Pesan Rahbar

Home » » Kapolri: Paham Radikal Masuk ke Indonesia Seperti Jalan Tol

Kapolri: Paham Radikal Masuk ke Indonesia Seperti Jalan Tol

Written By Unknown on Tuesday, 22 November 2016 | 21:25:00


Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, sistem demokrasi Indonesia yang penuh keterbukaan seperti dua sisi mata uang. Hal ini bisa bernilai positif sampai negatif yang dampak mengerikannya bisa memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan radikalisme misalnya, bisa masuk ke Indonesia dengan mulus disebabkan karena sistem demokrasi di Indonesia penuh keterbukaan.

“Masuknya paham-pahan radikal yang masuk ke Indonesia seperti jalan tol. Apalagi radikal yang bukan asli Indonesia, penuh kekerasan, terorisme,” kata Tito usai dialog kebangsaan yang digelar di DPRD Jatim, seperti dikutip metrotvnews.com, Sabtu (19/11).

Demokrasi, lanjut Tito, membawa dampak yang fatal bila kebebasan sudah terlalu kebablasan. “Itu demokrasi negatif, yang juga menimbulkan kerawanan karena menimbulkan primordialisme. Kembali kepada masalah kesukuan, keagamaan, dan lain-lain,” ucap dia.

Saat ini, lanjut dia, paham-paham demokrasi negatif tersebut masuk ke Indonesia itu tanpa kendali. Hal ini kemudian berkembang menuju gerakan radikalisme sehingga terbentuk kepentingan-kepentingan kelompok yang bisa mengemuka dengan alasan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan ekspresi.

“Untuk itu perlu ada mekanisme kontrol melalui rule of law, aturan-aturan hukum, baik aturan hukum di tingkat nasional, maupun tingkat provinsi,” katanya.

Seperti diketahui, Kapolri Tito telah berdiskusi dengan sejumlah ulama dan tokoh Islam soal gerakan radikalisme ini. Di antaranya dengan Ketum PBNU Said Aqil Siradj ketika menandatangani MoU tentang Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Gedung Mahameru Mapolda Jatim beberapa waktu lalu.

Ketum PBNU ini juga mengingatkan kepada Kapolri supaya memantau beberapa pondok pesantren di Indonesia yang menjadi penyebar paham radikalisme yang selangkah lagi menjadi gerakan terorisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

“Ada 20 pesantren, semuanya Wahabi. Wahabi memang bukan teroris tapi ajarannya ekstrem. Kita ini semuanya dianggap bid’ah dan musyrik karena menurut mereka Maulid Nabi itu bid’ah, Isra’ Miraj bid’ah, ziarah kubur musyrik, haul musyrik, dan semuanya masuk neraka. Kami khawatir murid mereka memahami kalau begitu boleh dibunuh dong orang ini karena kerjaannya musyrik semua,” kata Kiai Said.[]

(Metro-TV-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

  • DPR Kecam Syariat Islam Jadi Bahan Ledekan di TV Nasional
  • Kelebihan Keluarga Nabi Muhammad SAW (Bagian Kedua)
  • Masjid Kalijodo yang Dibangun Ahok Djarot Sudah Siap Diresmikan. Simak!
Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI