Pesan Rahbar

Home » , » Asyura (Tasua)

Asyura (Tasua)

Written By Unknown on Tuesday 11 October 2016 | 21:42:00


Imam Sadiq as, salah satu cucu Rasulullah bersabda, "Hari Tasu'a adalah hari di mana Husain as dan pengikutnya ?yang diridhoi oleh Allah Swt- dikepung di Padang Karbala. Tentara Syam mengepung mereka. Ibnu Marjanah dan Umar bin Saad begitu gembira dengan jumlah besar tentara mereka dan memandang Husain serta pengikutnya tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan. Keduanya juga yakin bahwa tidak ada lagi penolong bagi cucu Rasulullah ini."

9 Muharram 61 Hijriyah, hari yang lebih dikenal dengan sebutan Tasu'a. Waktu dhuhur telah lewat dan matahari perlahan-lahan mulai tenggelam. Musuh-musuh yang buas semakin brutal di Padang Karbala. Sepertinya mereka tidak ragu-ragu lagi untuk memulai peperangan. Tiba-tiba terdengarlah seruan komandan pasukan musuh, Umar bin Saad kepada tentaranya untuk melakukan penyerbuan.

Suara gemuruh kaki-kaki kuda kian membuat wanita dan anak-anak yang berada di perkemahan Imam Husain as ketakutan. Sayidah Zainab dengan tergesa-gesa menemui saudaranya, Imam Husain untuk melaporkan apa yang tengah terjadi. Tabari sejarawan besar Islam dalam bukunya mengutip Abu Mihnaf terkait peristiwa ini menuli, "Saat itu Husain tengah duduk di depan kemah.... dan kepalanya tertunduk di kedua kakinya ketika Zainab mendekatinya. Zainab kemudian berkata, Wahai saudaraku! Apakah kamu juga mendengar suara gemuruh yang kian mendekat? Husain berkata, Saudariku! Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu. Tenangkanlah dirimu."

Kemudian Husain bin Ali as memandang saudaranya yang paling setia, Abbas bin Ali dan berkata, "Wahai Abbas, wahai saudaraku! Diriku menjadi tebusanmu! Naiklah kuda dan pergilah ke arah musuh, tanyakan kepada mereka apa yang terjadi dan untuk apa mereka menyerbu kita!"

Abbas bin Ali dengan wajah yang penuh wibawa menyongsong musuh dan dari mereka ia mengetahui bahwa tujuan mereka adalah mengambil baiat Husain dan jika cucu Rasulullah ini menolaknya maka mereka akan membantainya beserta seluruh pengikut dan keluarganya. Kemudian Abbas kembali dan memberitahu saudaranya akan tujuan kedatangan musuh. Saat itu, Imam Husain kepada Abbas berkata, "Pergilah kepada mereka dan jika dapat ulurlah waktu peperangan hingga besok pagi, supaya malam ini aku memiliki kesempatan untuk beribadah kepada Tuhanku dan meminta ampun kepada-Nya, karena Ia mengetahui bahwa aku sangat mencintai shalat, membaca al-Quran, berdoa dan meminta ampunan kepada-Nya."

Tak pelak malam kesepuluh bulan Muharram (Asyura) menjadi malam paling bersejarah untuk berdoa dan beribadah kepada Allah Swt. Imam Husain as memanfaatkan malam Asyura menggelar kelas praktis dan menjelaskan misi kebangkitannya. Malam itu, Imam Husain menujukkan kepada semua orang bahwa tujuan pergerakannya adalah menghidupkan agama Islam dan penghambaan sejata kepada Allah Swt.
Yang membuat Husain tersiksa adalah jauhnya masyarakat dari spirit agama dan penghambaan kepada Allah. Agama yang diluarnya berupa shalat, puasa dan tilawah al-Quran, namun dalam batinnya Islam penuh dengan kepalsuan yang disebarkan oleh Yazid dan kaki tangannya. Islam di tangan Yazid benar-benar kering. Tidak ada ajaran memerangi kezaliman, menuntut keadilan dan amar ma'ruf nahi munkar.

Malam Asyura, malam terakhir Husain bin Ali dan pengikutnya bermunajat dan beribadah kepada Allah. Dalam berbagai buku sejarah disebutkan, "Malam telah tiba dan Imam Husain as menghabiskan malam penuh berkah ini dengan ruku, sujud serta memohon ampunan kepada-Nya. Dan pengikutnya malam itu juga penuh kekhusuan beribadah dan berzikir di mana arif terbesar pun tidak mampu mejelaskan kondisi mereka saat itu."

Dalam peristiwa malam Asyura disebutkan bahwa Imam Husain as memanggil pengikut dan sahabat setianya ke dalam kemahnya serta memberikan pilihan kepada mereka untuk tetap tinggal atau pergi. Setelah Imam Husain selesai menyampaikan isi hatinya, maka tampaklah pemandangan indah dan kesetiaan, keikhlasan dan antusiasme para pengikut Imam yang terukir dalam sejarah. Dalam pidatonya, Imam kepada pengikutnya berkata, "...Ya Allah! Aku bersyukur kepada-Mu yang memuliakan kami dengan kenabian dan memberi kemurahan kepada kami dengan ilmu-ilmu al-Quran dan hukum agama serta memberi kepada kami pendengaran dan penglihatan yang jelas serta hati yang sadar."

