Jumlah korban akibat banjir bandang dan longsor di Myanmar diperkirakan meningkat, kata sebuah lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perkiraan itu dikemukakan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) selagi hujan deras memapar sedikitnya 156.000 orang dan mengakibatkan 27 orang meninggal dunia.
“Jumlah itu amat mungkin jauh lebih tinggi karena banyak area yang belum bisa dijangkau atau belum dilaporkan tim-tim peninjau,” sebut pernyataan resmi OCHA.
Kepada kantor berita AFP, seorang pejabat Kementerian Kesejahteraan Sosial Myanmar yang enggan identitasnya dipublikasikan mengatakan hanya satu dari 14 provinsi yang tidak terdampak banjir bandang.
Untuk membantu para korban, pemerintah Myanmar telah mengirimkan sejumlah regu penyelamat. Namun, karena hujan deras memicu tanah longsor, mereka kesulitan mencapai daerah-daerah terpencil.
Media setempat menayangkan Presiden Thein Sein mengunjungi para korban banjir di wilayah Sagaing, sedangkan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing bertolak ke Provinsi Rakhine.
Meminta Pertolongan Dunia
Pemerintah Myanmar meminta pemberian bantuan dunia karena terjadinya banjir yang telah menewaskan paling 46 orang dan membuat lebih 210.000 orang menderita.
Empat daerah di negara tersebut dinyatakan sebagai wilayah bencana karena meluasnya banjir dan longsor akibar hujan deras.
Banyak tempat masih sama sekali terputus hubungan karena tingginya permukaan air dan jalan rusak.
Pemerintah mengakui tidak memberikan respons yang cukup dalam menangani banjir, lapor media pemerintah.
Koran The Global New Light of Myanmar mengutip Menteri Penerangan, Ye Htut, yang mengatakan peringatan banjir tidak diterima semua orang dan terjadi kebingungan terkait usaha pengungsian.
Banjir pada musim hujan tahun ini dipandang cukup parah.
Permintaan bantuan internasional berbeda dengan kebijakan pada tahun 2008 saat Topan Nargis menewaskan lebih 130.000 orang dan pemerintah menolak bantuan dari luar.
Kementerian penerangan Myanmar menaruh permintaan bantuan kemanusiaan kepada badan PBB dan negara donor pada halaman Facebook hari Senin malam.Permintaan ini juga muncul di koran setempat pada hari Selasa.
(AFP/Atjeh-Cyber/Serambi-Minang/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email