Menurut para ahli riset Amerika, siasat Salman bin Abdul-Aziz, Raja Arab Saudi, adalah siasat paling sektarian dan berbau ideologi di sepanjang sejarah modern Arab Saudi.
Tidak ada satu tanda pun yang menunjukkan bahwa siasat ini akan dirubah oleh rezim Riyadh.
Mereka menegaskan supaya Washington menekan Arab Saudi guna menghentikan perang dan pertikaian-pertikaian yang muncul di kawasan Timur Tengah.
Menurut keyakinan Bruce Riedel dalam makalah di koran Al-Monitor, keputusan Arab Saudi untuk menyerang Yaman adalah sebuah keputusan yang tergesa-gesa dan tidak memiliki sebuah program yang ideal untuk mencapai sebuah kemenangan pasti. Koalisi yang dikomandoi oleh Riyadh juga dibentuk dengan tergesa-gesa dan kehilangan dua pemain utama; yaitu Oman dan Pakistan.
Masih menurut Riedel, tidak ada tanda yang menunjukkan bahwa Riyadh akan merombak kembali siasat tersebut. Kedua putra mahkota, Bin Nayef dan Bin Salman, sangat mendukung sikap permusuhan dengan Iran.
Riedel melanjutkan, kunjungan Bin Nayef untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB membuka kesempatan bagi Washington untuk menekan Riyadh supaya menyelesaikan perang Yaman dan mengurangi volume pertikaian sektarian.
Sikap Konggres AS Terhadap Hubungan Washington dan Riyadh
Markas Kepentingan Nasional Amerika menggelar sebuah seminar untuk menghentikan penjualan senjata Amerika kepada Arab Saudi seharga 1.15 milyar dolar.
Menurut dua senator yang menghadiri seminar ini, Washington tidak pernah memanfaatkan bantuan militer kepada Riyadh untuk mempengaruhi siasat-siasat Arab Saudi.
(Al-‘Ahd/Ali-Rizq/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email