Kemudian Imam Husain as melanjutkan, "...Sungguh aku tidak menemukan sahabat sejati dan setia selain sahabat-sahabatku ini dan aku tidak mendapatkan keluarga terbaik kecuali keluargaku. Ya Allah berilah pahala terbaik baik para sahabatku. Sadarlah kalian bahwa aku tidak lagi mengharapkan bantuan dari warga Kufah. Ketahuilah! Aku mencabut baiat dari pundak kalian dan aku mengijinkan kalian meninggalkan tempat ini dengan memanfaatkan gelapnya malam. Berpencarlah kalian di desa dan kota sehingga Allah membuka kelapangan bagi kalian dan kalian menemukan keselamatan. Orang-orang ini hanya menghendaki diriku dan ketika mereka berhasil meringkus diriku maka mereka tidak akan menyakiti kalian."

Setelah Imam Husain selesai menyampaikan isi hatinya, satu persatu sahabat beliau bangkit menyatakan dukungan dan pembelaannya kepada cucu Rasulullah ini. Dalam pernyataan mereka tersirat keteguhan terhadap baiat yang telah mereka ucapkan kepada Imam Husain as. Dalam hal ini Abbas bin Ali termasuk orang pertama yang berbicara. Ia berkata, "Untuk apa kita melakukan hal ini? Supaya kita hidup setelahmu dalam waktu yang singkat? Demi Allah, hal ini tidak akan pernah terjadi? Setelah Abbas, para pemuda Ahlul Bait dan sahabat Imam juga bangkit menyuarakan hal yang sama.

Muslim bin Awsaja, salah satu sahabat Imam Husain bangkit dan berkata, "Dengan alasan apa kami meninggalkan Anda sendirian? Demi Allah! Aku tidak akan berpisah dari dirimu hingga aku benamkan tombakku ke dada musuh. Selama pedang masih tergenggam di tanganku, aku akan terus membunuh musuh-musuhmu. Dan jika aku tidak lagi memegang senjata, aku akan memerangi mereka dengan batu...Aku bersumpah tidak akan meninggalkan Anda sehingga Allah mengetahui bahwa kami tetap menjaga pesan nabi-Nya terkait keluarganya. Demi Allah! Jika aku terbunuh sebanyak 70 kali dan dihidupkan kembali, aku tidak akan meninggalkan dirimu."

Imam Husain yang menyaksikan kesetiaan sahabatnya kemudian memberi kabar kesyahidan mereka dan pahala besar yang bakal mereka raih. Salah satu adegan indah malam itu adalah perkataan Qasim, putra Imam Hasan as, saudara Imam Husain. Qasim yang baru menginjak usia remaja dengan antusias bertanya kepada pamannya, "Apakah aku juga akan mereguk cawan syahadah?" Dengan penuh kasih sayang Imam Husain berkata, "Anakku, bagaimana kamu memandang kematian? Qasim berkata, "Wahai pamanku! Kematian dalam pandanganku lebih manis dari madu." Imam yang terpengaruh oleh keberanian dan spiritualitas tinggi remaja ini menitikkan air mata dan berkata kepada sang keponakan, "Ya kamu akan mereguk cawan syahadah setelah mengalami penderitaan berat, begitu juga anakku Abdullah yang masih menyusui akan menemui kesyahidan. Qasim bertanya, Apakah tentara musuh menyerang perkemahan? Imam Husain kemudian menjelaskan bagaimana nanti Abdullah gugur syahid. Qasim yang mendengarnya tidak kuat dan seluruh sahabat pun menangis.

Malam itu, bintang-bintang di langit untuk terakhir kalinya menyaksikan Imam Husain beserta sahabat setianya. Malam itu, seluruh sahabat Husain dengan luapan kegembiraan menunggu saat-saat bertemu dengan Tuhan mereka. Namun di sisi kemah, Zainab, saudari Imam Husain mengawasi saudara dan keponakannya dengan penuh kesedihan. Ketika Zainab memahami bahwa besok (hari Asyura), Husain akan gugur syahid, ia langsung mendekati saudaranya dan berkata, "Betapa beratnya musibah ini! Andaikata sebelum ini aku meninggal! Hari ini Ayahku, Ali, Ibuku Fatimah dan sudaraku Hasan tidak berada di sisiku... Wahai pelindung keluarga Nabi, apakah kamu akan terbunuh dengan penuh kezaliman dan membuat hatiku semakin terluka? Imam Husain langsung mendekap saudarinya dan berkata kepadanya, "Wahai saudariku! Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah..."

(IRIB-Indonesia/Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: