Ali Shamkhani - Secretary of Iran’s Supreme National Security Council (SNSC)
Pejabat senior Iran telah memperingatkan AS terhadap pembaharuan sanksi terhadap Tehran setelah DPR AS menyepakati ketetapan pada hari Selasa (15/11) untuk mengembalikan larangan yang melanggar kesepakatan nuklir itu.
Anggota parlemen AS sebanyak 419 lawan satu untuk meng-otorisasi kembali 10 tahun Akta Sanksii Iran (ISA, Iran Sanctions Act), yang awalnya diadopsi pada tahun 1996 tanpa dasar ketika Tehran sedang mengejar program nuklir non-sipil.
ISA akan berakhir pada akhir 2016 jika tidak diperpanjang dan ketetapan harus disahkan oleh Senat sebelum ditandatangani oleh presiden AS ke dalam hukum.
Pejabat Iran memperingatkan AS terhadap pembaharuan larangan ketika fakta bahwa sanksi terhadap Iran telah dicabut mengikuti kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia, dikenal sebagai Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA).
Sekretaris Tertinggi Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani menuding pejabat AS pada Selasa malam (15/11) dengan nada tinggi.
"Jika Anda memperpanjang sanksi, ini berarti menendang JCPOA dan kami akan menghadapinya dengan penerapan paket teknis yang kuat," katanya, tanpa penjelasan.
Perjanjian tersebut disepakati bulan Juli 2015 antara Iran dan kelompok P5 + 1 yang terdiri dari Amerika Serikat, Perancis, Cina, Inggris, Rusia dan Jerman.
Berpidato di hadapan kelompok lobi pro-Israel AIPAC pada bulan Maret, Presiden AS terpilih Donald Trump menyatakan bahwa "prioritas nomor satu" adalah "membongkar bencana kesepakatan dengan Iran."
(Reuters/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email