu dan keajaiban, seperti terjadinya jeritan langit, terbunuhnya Nafs Zakiyyah, dan lain-lain.

Masing-masing dari tanda-tanda tersebut dan tanda-tanda yang lainnya dibahas dan dijelaskan secara rinci dalam berbagai riwayat.

Pembahasan mengenai tanda-tanda kemunculan dan kehadiran Imam Zaman ajf memang agak rumit, karena terdapat banyak hadis-hadis dan riwayat yang beragam tercatat dalam kitab-kitab hadis, baik kitab-kitab Syi’ah maupun Ahlu Sunnah. Bahkan terdapat pula dalam kitab-kitab agama Samawi sebelum Islam, seperti agama Kristen, Yahudi, Zoroaster, Hindu dan Budha. Semua riwayat itu perlu diteliti secara seksama, diklasifikasi, dan dikritisi secara mendalam. Lebih dari itu, riwayat-riwayat tersebut perlu pula diteliti sanad (transmisi) dan dilâlah-nya (penunjukkannya).

Tanda-tanda kehadiran Imam Zaman Ajf yang termaktub dalam riwayat-riwayat Syi’ah, dapat dibagi menjadi dua bagian:

Tanda-tanda pasti, yaitu tanda-tanda yang tanpa syarat dan ikatan apapun yang akan terjadi sebelum kehadiran beliau. Tanda-tanda ini seperti keluarnya pasukan Sufyani, Yamani, terjadinya jeritan dari langit, terbunuhnya Nafs Zakiyyah, tenggelamnya prajurit sufyani di padang sahara dan munculnya Dajjal.

Tanda-tanda belum pasti, yaitu yang akan terjadi dengan syarat-syarat dan kondisi tertentu. Artinya jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka ia akan terjadi. Tanda-tanda ini banyak sekali jumlahnya[1].

Tetapi dari sisi lain dan secara global, tanda-tanda kehadiran Imam Zaman Ajf itu dapat dibagi kepada empat bagian. Hal itu akan kami jelaskan secara ringkas.


Faktor Sosial

Secara singkat, akibat dari faktor-faktor sosial ini adalah runtuhnya moral, peradaban dan nilai-nilai umat manusia, seperti:

Tersebar luasnya kezaliman di seantero dunia. Dengan kata lain bahwa dunia dipenuhi dengan kezaliman

Bejadnya moral para penguasa dunia. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan tersebarnya kerusakan dan kezaliman di seantero dunia dan bejadnya moral para penguasa adalah bahwa sistem politik di seluruh dunia dibina berdasarkan kezaliman dan kecurangan sosial, politik, budaya dan ekonomi. Dan para tiran menduduki kursi kekuasaannya berdasarkan penjajahan, kekejaman dan penindasan. Hal ini bukan berarti bahwa di alam dunia ini sama sekali tidak terdapat orang yang adil atau tidak ditemukan adanya pemerintah yang adil. Maksud ungkapan di atas adalah bahwa tatanan yang berkuasa di atas muka bumi ini adalah tatanan kezaliman (tyranic ) dan kecurangan (corrupt).


Mahalnya harga barang-barang dan kemerosotan ekonomi adalah merupakan akibat dari tatanan pemerintah yang zalim

Munculnya para pembohong dan Dajjal yang mengklaim diri mereka sebagai mujaddid (reformer) masyarakat. Kemunculan Dajjal adalah termasuuk salah satu tanda pasti kehadiran Imam Zaman ajf yang disinggung di dalam kitab-kitab agama-agama Samawi terdahulu. Dajjal secara leksikal berarti penutup kebenaran dengan kebatilan, penipuan, makar dan kelicikan. Bisa jadi -berdasarkan berbagai riwayat yang ada- Dajjal itu tidak hanya terbatas pada seseorang saja. Tetapi ia sebagai titel dan simbol umum bagi tatanan dan sistem zalim yang ditegakkan berdasarkan dusta dan penipuan. Banyak masyarakat yang tertipu olehnya. Dajjal senantiasa gigih dalam melawan dan membendung kebenaran. Ada pula yang mengartikan bahwa Dajjal itu adalah budaya Barat yang sekarang ini[2].


Para pendusta dan pembohong sebagai jurubicara rakyat dan pemimpin masyarakat, misalnya seperti Sufyan

Orang-orang yang saleh dan jujur akan disingkirkan dari masyarakat. Dan sebaliknya para pembohong dan pendurjana akan banyak mendapatkan dukungan dan simpatisan.

Keluarnya Sufyani juga merupakan salah satu tanda pasti kehadiran Imam Zaman ajf, Tetapi masih belum bisa ditetapkan secara pasti apakah Sufyani itu nama pribadi seseorang, ataukah ia sebagai titel dan simbol umum bagi orang-orang dan sistem yang zalim, Yang bisa ditarik kesimpulan dari berbagai riwayat adalah bahwa Sufyani adalah seseorang ataupun orang-orang kapitalis, para koruptor, diktator dan penyebar kerusakan dan berbagai khurafat. Ciri mereka yang mencolok adalah membuat kerusakan sosial secara merata.[3]

Di dalam berbagai riwayat telah dijelaskan bahwa Sufyani beserta pasukannya akan tenggelam di padang sahara Bayda’ (sebuah tempat yang letaknya antara Makkah dan Madinah). Dan hanya satu orang saja di antara mereka yang hidup dan selamat yang akan memberikan informasi mengenai tenggelamnya pasukan Sufyani[4].


Terjadinya peperangan, fitnah pertumpahan darah di muka bumi

Dalam banyak riwayat telah disinggung akan terjadi peperangan dan pertumpahan darah yang dilakukan oleh pasukan Turk (Turk itu kemungkinan komunitas yang berasal dari keturunan Turk putera Yafis bin Nuh. Sekarang ini mereka hidup tersebar di daerah Mogolistan, Punjab, Turki, Siberia, Afganistan dan India). Dan secara luas dapat diartikan juga meliputi negara-negara Barat[5]. Begitu pula banyak riwayat menjelaskan bahwa sebelum masa kemunculan beliau ajf, dua pertiga masyarakat dunia mati. Dan hal ini termasuk dari tanda-tanda kehadiran Imam Zaman ajf yang tidak pasti[6].

Berbagai revolusi dan pemberontakan melawan kezaliman dan kerusakan internasional akan terjadi di muka bumi ini. Sebagian dari revolusi itu akan berhasil membentuk sebuah pemerintahan yang mandiri. Keluarnya pasukan Yamani merupakan simbol revolusi dan kebangkitan haq dalam melawan kebatilan, penyimpangan dan kesesatan. Hal ini akan terjadi pada akhir zaman nanti yang merupakan salah satu dari gerakan tersebut[7].

Kebangkitan Sayid Khurasani yang merupakan putera keturunan Imam Husein As. Dan kebangkitan untuk menegakkan keadilan adalah sebagai faktor lainnya. Dua buah revolusi dan kebangkitan tersebut, yang satu terjadi di Yaman dan yang satunya lagi terjadi di Iran, merupakan lahan dan persiapan akan kehadiran Imam Zaman Ajf.[8]

Dalam riwayat disebutkan bahwa pemerintahan yang dibentuk di Iran adalah:
Pertama: Pemerintah mengajak rakyatnya kepada Islam dan ajaran Ahlubait As.
Kedua: Pemerintah berusaha membersihkan seluruh daerah yang berada dibawah kekuasaannya hingga Kufah dari berbagai kezaliman dan kerusakan. Dan ketika Imam Zaman Ajf hadir dari kegaibannya langusng bergabung dengan beliau dan mengikutinya[9].


Faktor Agama dan Keyakinan

Kelemahan dan kehancuran agama merupakan tanda lain akan dekatnya kehadiran Imam Zaman ajf. Di dalam riwayat Amirul Mukminin Ali As disebutkan bahwa nanti di akhir zaman banyak umat yang meninggalkan shalat, mengabaikan amanat, menghalalkan dusta, memakan harta riba, melakukan sogok-menyogok (risywah, bribery), menjual dan mengganti agama dengan dunia, bermusyawarah dengan para wanita, memutuskan hubungan persaudaraan, menyembah dan mengikuti hawa nafsu, melakukan pembunuhan merupakan hal yang biasa, kesabaran mereka sangat lemah, merasa bangga dengan kezaliman, para ‘arif menjadi para pengkhianat, para qâri’ menjadi fasik, memperindah masjid-masjid, meninggikan menaranya (tetapi dalamnya kosong), merusak perjanjian dan dikuasai oleh hawa nafsu[10].

Dengan ungkapan lain -secara global- bahwa sebelum zhuhur (kemunculan Imam Zaman Ajf), ajaran dan hukum-hukum Islam akan terabaikan. Tetapi hal itu bersifat nisbi, artinya pada umumnya masyarakat dunia mengalami hal seperti itu. Terdapat di dalam riwayat Ahlulbait As bahwa ketika Imam Zaman ajf telah hadir di tengah-tengah masyarakat dunia, beliau akan menjalankan pemerintahan Islam dengan sistem, kitab dan agama yang baru. Maksudnya adalah ketika itu Islam sudah sedemikian jauhnya bercampur aduk dengan khurafat dan al-Qur’an telah banyak mengalami tahrif (perubahan) maknawi, sehingga hakikat dan kebenaran sudah diabaikan dan terlupakan[11].


Faktor Alami

Terjadinya berbagai bencana alam, merupakan tanda dari tanda-tanda kehadiran Imam Zaman ajf. Di dalam berbagai riwayat dijelaskan bahwa mendekati kemunculan beliau akan terjadi jeritan akhir zaman, gerhana bulan, gerhana matahari yang bukan pada waktunya, perubahan planet-planet dunia, kondisi langit, udara dan air, serta terbitnya matahari dari sebelah barat. Riwayat-riwayat semacam ini bisa jadi dapat diterapkan dengan sebagian peristiwa yang terjadi pada masa kita sekarang ini, di samping itu pula dapat di-taujih (dipahami dengan maksud yang lain). Misalnya Syahid Mutahhari men-taujih terbitnya matahari dari arah barat dengan kebangkitan Islam dari arah barat, yakni dari Paris, Perancis yang dipelopori oleh Imam Khomeini Ra[12]


Faktor Individu dan Keajaiban

Panggilan langit

Dari sebagian riwayat dapat dipahami bahwa ketika mendekati atau ketika kemunculan Imam Zaman ajf akan ada panggilan malaikat dari langit dan ia memberikan kabar gembira kepada masyarakat dunia. Malaikat tersebut adalah Jibril As dan ajakannya itu dapat didengar oleh seluruh masyarakat dunia. Setiap orang dapat memahami bahasa dan logatnya tetapi tidak dapat di-tasykhisy (disesuaikan dengan bahasa tertentu). Di sisi lain, setan juga berteriak kencang dengan ucapan: “Usman telah terbunuh secara zalim”. Tujuan ucapannya adalah untuk melontarkan keraguan di dalam hati masyarakat umum[13].


Syahadah dan terbunuhnya Nafs Zakiyyah

Nafs Zakiyyah adalah laqab (julukan) seorang pemuda hasyimi (keturunan Rasulullah Saw) yang mempunyai kedudukan sangat mulia di mata masyarakat dunia. Beliau berhadapan dan melakukan perlawanan terhadap pasukan Sufyani. Dan kemudian berlidung diri di kota Madinah. Ketika pasukan Sufyani berangkat menuju ke kota Madinah, beliau pergi ke kota Makkah dan disana beliau mengajak masyarakat untuk mengikuti Ahlulbait As. Tetapi tanpa dosa dan kesalahan, beliau dibunuh dan disembelih secara kejam di antara rukun dan maqam. Kesyahidan beliau menyadarkan dan membangkitkan semangat masyarakat dunia, hingga mereka siap membaiat Imam Zaman Ajf. Jarak antara kesyahidan beliau dengan awal kebangkitan gerakan Imam Zaman Ajf hanyalah lima belas hari. Beliau adalah wakil dan delegasi Imam Zaman Ajf untuk masyarakat umum[14]. Di samping tanda-tanda yang telah dijelaskan di atas, terdapat juga tanda-tanda lainnya yang disebutkan di dalam berbagai riwayat[15]. []


Referensi: 

