Pada bulan Ramadhan, Allah swt menurunkan rahmat kepada makhluq-Nya, namun di hari-hari tertentu pada bulan Ramadhan rahmat tersebut akan semakin berlimpah.
Shabestan News Agency, berkaitan dengan perbandingan falsafah puasa irfani dan riyadah tidak makan dan minum pada bulan suci Ramadhan dengan riyadah dalam ideologi sempalan Irafani, Hujjatul Islam Hamid Ridha Mazhahiri menjelaskan bahwa di saat manusia mengurangi kenikmatan dan keasyikan dunia yang bersifat materi ini dan lebih memfokuskan dirinya kepada Allah swt maka ia akan dapat menyingkap sebuah hakikat.
Masalah ini dibahas di dalam irfan nazhari dan hakikat ini adalah dimana seseorang sampai pada puncak yang ia tidak melihat selain Allah swt.
Hujjatul Islam Mazhahiri Yusuf menambahkan, jalan untuk sampai pada kedudukan ini adalah dengan cara menyingkirkan ayat mengurangi kesibukan di dunia. Dan saat ini kita sedang berada di dalam bulan suci Ramadhan dimana salah satu dari pengaruh puasa yang kita lakukan ialah agar dapat mengurangi kesibukkan di dunia ini.
Pengaruh dari berpuasa bagi hati dan jiwa manusia ialah dapat mengurangi ketergantungan terhadap dunia, baik itu ketergantungan alami maupun ketergantungan ilusi dan khayalan. Inilah pengaruh yang didapatkan dari berpuasa.
Pada bulan Ramadhan, Allah swt menurunkan rahmat kepada makhluq-Nya, namun di hari-hari tertentu pada bulan Ramadhan rahmat tersebut akan semakin berlimpah, dengan demikian kita jangan sampai melalaikan dan melewatkan kemuliaan dan rahmat yang berlimpah di bulan suci Ramadhan ini.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email