Jika manusia lahir ke dunia ini dan ia tidak menjadi pecinta wujud yang pantas untuk disembah, maka apa-apa yang ada padanya bukanlah apa-apa, meskipun menurutnya semuanya telah terjadi dan telah dimiliki.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, salah seorang peneliti di bidang agama dan remaja, Hujjatul Islam Muhammad Dastanpoor, di hadapan para pemuda dan pemudi kelompok budaya “Faanous” membahas tentang tema cinta Ilahi dan cinta hakiki.
Menurutnya, pada dasarnya rasa cinta yang miliki manusia adalah fitrah dan sifat alami, namun setiap ketertarikan dan kesukaan tidak bisa disebut dengan cinta.
Dengan adanya Tuhan, para pengikut dan pencari cinta Ilahi yang merupakan tahap tertinggi dalam cinta, maka di saat telah mencapai tahap ini maka cinta kepada orang tua, pasangan, dan masalah-masalah lainnya juga akan menyertainya, jelas Hujjatul Islam Dastanpoor.
Lebih lanjut peneliti di hauzah ilmiah ini menjelaskan bahwa yang harus diperhatikan ialah selain cinta yang ada di bumi ini, cinta-cinta besar dan hakiki yang memerlukan kesungguhan juga akan disertai dengan berbagai kesulitan dan rintangan.
Dalil lainnya mengenai cinta kepada Allah swt ialah menjadikan penghambaan kepada-Nya dan cinta kepada Ahlul Bayt as sebagai pegangan dan sandaran dalam keadaan apapun yang akan menimpa diri kita, meskipun Allah swt tidak membutuhkan penghambaan kita, oleh karena itu para hamba-hamba menginginkan Allah swt kembali kepada dirinya sendiri, karena Dia adalah maha kaya (tidak butuh pada apapun) yang muthlak.
Jika manusia lahir ke dunia ini dan ia tidak menjadi pecinta wujud yang pantas untuk disembah, maka apa-apa yang ada padanya bukanlah apa-apa, meskipun menurutnya semuanya telah terjadi dan telah dimiliki, pungkas Hujjatul Islam Muhammad Dastanpoor.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email