[1] . Zendegi Imam Mahdi As, Qurasyi, Baqir Syarif hal. 304.
[2] . Mengenai Dajjal dijelaskan di dalam berbagai kiktab, seperti Mahdi Enqelâbi Buzurg, Nasir Makarin Syirazi, hal. 192, Dajjal Afsâneh Ya Wâqiiyat, Syafaye Mehnaz, hal. 28-62, Farhangge Mau’ud, Husein Karmisyahi, hal. 92, 94, Dâdgustare Jahân, Ibrahim Amini, hal. 223, Hadiqatu as-Syi’ah, Muqaddas Ardebili, hal, 758.
[3] . Mahdi Enqelabi Buzurg, hal. 202, Dah Enteqâd wa Fâshukh Piramune Hadhrat Mahdi, Syekh Mufid hal. 90.
[4] . Nejâd Bakhsyi Dar Adyân, Muhammad Taqi Rasyid Muhasshal, hal. 159.
[5] . Ruzgâr Rahâ-i, Hadi Kamil Sulaiman, terj. Mahdi Pur, Ali Akbar, jilid 2 hal. 938, 939.
[6] . Simâye Aftâb, Habibullah thahiri, hal. 511.
[7] . Al-Mumahhiduna lil Mahdi, Ali Kurani, hal. 138 dan 139.
[8] . Zamine Sazmân Enqelâbi Jahâni Mahdi, Sayyid Asadullah Syahidi, hal. 439, 445.
[9] . Mahdi Khursyide Muntazhirân, Gule Muhammadi Arman, hal. 26, 27.
[10] . Bihârul Anwâr, juz 52, hal. 193.
[11] . Wilâyate Faqih, Abdullah Jawadi Amuli, hal. 372, Mahdi Enqelâbi Buzurg, hal. 320, 321.
[12] . Ruzgâr Rahâ-i, hal. 853, Târikh mâ ba’da az-Zhuhur, Sayyid Muhammad Shadr, hal. 164, 217.
[13] . Zendegi Imâm Mahdi, hal. 315, Ruzgâr Rahâ-i, hal. 869, 871.
[14] . Thâwus-e Behestiyân, Gule Muhammadi Arman, juz 4 hal. 167, Al-Bay’atu Lillah, hal. 268, Nesyânehâ-ye Zhuhur, Sadat Madani, Sayyid Ali Ashgar, hal. 112.
[15] . Lihat Bihârul Anwâr, juz 52.


Kaum Yahudi, Pasukan Utama Dajjal Penyala Api Peperangan

Oleh: Ustadz Ihsan Tanjung


“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 20/212)

Bahkan di dalam hadits lain Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.

Dari Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 5/389)

Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang masalah.

Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ”, Ahmad Thomson berpendapat bahwa dunia yang kita jalani saat ini berupa sebuah Sistem Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia kemudian menulis ”…kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”

Mengingat bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang mendahului kemunculannya tentu berkaitan erat dengan fihak yang memang menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:

“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)

Ayat di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”aktor intelektual” di balik berbagai peperangan besar dan kekacauan sepanjang zaman. Mereka merupakan biang provokasi di berbagai belahan bumi, baik di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula pihak di belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran 21-22)

Catatan hitam sejarah kejahatan dan fasad kaum Yahudi menyebabkan mereka pantas menjadi pihak yang paling menanti dan menyambut kedatangan Dajjal. Sehingga wajarlah bilamana Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam menginformasikan kepada kita bahwa pada saat kemunculan Dajjal untuk menebar puncak fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka kumpulan manusia yang bakal menjadi pendukung utamanya ialah bangsa Yahudi. Bahkan mereka akan menjadi prajurit-prajurit utama pasukan Dajjal.

“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama 70.000 orang yahudi yang mengenakan topi.” (Ahmad 26/412)

Dan mengingat bahwa umat Islam merupakan pihak yang senantiasa berjuang menegakkan kebenaran ma’ruf dan mencegah kebatilan munkar, maka pantas bilamana Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kedua entitas ini bakal berhadapan vis a vis. Satu pihak dipimpin oleh Al-Mahdi bersama Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan satu pihak dipimpin oleh Dajjal. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa peristiwa berperangnya kedua pihak ahlul-haq versus ahlul-bathil ini menjadi salah satu syarat atau tanda penting sebelum tibanya hari Kiamat kelak.

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu & pohon lalu batu atau pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali ghorqod sebab ia sungguh termasuk pohon orang Yahudi.” (Muslim 4/140)

Maka saudaraku, sudah tiba masanya kita umat Islam bersiap-siap menghadapi hari bertemunya dua pasukan tersebut. Hendaknya kita menyadari bahwa boleh jadi kemunculan puncak fitnah, yakni Dajjal, sudah sangat dekat. Di antara indikasinya Allah memberikan keleluasaan bagi kaum Yahudi, cikal bakal pasukan Dajjal, untuk merajalela di muka bumi dewasa ini.

Belum pernah Allah izinkan mereka selama berpuluh abad memiliki tatanan negara kecuali belakangan ini. Belum pernah dunia mengalami penetrasi bahkan penaklukan oleh Yahudi sedahsyat seperti di zaman kita sekarang ini. Maka pantaslah bila sebagian umat Islam bangga dan merasa tidak bersalah berkawan bahkan menjadikan kaum Yahudi sebagai pimpinan atas diri mereka. Yahudi sengaja mengaburkan isu sebenarnya soal Dajjal dari pemahaman umat Islam.

Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 34/3)
____________________________________________

Apokaliptisisme Dan Teokrasi Amerika

Oleh: Prof. Abdul Hadi. W. M. (Penulis: Tokoh dan Budayawan Indonesia)

Sebenarnya sudah lama masyarakat AS tahu bahwa Bush adalah seorang pengikut fundamentalis Kristen yang fanatik. Ia adalah anggota jemaah Gereja Southern Baptist Convention, sebuah gereja yang semula tidak begitu menonjol di Amerika. Sampai tahun 1980an keberadaannya kalah menonjol misalnya dibanding Gereja Advent, Mormons, Pantekosta, dan Presbyterian. Semua gereja ini masing-masing telah pula melahirkan kelompok-kelompok fundamentalis yang militan dan radikal. Tetapi setelah Bush memegang tampuk pemerintahan, gereja yang berpusat di selatan itu tumbuh menjadi gereja Protestan terbesar di Amerika.

Tidakkah kaulihat pemerintahan demokrasi di Barat,
Yang kelihatan cerah? Namun kalau dijenguk lebih mendalam,
Jiwa mereka sebenarnya lebih kelam dari Jengis Khan.
(Iqbal dalam “Parlemen Setan” 1933)

American Theocracy (2006) karangan Kevin Phillips yang pernah diperdebatkan beberapa waktu lalu di harian Republika memang buku yang menarik dan relevan. Sayang, dalam perdebatan sesaat itu, masalah mendasar yang merupakan isi buku itu tidak dibahas secara mendalam. Kini adalah saatnya untuk membahas buku yang kontroversial dan membuat banyak pengamat politik terbungkam.

Ada tiga hal saling terkait dibahas Kevin Phillips. Pengalamannya sebagai ahli strategi politik Partai Republik selama lebih dua dasawarsa, ditambah pengetahuan yang luas tentang sejarah agama di Amerika, memungkinkannya dapat menjelaskan banyak hal berkaitan dengan pemerintahan Bush. Khususnya pengaruh fundamentalis Protestan terhadap politik luar negeri AS di Timur Tengah.

Pertama, berkaitan dengan kedudukan AS sebagai ‘imperialisme minyak’ ( petro imperialism) yang berdampak buruk bukan saja bagi perdamaian dunia, tetapi juga merisaukan rakyat AS sendiri. Untuk mengamankan minyak dunia, AS harus menempatkan ribuan tentaranya di berbagai penjuru dunia yang dipandang strategis. Ini memerlukan biaya besar, yang sulit diramal sampai kapan bisa dipertahankan. Kedua, Philiips menguraikan panjang lebar kuatnya pengaruh fundamentalis Kristen yang radikal dalam pemerintahan Bush. Motif AS menduduki Afghanistan dan Iraq, memberikan dukungan penuh kepada Israel, dan mengancam Iran, bukan hanya disebabkan ingin menguasai minyak dunia. Motif lain yang tersembunyi bersifat keagamaan, yaitu keinginan untuk mewujudkan “impian apokaliptik” yang melekat dalam dogma Kristen fundamentalis. Ketiga, keleluasaan menggunakan kartu kredit selama beberapa tahun terakhir ini telah menyebabkan semrawutnya situasi keuangan AS.

Dari tiga hal itu, masalah yang berkaitan dengan ‘impian apokaliptik’ AS menguasai Timur Tengah dan Dunia Islam yang belum banyak dibahas di Indonesia. Terhadap masalah inilah karangan kecil ini akan dipusatkan. Kata-kata ‘apokaliptik’ (apocalyptics), berasal dari kata Yunani apokaluptein yang berarti wahyu, penyingkapan, atau yang disingkapkan melalui pewahyuan. Apa yang disingkapkan itu ialah tanda-tanda datangnya akhir zaman berupa kejadian-kejadian dahsyat dan kerusakan besar disebabkan ulah Sang Perusak yang disebut Antichrist (orang Islam menyebutnya Dajjal). Untuk menyelamatkan umatnya yang beriman Isa Almasih akan turun dan memulihkan kembali kerajaan Tuhan di muka bumi dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.

Bukit Zaitun di Palestina diyakini sebagai tempat pemunculan kembali Isa Almasih. Sebagai Messiah atau Juru Selamat, Almasih akan turun jika Antichrist muncul dan membuat kekacauan di seantero dunia. Aliran paling radikal yang disebut “post-milleniarisme” percaya bahwa kedatangan Antichrist, dan demikian juga Almasih, bisa diusahakan dengan membuat kekacauan di negeri yang menjadi tempat turunnya Isa Almasih. Menjelang akhir zaman, menurut keyakinan ini, Perang besar antara bala tentara Antichrist dan Isa Almasih diramalkan akan meletus di Megido atau Armagedon, Palestina. Antichrist akan dikalahkan dan orang-orang Yahudi yang insaf akan berbondong-bondong memeluk agama Kristen. Kita tahu Yerusalem pernah diduduki pasukan Perang Salib I pada akhir abad ke-11 M, namun dalam Perang Salib II awal abad ke-12, pasukan kaum Muslimin di bawah pimpinan Sultan Salatin dapat merebutnya kembali dan menguasainya hingga berakhirnya Perang Dunia II.

Berbeda dengan apokaliptisisme Yahudi. Rabi-rabi Yahudi yakin bahwa Yerusalem kelak menjadi ibukota Israel, kerajaan yang dijanjikan Tuhan untuk bangsa Yahudi sebagaimana dituturkan oleh nabi-nabi mereka. Impian itu telah tertanam dalam jiwa bangsa Irsael sejak abad ke-6 SM, namun belum kunjung terealisir sehingga mereka berusaha menduduki dan menguasai Yerusalem. Pada tahun 1967 pare arkeolog Israel menemukan batu besar di dekat Masjid al-Aqsa yang mereka yakini sebagai salah satu bekas fundamen Kuil Sulaiman. Kini Israel menggali terowongan menuju Masjid al-Aqsa untuk mencari batu-batu bekas fundamen Kuil Sulaiman yang lain. Mereka yakin jika kuil Sulaiman dapat dibangun kembali Mesiah mereka akan turun untuk membantu bangsa Yahudi mendirikan kerajaan Israel di tanah yang telah dijanjikan.

Jika kita hubungkan ini dengan kata-kata yang selalu diulang-ulang Bush dan dilontarkan secara lantang, seperti crusade (perang salib), axis of evil (poros Iblis) dan Islamic fascist (Islam fasis), akan jelas bahwa semua itu berhubungan dengan kepercayaam apokaliptik atau apokaliptisisme yang hidup di kalangan kelompok-kelompok fundamentalis Kristen dan Yahudi.


Fundamentalis dan Gedung Putih

Sebenarnya sudah lama masyarakat AS tahu bahwa Bush adalah seorang pengikut fundamentalis Kristen yang fanatik. Ia adalah anggota jemaah Gereja Southern Baptist Convention, sebuah gereja yang semula tidak begitu menonjol di Amerika. Sampai tahun 1980an keberadaannya kalah menonjol misalnya dibanding Gereja Advent, Mormons, Pantekosta, dan Presbyterian. Semua gereja ini masing-masing telah pula melahirkan kelompok-kelompok fundamentalis yang militan dan radikal. Tetapi setelah Bush memegang tampuk pemerintahan, gereja yang berpusat di selatan itu tumbuh menjadi gereja Protestan terbesar di Amerika. Dari kalangan radikal gereja inilah lahir para penginjil (evangelist) yang radikal dan fundamentalis. Mereka sangat giat dalam kehidupan politik, khususnya dalam menghimpun dana dan dukungan bagi pencalonan Bush dalam kampanye pemilihan presiden AS 1998. Sejak itulah keberadaan gereja ini dikenal luas dan jumlah jemaahnya bertambah besar melebihi gereja Protestan lain.

Gereja ini juga giat mengirim para misionaris ke negeri-negeri kaum Muslimin setelah 1998, khususnya ke daerah-daerah yang bergolak seperti Iraq, Afghanistan, Indonesia, dan Sudan. Kelompok radikal dalam gereja menyebut aliran keagamaan mereka sebagai reconstructionism. Mereka berpendapat bahwa pemisahan negara dari gereja merupakan mitos dan salah besar dilihat dari sudut doktrin Kristiani. Mereka bercita-cita mendirikan negara teokrasi ala Taliban di Afghanistan dalam bentuk lain. Mereka inilah yang berhasil menjadikan Southern Baptist Convention menjadi gereja paling menonjol di AS dalam dasawarsa 90an, aktif menggalang dukungan untuk pemilihan Bush sebagai presiden. Kedekatan Bush dengan kelompok ini telah lama terjalin, yaitu sejak Bush menjadi gubernur Florida.

