Pesan Rahbar

Home » » Muktamar Aswaja Internasional dan Reaksi Kalut Khawarij (Wahabi)

Muktamar Aswaja Internasional dan Reaksi Kalut Khawarij (Wahabi)

Written By Unknown on Monday, 10 October 2016 | 21:38:00


Ada reaksi kalut Ulama Wahabi Arab Saudi atas Muktamar Aswaja Internasional di Chechnya. Ulama Wahabi Arab Saudi dan media Saudi akhirnya secara kalut tanpa dasar ilmiyah memberi tanggapan atas penyelenggaraan Muktamar Aswaja Internasional di Chechnya. Muktamar ini bertema: ‘Siapakah Ahlusunnah Wal Jamaah?’. Muktamar Aswaja seluruh dunia dihadiri lebih dari 200 ulama Aswaja internasional di Chechnya (25/8/2016) lalu.


Channel teve Safa milik Arab Saudi, misalnya. Channel teve ini menuding muktamar Aswaja internasional yang dihadiri Syekh Al Azhar Mesir itu sebagai provokasi dan hasutan yang berbahaya.

“Semua teroris di Indonesia Wahabi. Beginilah sikap kurang ajar yang terang-terangan (disampaikan ketua umum PBNU) akibat Muktamar di Chechnya. Ini merupakan hasutan untuk menutup 20 pesantren Salafi,” kata jaringan TV Safa. Hal ini dirilis melalui akun resminya dengan mengunggah koran Indonesia yang menyinggung ajaran para ulama kerajaan Wahabi Arab Saudi itu.


Sembari menyebut Rusia dan Iran sebagai aktor di balik muktamar Aswaja internasional itu. Ulama Wahabi Arab Saudi, Muhammad Ali Saud. Dia menuding pertemuan ulama Aswaja di Chechnya itu bertujuan “untuk mengeluarkan Kerajaan Saudi dari Ahlu Sunnah wal Jamaah”. Katanya seperti dikutip arabic.cnn.com (1/9).

Ulama Wahabi Arab Saudi lain, Khalid Al Saud. Dia menyebut pertemuan ulama Aswaja di Chechnya itu sebagai pernyataan terang-terangan terhadap manhaj Salafi. Dalam akun twitternya, Khalid al-Saud bercuit sebagai berikut. “Dengan sangat ringkas saja: Muktamar Chechnya adalah pernyataan perang terhadap manhaj Salaf, akedah tauhid dan sunnah.”


Mencoba menengahi ragam tanggapan yang muncul, Syekh Yusuf Qardhawi mengatakan. “Kita butuh Salafi yang Sufi, dan Sufi yang Salafi. Kita lembabkan keringnya Salafi dengan spiritualitas – tasawuf- dan kita keraskan kelembekan tasawuf dengan disiplin Salafi”. Kata cendekiawan Muslim asal Mesir itu via cuitan di Twitter-nya.

Pandangan Qardhawi pun ditolak tegas oleh ulama Salafi Wahabi Arab Saudi, Abdullah Al-Faifi, dengan tanggapan bahwa…. “Salafi adalah mengikuti Salaf yang saleh dalam spirit dan disiplin–meminjam perkataan Anda. Ia bukan mazhab baru yang dapat dianggap sejajar dengan tasawuf.”


Muktamar Aswaja Internasional Meluruskan Klaim Wahabi Sebagai Ahlussunnah Wal Jama’ah

Muktamar Aswaja Internasional Chechnya berupaya meluruskan klaim sepihak atas sebutan “Ahlussunnah Wal Jamaah”. Seperti diketahui, sebutan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) belakangan ini sering diklaim oleh kelompok garis keras. Yang menganggap dirinya paling benar sendiri. Klaim ini kemudian membingungkan publik. Dan berakibat pada saling lempar tuduhan yang tidak produktif di tengah-tengah umat.

Para ulama di muktamar Aswaja Internasional Chechnya pun menegaskan bahwa Aswaja adalah Asyariah dan Maturidiyah dalam akidah. Empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dalam fikih. Serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak— sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang meniti jalannya.

“Itu adalah manhaj yang menghargai seluruh ilmu yang berkhidmah kepada wahyu (Al-Quran dan Sunnah). Dan telah benar-benar menyingkap tentang ajaran-ajaran agama ini dan tujuan-tujuannya. Dalam menjaga jiwa dan akal. Menjaga agama dari distorsi dan permainan tangan-tangan jahil. Menjaga harta dan kehormatan manusia, serta menjaga akhlak yang mulia.”

Jika pun ada mazhab di luar kategori di atas, Guru Besar Al Azhar Mesir Syekh Ali Jum’ah mengingatkan dan mengaskan. Bahwa Aswaja tidak mengkafirkan siapa pun yang mengaku sebagai Muslim. Penegasan ulama Aswaja kelahiran Mesir ini juga menjadi pembeda antara Aswaja dengan kelompok radikal atau ekstrimis.

“Aswaja tidak pernah mengafirkan orang yang shalat menghadap kiblat. Aswaja tidak pernah menggiring manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti syahwat birahi (yang haram)”. Kata Syekh Ali Jum’ah dalam sambutannya di muktamar Aswaja Internasional.


Muktamar Aswaja Internasional: Aswaja tidak berperilaku Khawarij (Wahabi)

Karena itu, para ulama dalam Muktamar Aswaja Internasional juga menggarisbawahi. Bahwa Aswaja bukanlah yang mengusik keamanan dan kenyamanan masyarakat di sekitarnya. Apakah layak disebut Aswaja, jika hal-hal paling terlarang dalam Islam justru dilakukan dengan teriakan takbir? Yaitu aksi pembunuhan, penyiksaan, melaksanakan hukuman secara kejam, perbudakan sek*, perampasan harta sipil, peledakan masjid dan makam ulama, dll.

“Gelombang pertama yang sesat dan membahayakan itu adalah Khawarij klasik. Hingga sampai pada Neo-Khawarij saat ini dari kalangan Salafi Takfiri dan ISIS. Serta semua kelompok radikal yang meniti jalan mereka yang memiliki kesamaan. Yaitu distorsi, pemalsuan dan interpretasi bodoh akan ajaran agama ini.”

Di Indonesia, nahkoda ormas Aswaja – Nahdatul Ulama – KH. Aqil Sirajd tanpa tedeng aling-aling menyebut semua teoris di tanah air merupakan ‘alumnus’ pesantren Wahabi.

“Ada 20 pesantren, semuanya Wahabi. Wahabi memang bukan teroris tapi ajarannya ekstrem. Kita ini semuanya dianggap ahli bid’ah dan musyrik. Karena menurut mereka Maulid Nabi itu bid’ah, Isra’ Miraj bid’ah, ziarah kubur musyrik, haul musyrik, dan semuanya masuk neraka. Kami khawatir murid mereka memahami kalau begitu boleh dibunuh dong orang ini karena kerjaannya musyrik semua”. Kata Kang Said dalam pertemuannya bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Surabaya, (1/9/2016).

(Safa/Islam-Indonesia/Islam-Institute/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: