Membangun Peradaban Islam Yang Merdeka Perlu Mencontoh Pemikiran Husaini

Filsafat peradaban islami, adalah membangun jiwa manusia dari unsur fitrah, tauhid dan ilahi. karena itulah agar kita berhasil dalam membangun peradaban Islam yang hakiki perlu mencontoh kebebasan Al-Husein dalam perjuangannya.

Dalam sebuah pesannya Hujjatul Islam Yusuf Muqaddam menjelaskan mengenai pentingnya kebebasan bagi manusia. bahkan meskipun jika seorang itu tidak memiliki agama maka seharusnya tetap memiliki kebebasan. mengapa demikian? hal ini dikarenakan manusia yang memiliki kebebasan setidaknya memiliki kehidupannya di dunia ini.

Nilai seorang manusia pada hakekatnya ditentukan oleh kebebasannya itu. karena kebebasan merupakan anugerah hakiki dari Tuhan. dalam peristiwa karbala, Imam husein menekankan pentingnya kebebasan karena dengan kebebesan berpikir maka manusia dapat melihat kebenaran melalui fitrahnya serta berhubungan dengan penciptanya, tambahnya.

kebebasan dalam pandangan kami dibagi menjadi 2 hal, yang pertama adalah kebebasan yang diridhai dan kebebasan yang dikecam. kebebasan yang diridhai artinya adalah kebebasan yang mampu membimbing manusia kearah ilahi dan menjauhi kecenderungan nafsunya. adapun kebebasan yang dikecam adalah kebebasan yang justru menjerumuskan manusia semakin menjauh dari nilai kesempurnaan serta nilai-nilai ketuhanan.

Kebiasaan umum manusia adalah menginginkan terpuaskannya harapan dan angan-angan mereka. Dalam kisah karbala kita diperlihatkan betapa rakusnya manusia terhadap harta yang sedikit dan angan-angan semu. Sedangkan di pihak Imam Husein as kita diperlihatkan kesempurnaan pengorbanan dilandasi kebebasan ilahiah. Inilah sebenarnya makna tujuan dan kebebasan hakiki itu sendiri, yaitu menggunakan kebebasan yang telah dianugerahkan pada diri kita untuk menjadi sepenuhnya hamba Allah SWT, pungkas Hujjatul Islam Yusuf Muqaddam.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)