Sebelum Bush menjadi presiden, kelompok rekontruksionalis ini kurang dikenal oleh masyarakat AS, apalagi kesungguhan ikhtiarnya untuk mewarnai kehidupan politik. Tetapi melalui kegiatan yang digerakkan oleh para penggiatnya yang militan dan berduit, beserta jaringan organisasi dan medianya seperti Theocracy Watch, the Public Eye, the First Amandment Foundation, majalah Church & State, organisasi American United for Separation of Church and State, kiprah mereka lantas dikenal oleh khalayak luas. Dalam mempengaruhi pemerintahan Bush, kelompok ini tidak melakukannya secara langsung. Tetapi melalui perantaraan lembaga-lembaga gereja seperti Southern Baptist Convention sendiri, serta lembaga-lembaga Protestan lain seperti the Assemblies of God, Promise Keepers, the Christian Broadcasting Network, the Christian Coalition, Council for National Unity, dan lain sebagainya.

Kaum rekonstrukionis menentang aborsi dan perkawinan sejenis (pasangan lesbian atau homo). Mereka menghendaki pelajaran agama (Kristen Protestan) dihidupkan kembali di sekolah umum dengan tujuan menyadarkan masyarakat akan kelarasan (relevansi) hukum Tuhan yang diajarkan Bibel. Pada tahun 2004 mereka menguasai kepemiminan Southern Baptist Convention. Arah kebijakan luar negeri AS ternyata memang ikut dipengaruhi oleh pandangan kelompok rekonstruksionis ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa Bush merupakan jurubicaranya yang paling lantang.

Bukti kuatnya pengaruh kepercayaan apokaliptik kepada Bush telah dikemukakan. Kosa kata ‘poros Iblis’ dan lain-lain berakar dalam pemikiran apokaliptik mereka. Tidak hanya itu, adalah berkat kegiatan kelompok ini maka kepercayaan apokaliptik kian berkembang dalam masyarakat Amerika. Kejadian-kejadian di dunia bakda Perang Dingin ikut memperkuat keyakinan ini di kalangan penduduk Amerika, tidak hanya di kalangan penganut Protestan. Mereka yakin bahwa Isa Almasih atau Yesus Kristus yang merupakan juru selamat akan hadir kembali pada awal millenium keetiga atau abad ke-21.

Sampai sekarang tidak sedikit orang Kristen meyakini hal itu. Menurut poll yang dibuat majalah Newsweek pada tahun 1999, tidak kurang dari 18 prosen penduduk AS yang dewasa (36 juta) meyakini ramalan tersebut. Karena itu tidak mengherankan apabila pada tahun 1999 ratusan orang Kristen dari berbagai penjuru dunia, terbesar dari AS, berkumpul di Bukit Zaitun menunggu kehadiran sang juru selamat.

Kita juga ingat betapa jutaan orang pada akhir tahun 1999, terutama di AS, dengan penuh kecemasan menunggu saat tibanya tahun 2000. Mereka mengkuatirkan datangnya Y 2 K Bug yaitu kekacauan disebabkan rusaknya jaringan dan sistem komputer yang akan berdampak luas dan menimbulkan chaos untuk beberapa waktu lamanya, terutama organisasi keuangan dan sistem keamanan di dunia. Pada saat itu pula jutaan orang Kristen dan Yahudi menunggu munculnya tanda-tanda kedatangan Dajjal sekaligus messiah. Tragedi 11 September 2001 atau runtuhnya gedung WTC di New York akibat ditabrak dua pesawat yang dibajak teroris, tambah meyakinkan bahwa Antichrist telah datang. Melalui pertanda ini mereka yakin pula bahwa tidak lama lagi Isa Almasih akan turun untuk kedua kalinya di bumi.


Apokaliptisisme

Berdasarkan makna etimologisnya seperti yang telah dikemukakan dalam awal tulisan ini, perkataan apokaliptisik bisa diberi arti sebagai “penyingkapan tanda-tanda tersembunyi berkenaan dengan datangnya akhir zaman melalui pewahyuan.” Berbeda dengan pengakuan profetik (nubuwa) terhadap eskatologi yang menggunakan ta’wil atau penafsiran simbolik, pengakuan apokaliptik didasarkan atas penafsiran harfiah terhadap teks-teks suci dalam Perjanjian Lama dan Baru. Karena itu pandangan apokaliptik meyakini bahwa pada akhir zaman peristiwa-peristiwa besar yang tersembunyi, yang akan menimbulkan bencana dan kerusakan total, akan disingkap oleh Tuhan kepada umat manusia.

Teks-teks apokaliptik ini merangkum uraian tentang peristiwa masa depan, dan pada umumnya lahir pada masa-masa terjadinya krisis besar dalam kehidupan politik. Menurut Smithals (2004) tujuannya ialah untuk meneguhkan keyakinan penganut Kristen dengan menyingkap kerusakan yang dilakukan penguasa atau kaum yang dipandang durjana secara religius. Di dalamnya juga terdapat janji kemenangan bagi orang yang beriman (orang Yahudi kepada Messiah yang merupakan keturunan Daud, orang Kristen kepada Isa Almasih).

Kepercayaan semacam ini terdapat dalam semua agama, termasuk Islam, Hindu dan Buddha. Dalam tradisi agama Semit, mula-mula orang Yahudilah yang mengembangkannya dengan mencampurkannya dengan prinsip-prinsip eskatologi Zoroaster dan Gnostisisme Yunani. Titik awal perkembangannya dapat dilacak pada peristiwa dihancurkannya kerajaan Israel oleh Nebukadnesar dari Babylonia pada abad ke-6 SM yang menyebabkan ribuan orang Yahudi dibuang ke Babylon. Pada abad ke-2 SM ketika terjadi Perang Yunani yang menyebabkan mereka gagal mendirikan kerajaan di tanah yang dijanjikan, dan terutama pada pertengahan abad ke-1 SM ketika pasukan Romawi menduduki Palestina (Syria, Yordania, Libanon dan Palestina sekarang), apokaliptisisme Yahudi mencapai kematangan dan menemukan bentuknya yang muktamad (definitif).

Kepercayaan seperti itu tumbuh pula pada masa-masa berikutnya di kalangan orang Kristen dan Islam, karena banyaknya orang Yahudi memeluk agama ini dan memasukkan kepercayaan mereka di kalangan Kristen dan Muslim yang awal. Dalam perkembangannya, apokaliptisisme tidak hanya mengambil corak religius, tetapi tidak jarang bercorak sekular. Terutama setelah zaman Pencerahan pada abad ke-18 di Eropa yang melahirkan paham-paham seperti rasionalisme, humanisme, idealisme, materialisme, evolusionisme, dan lain-lain. Ia juga bisa merupakan pandangan pribadi dan kelompok. Aspek negatif dan positif, serta kekaburan pandangan, kerap berbaur dan lebur dalam kepercayaan ini. Pesimisme dan optimisme bisa pula muncul darinya, tergantung bagaimana orang menyikapi dan menindaklanjuti gagasan-gagasan yang terdapat dalam kepercayaan ini.

