Mantan anggota al-Qaeda bernama Abdulaziz al-Toaili’e
Astaghfirullah…, Arab Saudi telah eksekusi orang gila, mantan anggota al-Qaeda bernama Abdulaziz al-Toaili’e. Kelompok-kelompok HAM menanggapi eksekusi tersebut dengan kemarahan bahwa eksekusi yang telah dilakukan Riyadh tersebut melanggar kemanusiaan.
Terpidana yang ditangkap saat masih kanak-kanak dan yang mengalami sakit mental berupa kegilaan, ternyata juga merupakan beberapa dari 47 orang yang dieksekusi Arab Saudi pada 2 Januari lalu. Sumber informasi ekslusif dari Kerajaan Saudi melaporkan hal itu kepada Middle East Eye.
Pada 2 Januari Arab Saudi mengumumkan telah mengeksekusi 47 tahanan yang dihukum atas tuduhan terorisme, di antaranya ulama Syiah Saudi terkenal Sheikh Nimr al-Nimr, yang kemudian menimbulkan gelombang protes di seluruh dunia.
Eksekusi Nimr Nimr al-Nimr memicu protes di Arab Saudi dan di luar negeri, tapi sedikit yang telah melaporkan tentang 46 tahanan lainnya yang juga dieksekusi di 12 kota di seluruh kerajaan Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi tidak mau mengungkapkan bagaimana para tahanan dieksekusi tapi satu sumber keamanan yang menjadi penjaga di tempat eksekusi Riyadh mengatakan kepada Midlle East Eye tentang adegan ketika pembunuhan terjadi pada tanggal 1 Januari, sehari sebelum pengumuman resmi.
“Itu pembantaian. Ada darah dan potongan tubuh di mana-mana,“ kata sumber itu, menambahkan bahwa eksekusi tidak terjadi di dalam penjara tapi dilakukan di lokasi khusus di ibukota. Sumber itu tidak bisa mengkonfirmasi berapa banyak orang tewas di Riyadh tapi ia mengatakan bahwa eksekusi dimulai pada pagi hari dan tidak selesai sampai sore hari.
Petugas yang diwawancara mengatakan salah satu yang dihukum mati adalah seorang napi yang ditangkap saat masih anak-anak (13 tahun) bernama Mustafa Akbar dari Chad, ia pergi ke Arab Saudi untuk belajar Al-Qur’an sebelum kemudian ditangkap dengan tuduhan terkait Al-Qaeda pada 12 Mei 2003. Akbar hanya dihadirkan di penjara satu kali, tanpa pengacara, sebelum dikrangkeng lebih dari 11 tahun dan kemudian divonis hukuman mati pada 14 Oktober 2014.
“Dia tidak punya pengacara. Tidak ada yang bertanya apa-apa tentang dia. Ini benar-benar menyedihkan bahwa ia telah dipenggal tanpa ada yang mengetahui apa-apa tentang dia,“ kata sumber itu tanpa mau disebut namanya.
Seorang lainnya adalah yang dikatakan mantan anggota al-Qaeda bernama Abdulaziz al-Toaili’e. Karena pernah tertembak di kepala dan mengalami banyak penyiksaan oleh Arab Saudi ia mengalami sakit mental (gila). Gilanya Toaili’e ini diberitahukan mantan teman satu selnya di penjara politik al-Ha’ir pada tahun 2012 kepada aktifis yang menyebut Toaili’e sering berbicara sendiri, berteriak-teriak, lari telanjang dan memakan kotorannya sendiri. Toaeili’ juga sering menyerang Reshoudi, teman satu selnya itu dengan mengatakan ia kafir karena percaya demokrasi.
Kelompok-kelompok HAM menanggapi dengan kemarahan terhadap eksekusi yang telah dilakukan Riyadh tersebut.
“Ini adalah hari berdarah ketika otoritas Arab Saudi mengeksekusi 47 orang, beberapa di antaranya dijatuhi hukuman mati setelah melewati proses pengadilan yang sangat tidak adil,” kata Direktur Amnesty Internasional Timur Tengah, Philip Luther, pada 2 Januari dalam sebuah pernyataan.“Melaksanakan hukuman mati saat proses keadilan persidangan masih dipertanyakan adalah ketidakadilan nyata dan mengerikan. Pihak berwenang Arab Saudi harus mengindahkan suara-suara kritik internasional dan mengakhiri hobi eksekusi mereka.” ungkapnya.
(Al-Arabiya/Middle-East-Eye/Arrahmah-News/Islam-Institute/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email