Para analis sadar bahwa perseteruan yang terjadi antara Qatar dan Arab Saudi tidak terjadi dalam satu malam. Di sepanjang rentang perjajalan sejarah kedua negara, pertikaian dan perseteruan ini terpendam dalam sekam lantaran kepentingan-kepentingan yang menuntut.
Perlu diketahui, beberapa tahun lalu, Riyadh dan Abu Dhabi pernah menarik pulang duta besar dari Doha. Akan tetapi, Amir Kuwait ikut menjadi mediator dan berhasil mengembalikan hubungan kedua negara seperti sedia kala. Hanya saja, hubungan ini berjalan dingin dan hari demi hari semakin keruh.
Setelah meneliti faktor pertikaian tersebut, kita bisa memahami bahwa Arab Saudi hanya melihat Qatar sebagai sebuah suapan yang siap dilahap kapanpun saja Riyadh menginginkan. Akan tetapi, dari sisi lain, Riyadh juga memandang Qatar sebagai sebuah negara saingan yang sangat berat, karena Doha berhasil bersaing dengan Riyadh melalui kecerdasan memanfaatkan dua kekuatan lunak: uang dan media.
Abu Dhabi juga masih merasa jengkel lantaran Qatar tersangka memberikan dukungan terhadap Ikhwanul Muslimin.
Qatar dapat bertindak cerdas dalam menghadapi aneka ragam tekanan dan sesuai dengan kebijakan yang telah dicanangkan. Dalam menuntaskan banyak kasus di kawasan ini, Qatar bermain sebagai penengah yang ulung.
Tentu sangat berbahaya bagi Arab Saudi ketika pernyataan Amir Qatar diinterpretasikan sebagai usaha Qatar untuk melakukan koalisi dengan Iran di masa mendatang.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email