Tema tentang apokaliptisisme banyak dijumpai dalam karya sastra dan lukisan, dan pada abad ke-20 dalam film, lagu, tayangan televisi, novel-novel popular dan serius. Di antara film-film apokaliptik termasuk The Day After Tomorrow, Armageddon, The End of Evangelion, The Road Warrior, dan lain-lain. Lagu popular bernada apokaliptik ialah Last Day on Earth (Duran Duran), Progenies of the Great Apocalypse (Dimnu Borgir) dan King of the World (Steely Dan). Novel atau fiksi termasuk serial Left Behind (Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins), Its Only Temporary (Eric Shapiro) dan Survivors (Zion Ben-Jonah).

Ia juga mempengaruhi kehidupan politik, misalnya melalui gerakan Zionisme Kristen yang menggagaskan berdirinya negara Israel pada abad ke-20. Gerakan-gerakan lain yang muncul dari buaian apokaliptisisme di antaranya ialah milleniarisme, pietisme, salvasionisme, messianisme, mahdisme, transhumanisme, dan lain sebagainya. Gerakan-gerakan keagamaan terkenal yang berpegang teguh pada apokaliptisisme selain Zionisme Kristen ialah The Qumran Essenes, The Millerites, The Jehovah’s Witness (Kesaksian Yehova), The Seventh Day Adventist.

Gerakan-gerakan ini pada umumnya melahirkan pandangan hitam putih yang ekstrim. Terlebih apabila menjelma sebagai gerakan politik. Kawan dan lawan, rekan dan musuh dibedakan secara tegas. Musuh selalu dipandang sebagai kelompok yang berada dalam poros kejahatan. Tidak jarang ia melahirkan paham konspirasisme. Dalam pandangan ini lawan boleh dituduh sebagai agen kekuatan jahat yang berkonspirasi dengan agen jahat lain untuk menghancurkan keberadaan kelompok mereka yang berpihak kepada kebaikan seperti demokrasi, pluralisme, kebebasan, dan lain-lain.

Demikian kita lihat betapa kepercayaan eskatologi yang bercorak apokaliptik berakar kuat terutama dalam Protestanisme. Ini tidak mengherankan karena sejak awal Gereja Katholik mengambil sikap kritis terhadap apokaliptisme. Mereka memandang bahwa eskatologi yang terdapat dalam kitab suci dimaksudkan sebagai ajaran untuk mendorong penganut Kristen menyongsong masa depan melalui sakramen. Keselamatan hanya bisa diperoleh setelah manusia mati melalui penyucian diri (purgatory) dan penebusan dosa sewaktu seseorang masih hidup. Sebaliknya panganut apokaliptisisme berpegang pada pendirian bahwa eskatologi kitab suci mengandung makna yang mengharuskan manusia berperan aktif untuk mencapai tujuan yang dimaksud melalui gerakan-gerakan yang mampu merubah keadaan.

Kemenangan gereja Katholik atas kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M membuat lunturnya kepercayaan ini di kalangan penganut Kristen di Eropa hingga abad ke-13 M. Tetapi dengan munculnya gerakan reformasi pada abad ke-15 M, dan terutama dengan munculnya Protestanisme pada abad ke-16 M, apokaliptisisme bangkit kembali dan tumbuh subur di kalangan penganut agama Kristen. Kebangkitan itu ditandai antara lain dengan tampilnya sekelompok teolog yang tidak puas terhadap kehidupan agama yang dikuasai Gereja Katholik. Mereka merasakan penguasa gereja berlaku tidak adil dan bertindak sewenang-wenang terhadap tokoh-tokoh gerakan reformasi. Paus yang akan datang malah mereka gambarkan sebagai Antichrist.

Pada masa Reformasi, Martin Luther – pendiri Protetanisme – pernah memaklumkan bahwa akhir zaman sudah dekat. Karena itu dia menyerukan agar kaum pembaru (reformis) segera mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan dunia seraya menyongsong datangnya Isa Almasih. Walaupun pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 M pengaruh apokaliptisisme ini agak memudar berkat pengaruh humanisme dan rasionalisme, tetapi kelompok-kelompok Kristen fanatik masih berpegang pada dogma tersebut. Misalnya seperti tampak dalam gerakan Anabaptis. Gerakan ini berusaha mendirikan kerajaan Tuhan melalui jalan kekerasan. Dampak buruk dari kepercayaan ini di Jerman telah mendorong lahirnya Article XVII Konfesi Augsburg yang menyatakan bahwa kepercayaan apokaliptik sebenarnya merupakan doktrin agama Yahudi. Karena itu untuk beberapa waktu lamanya kepercayaan apokaliptik menjadi luntur.

Tetapi pada akhir abad ke-18 bersamaan dengan bangkitnya kesadaran akan sejarah, apokaliptisisme tampil kembali dalam pentas keagamaan di Eropa. Ketika itulah lahir apa yang disebut sebagai Teologi Penyelamatan atau Salvasionis. Ajaran kelompok ini didasarkan antara lain pada dua buah buku karangan Hess berjudul Life of Jesus (3 jilid) dan Of the Kingdom of God: An Essay on the Plan of God’s Prarsions and Revelations.


Apokaliptisisme di Amerika

Di Amerika apokaliptisisme mendapat penerimaan luas lagi di kalangan orang Protestan yang pada umumnya berasal dari negara-negara Anglo Saxon. Pada abad ke-19 M kepercayaan ini melahirkan banyak aliran-aliran keagamaan. Dan berdasarkan kepercayaan apokaliptik ini pulalah salasilah fundamentalism berpucuk dan kepada pendukungnya pula sebutan fundamentalis dinisbahkan.

Menurut Smithals Dictionary of the Hitory of Ideas (2004), berkembangnya apokaliptisisme di Amerika bermula dengan munculnya kelompok Adventis dan gerakan kesaksian Yehova atau Yahwe. Di antara pokok ajaran kelompok ini ialah bahwa seorang yang beriman harus meyakini kehadiran Roh Kudus dalam diri manusia dan kedatangan Isa Almasih untuk kedua kalinya di dunia ini, Kecuali itu ia harus meyakini bahwa isi Bibel itu sepenuhnya benar, karena ia merupakan satu-satunya kitab yang diwahyukan.

Berdasarkan kepercayaan itu William Miller, pendeta yang merintis lahirnya kelompok Adventis pada abad ke-19, meramalkan bahwa Isa Almasih akan turun kembali ke dunia antara tahun 1843-4. Teolog lain Charles T. Russel mengemukakan bahwa Isa Almasih muncul secara rahasia pada tahun 1874 dan akan mulai mewujudkan misinya pada tahun 1914. Berdasarkan pengakuan Russel inilah Gerakan Kesaksian Yehova lahir.

