Pengurus wilayah dan cabang NU di daerah diimbau untuk menjaga akidah warga NU setempat dari segala ajaran sempalan di dalam Islam.
Praktik amar makruf dan nahi munkar yang selama ini dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) dinilai Nahdatul Ulama berada di luar nilai-nilai dakwah ahlussunnah wal jamaah. Karenanya, jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau warga NU untuk tidak menyetujui bahkan terlibat dalam aksi-aksi gerakan keduanya.
Hal itu disampaikan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah di gedung PBNU Jl. Kramat Raya No.164, Jakarta Pusat, Rabu (30/4) siang, seperti dikutip dari Nu.or.id.
Kiai Malik mengimbau pengurus wilayah dan cabang NU di daerah untuk menjaga akidah warga NU setempat dari segala ajaran sempalan di dalam Islam. “Warga NU tidak boleh terpengaruh oleh HTI dan FPI,” ujar Kiai Malik.
Gerakan HTI, kata Kiai Malik, bertolak belakang dengan kesepakatan Pancasila sebagai asas tunggal negara, aksi-aksi yang dilancarkan FPI tidak mengacu pada semangat dakwah aswaja. Sedangkan praktik amar makruf dan nahi munkar model FPI, tidak terdapat acuannya di dalam kitab-kitab ulama mazhab.
Sementara itu, Ketua PBNU Drs. H. Slamet Effendi Yusuf yang hadir dalam rapat gabungan itu menambahkan, NU perlu terus menerus menasihati FPI.
(NU/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email