Ketua Dewan Tertinggi Islam Irak (ISCI) Ammar Hakim (Foto: AFP)
Ketua Dewan Tertinggi Islam Irak (ISCI) Ammar Hakim telah meminta Turki untuk segera mengakhiri kehadiran militernya di Irak utara.
Hakim mengatakan pada Sabtu (8/10/16) bahwa penolakan Ankara untuk menarik pasukan dari provinsi Nineveh telah membuat bangsa Irak sangat marah.
Dia memperingatkan bahwa kehadiran pasukan Turki bisa mempersulit hubungan antara kedua negara.
Selama lebih dari satu tahun, Turki mempertahankan pasukannya di Irak utara, menyatakan bahwa itu untuk melatih pasukan lokal dalam berjuangan melawan Takfiri teroris ISIS. Namun, ketegangan terus meningkat setelah pemerintah Irak mempersiapkan serangan besar untuk merebut kembali kota Mosul, ibukota Nineveh, versi ISIS.
Turki adalah salah satu negara regional, yang diduga mendukung teroris ISIS.
Pasukan pro-pemerintah telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan menyerang pasukan Turki jika mereka tidak memperluas kehadirannya di sebuah kamp di utara kota Mosul.
Hakim mengatakan penyebaran pasukan Turki di Bashiqa bisa memicu kebencian masyarakat Irak terhadap Ankara. “Kesabaran masyarakat Irak mencapai klimak,” katanya.
“Irak bukan negara lemah dan kami mampu mempertahankan diri terhadap ancaman,” kata Hakim, menambahkan bahwa rakyat Irak dan pemerintah memutuskan mempersiapkan beroperasi militer untuk Mosul.
Persiapan telah hampir selesai, Irak siap meluncurkan ofensif untuk membebaskan Mosul.
Sumber-sumber militer mengatakan ofensif itu tinggal menunggu persetujuan akhir dari Perdana Menteri Haider al-Abadi. Mosul, kota terbesar kedua Irak, adalah benteng terakhir yang tersisa bagi ISIS di Irak. kota ini jatuh ke tangan teroris Takfiri pada musim panas 2014.
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email