ilustrasi adegan sebuah film
Tidak bisa dipungkiri,masyarakat kita cenderung memandang orang Arab itu istimewa, memiliki derajat lebih mulia, dan lebih tinggi. Mungkin karena Islam datangnya dari Arab, sehingga orang beranggapan bahwa Arab itu sudah pasti sholeh, atau berkelakuan baik.
Atau mungkin juga karena dari sisi bahasa, setiap ucapan yang keluar dari mulut orang Arab, akan terdengar seperti doa, atau seperti orang mengaji, padahal mungkin saja orang arab itu sedang ngomong ngalor ngidul, ataupun ngomong jorok, tetap saja orang kita akan mendengarnya dengan takjub, seperti mendengar orang sedang mengaji.
ilustrasi adegan sebuah film
Itu juga mungkin sebab kenapa banyak orang ingin tampil seperti Arab, disamping tentu saja karena sunnah. Kadang geli juga lihat orang kita kadang terlihat lebih Arab daripada Arab itu sendiri.
Memang tidak ada yang salah dengan semua itu, toh banyak juga orang yang ingin tampil gaya bule, Korea, atau China.
Yang jadi persoalan adalah orang kita sudah kebablasan memuliakan orang Arab, sampai-sampai tidak ada yang berani untuk menegur ataupun melarang kelakuan turis Arab yang bermaksiat, main perempuan, dan pesta minuman, di puncak Bogor. Sepertinya Arab sangat paham psikologi orang kita yang sangat memuliakan mereka sehingga mereka merasa punya celah untuk berbuiat semaunya, menuruti hawa nafsu mereka, yang selama ini tertahan buntu, karena dinegara mereka, segala macam bentuk kemaksiatan akan mendapatkan hukuman berat yang mengerikan.
Bagi mereka Indonesia adalah syurga, mereka bisa bebas mabok dan maen perempuan sepuasnya tanpa ada yang berani mengusik, bahkan salah satu ormas yang paling keras dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkarpun, kali ini loyo, dan seperti pura-pura tidak tahu.
Berikut video penuturan salah satu warga Puncak Bogor terkait kelakuan turis Arab:
(Ambiguistik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email