Tetapi kebangkitan akan kepercayaan ini dalam arti sebenarnya bermula pada awal abad ke-20. Yaitu ketika Dwight L. Moody, seorang evangelis atau penginjil terkemuka, menerbitkan serial buku kecil yang diberi judul The Fundamentals pada tahun 1910. Tulisan-tulisannya merupakan tanggapan dan kritik keras terhadap berkembangnya teologi liberal dan sekularisme di AS. Berdasarkan judul serial buku Moody ini sebutan fundamentalisme terhadap gerakan keagamaan radikal diambil.

Pada tahun 1919 sebuah kelompok garis keras dalam Protestanisme muncul pula mendirikan sebuah organisasi diberi nama World’s Christian Fundamentals Association. Setahun kemudian sempalan dari gerakan ini mengumumkan sikap anti modernisme. Curtis Lee Lavis, editor majalah Watchman Examiner (terbitan Gereja Baptis) menyebut kelompok ini sebagai kaum fundamentalis. Dasar-dasar ajaran Moody, yaitu keyakinan terhadap hadinya Roh Kudus dalam diri manusia dan kedatangan kembali Isa Almasih untuk kedua kalinya kelak, lantas dijadikan asas teologi Gereja Baptis.

Namun di antara buku abad ke-20 yang paling berpengaruh ialah Evangelische Kommentare (1968) karangan Moltman. Di situ teolog terkemuka itu menggagaskan sebuah Teologi Harapan, Dalam bukunya itu dia mengajarkan bahwa semua kekuatan Kristen Protestan harus ditumpukan untuk mencapai tujuan apokaliptik sejarah, oleh karena kebangkitan Isa Almasih merupakan tanda berakhirnya dunia dari cengkraman penderitaan, ketakadilan dan kefanaan. Menurut Moltman, “Revolusi sosial disebabkan keadaan tidak adil adalah hasil dari pengamatan yang seksama atas harapan melalui kebangkitan kembali Isa Almasih”.

Tetapi menurut Joel Carpenter, gagasan kaum fundamentalis itu berkembang bukan semata-mata disebabkan penentangannya terhadap modernisme, liberalisme dan sekularisme. Juga bukan semata-mata disebabkan persoalan politik. Terlalu sederhana jika suatu gerakan keagamaan yang besar dan dominan muncul disebabkan paham-paham duniawi yang tidak terlalu sukar ditransformasikan dan diberi sifat keagamaan. Fundamentalisme keagamaan, menurut Carpenter, berakar dalam ide-ide keagamaan yang telah berkembang di Amerika pada abad ke-19. Ia memberi contoh Pantekosta, sebuah aliran keagamaan yang populis dan menonjol pada abad ke-20.

Pantekosta memperoleh banyak pengikut justru karena menekankan pada kepercayaan bahwa Roh Kudus bisa dipanggil hadir ke dalam jiwa seseorang melalui doa-doa dan nyanyian. Aliran ini juga yakin bahwa apabila seseorang telah kerasukan oleh Roh Kudus, maka dapat menjadi sarana untuk menyampaikan apa yang ingin dikemukakan oleh Roh Kudus. Seperti Gereja Baptis, Pantekosta berkembang menjadi gerakan keagamaan besar karena keberhasilan mengumpulkan uang dri setiap jemaahnya, misalnya sepersepuluh dari hasil yang diperoleh dalam bisnis atau pekerjaan lain.

Sepanjang tahun 1920 – 1960 gerakan fundamentalisme mengalami perkembangan yang cukup menakjubkan. Tetapi lebih menakjubkan lagi perkembangannya dalam dasawarsa 1990an, terutama sejak Bush terpilih menjadi presiden AS pada tahun 1998. Daya tarik utamanya adalah apokaliptisisme dan milleniarisme yang diajarkannya. Tetapi Bratcher dalam artikelnya “Doomsday Prophets” (The Voice, 14 Agustus 2006) menyatakan bahwa oleh karena penganut kepercayaan apokaliptik ini beranggapan bahwa kejahatan itu datang dari luar golongan mereka, maka gerakan mereka tidak jarang muncul sebagai gerakan yang egosentris dan arogan, serta merasa bahwa hanya kelompok mereka saja yang benar. Umat atau golongan agama lain dipandangnya sebagai serba jahat dan merupakan sumber utama kerusakan di muka bumi.

Untuk kepuasan diri sendiri, kata Bratcher lagi, Tuhan diminta segera campur tangan melalui doa, sedangkan mereka wajib melakukan persiapan-persiapan yang memadai untuk menyongsong datangnya akhir zaman. Padahal eskatologi yang sebenarnya, kata Bratcher lagi, justru mengajarkan agar kita ini berbuat adil dan benar untuk mencapai keselamatan, serta saling mencintai, tawadduk dan benar-benar tunduk kepada kemauan Tuhan. Kejahatan adalah masalah internal manusia, dan bisa muncul di lingkungan penganut agama atau ideologi apa saja tidak terkecuali Kristen, Yahudi dan Islam.


Apokaliptisisme Yahudi dan Islam

Dalam sejarah agama Yahudi, sebagaimana telah dikemukakan wacana apokaliptisisme tumbuh subur sejak abad ke-6 SM ketika kerajaan Yahudi di Palestina diserbu Babylonia (Iraq sekarang) dan mereka hidup penuh penderitaan dan keputusasaan dalam pembuangannya di kerajaan Nebukadnesar itu. Harapan dan janji kemenangan yang berulang kali disampaikan oleh nabi-nabi mereka, walaupun tidak kunjung terpenuhi akibat hambatan-hambatan politik dan keagamaan, dari waktu ke waktu memperkuat keyakinan mereka bahwa tanah yang dijanjikan dan kedatangan messiah atau juru selamat di Palestina pasti akan terpenuhi juga.

Yang dianggap sebagai peletak dasar epokaliptisisme Yahudi ialah Ezekiel, Jeremiah dan Zefaniah. Ezekiel mengatakan bahwa Tuhan identik dengan wahyu dalam kitab suci. Dengan demikian turunnya wahyu adalah juga merupakan kehadiran Tuhan di tengah umat manusia. Karena pandangan apokaliptik tertulis dalam kitab suci, maka sebenarnya Tuhan sendirilah yang menyingkap tanda-tanda datangnmya akhir zaman berikut ketentuan waktunya. Zefaniah mengatakan bahwa Tuhan menjanjikan bagi Bani Israel tanah atau negeri yang di atasnya Messiah akan mendirikan kerajaan yang megah dan membebaskan bangsa Yahudi dari penderitaan.

Meskipun ramalan itu tidak kunjung memperlihatkan kenyataan selama berabad-abad, dan setiap kali direvisi, namun kepercayaan apokaliptik tentang tanah yang dijanjikan itu semakin tertanam jauh dalam lubuk jiwa penganut agama Yahudi. Seperti orang Kristen mereka yakin bahwa messiah akan turun di Palestina dan mendirikan kerajaan Israel di tanah yang dijanjikan itu dengan Yerusalem sebagai bukotanya. Adapun messiah itu bukan Isa Almasih seperti diyakini penganut agama Kristen, tetapi salah seorang dari keturunan Nabi Daud yang perkasa dan dianugerahi mukjizat oleh Yahwe. Isa Almasih dalam keyakinan orang Yahudi justru adalah Dajjal sang Perusak Agung.

Di bawah pengaruh eskatologi Persia atau Zarathustra, sejarah dipandang bergerak dalam putaran waktu menuju eskatologi apokaliptik, yaitu keadaan penuh kekacauan pada akhir zaman. Ketika itulah Tuhan akan memberi pertolongan kepada bangsa Yahudi dengan dihadirkannya Messiah. Dengan demikian dalam apokaliptisisme Yahudi, sejarah dipandang sebagai sesuatu yang berjalan dan berkembangnya waktu secara linear dengan tujuan tertentu, yaitu membawa bangsa terpilih menuju kemenangan.

Inti apokaliptisisme Yahudi dapat diringkas sebagai berikut: (1) Tuhan mempersiapkan tanah yang dijanjikan; (2) Sebelum janji itu terpenuhi mereka akan mengalami masa-masa sulit disebabkan diaspora dan pengasingan, sebelum akhirnya mereka mengalami zaman baru yang akan menyelamatkan dan membebaskan mereka dari diaspora dan pengasingan; (3) Tuhan akan mengirimkan raja dan pemimpin kuat sebagai juru selamat yang adalah keturunan Nabi Daud; (4) Isa Almasih adalah Antichrist atau Dajjal.

Berdirinya negara Israel adalah wujud nyata dari harapan itu dan sekaligus merupakan persiapan menyambut datangnya Messiah. Jelas sekali, kepercayaan apokaliptik Yahudi bercorak etno-religius. Ibn al-Qayyim, ahli hadis abad ke-11 M, mengatakan bahwa memang sudah sejak lama orang-Yahudi meyakini hal ini. Mereka juga yakin bahwa apabila Messiah mengucapkan doa-doa dan jampi-jampi maka seluruh umat manusia akan tunduk pada bangsa Yahudi, sedangkan yang menentang akan binasa. Dalam kenyataan, menurut Ibn al-Qayyim lagi, orang Nasrani justru meyakini bahwa yang dimaksud Messiah oleh orang Yahudi itu tidak lain adalah Antichrist atau Dajjal.

Dalam Islam, baik Sunni maupun Syiah, kepercayaan akan akhir zaman dan tanda-tandanya juga terdapat. Di kalangan Syiah apokaliptisisme disebut mahdaviyat atau kepercayaan terhadap turunnnya Imam Mahdi. Tetapi sekalipun demikian tidak ada yang cenderung berlebihan seperti dalam keyakinan apokaliptik Kristen. Mereka meyakini bahwa begitu Dajjal –raja diraja keangkaraan dan kedurjanaan – datang, maka dunia akan menyaksikan malapetaka dan kerusakan besar disebabkan perbuatannya. Untuk mencegah marajalelanya Dajjal, Imam Mahdi turun. Peperangan terjadi antara Dajjal dan Imam Mahdi. Ketika peperangan dahsyat terjadi dan pasukan Imam Mahdi kewalahan, Nabi Isa a.s. akan turun untuk menyelamatkan dan membebaskan kaum mukmin. Berbeda dengan eskatologi Kristen yang meramalkan Isa Almasih turun di Bukit Zaitun, eskatologi Islam mengemukakan bahwa Nabi Isa a.s. akan muncul di sebelah timur Damaskus, Syria sekarang.

Sedangkan Dajjal akan muncul di sebelah barat Isfahan (Iran) antara Iraq dan Mesir. Pengikut Dajjal adalah kebanyakan orang Yahudi. Uraian tentang eskatologi dalam Islam secara rinci lebih banyak dikemukakan dalam hadis. Berdasarkan sumber-sumber hadis, penulis Muslim menyusun kitab eskatologi atau karya sastra yang memaparkan tentang eskatologi. Salah satu di antaranya ialah Masa’ilu `abdi’l-Lahi `bai Salam `ila’l-Nabi. Kitab ini disadur ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-17 di negeri Aceh Darussalam, dengan judul Kitab Seribu Masalah.

Secara simbolik dan imaginatif Dajjal digambarkan sebagai berikut: “Dajal itu turun di negeri Ajam, Ia mengendarai keledai besar. Jika berjalan di tengah laut, kakinya tidak basah. Segala orang kafir , orang yang menyembah berhala, Yahudi, Nasrani, dan segala orang yang durhaka bersujud menyembah Dajal itu. Ia berjalan membawa dua buah bukit, sebuah di sebelah kanannya berisi segala macam kenikmatan dan segala macam perhiasan, makanan, minuman, pakaian, gadis-gadis cantik; sebuah lagi di sebelah kirinya berisi segala macam siksa neraka, ular, kalajengking, dan api yang berkobar-kobar. Siapa yang percaya dan bertuhan kepadanya dimasukkannya ke dalam surganya itu, dan siapa yang tiada mau bertuhan kepadanya dimasukkannya ke dalam nerakanya itu.” (h. 127-133).

Rasail atau wacana apokaliptisisme seperti tampak dalam teks Kitab Seribu Masalah Melayu itu sangat dikenal secara luas oleh kaum Muslimin di seluruh dunia sejak lama, baik di kalangan Muslim Sunni maupun Muslim Syiah. Dewasa ini perbincangan tentangnya dihubungkan dengan dua hal, yaitu gagasan mahdaviyat dan globalisasi. Yang pertama, adalah bentuk apokaliptisisme sebagaimana dipercaya kalangan Syiah di Iran, yaitu keyakinan bahwa sebelum Nabi Isa Almasih turun kembali ke dunia terlebih dahulu ditandai kemunculan Imam Mahdi yang dititahkan memerangi Dajjal. Media internasional, khususnya yang terbit di AS, mengaitkan dengan tampilnya Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Perseteruan Iran dengan AS, khususnya dalam era kepemimpinan Bush, ikut menyebarkan kebenaran terhadap keyakinan kaum milleniaris.[]

(Kabar-Islamia/Islam-Institute/Republika/Islamic-Question/Muslim-Daily/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: