9 Rabi’ul Awal, Hari Wilayat dan Imamah Imam Zaman afs

Peringatan seperti 9 Rabi’ul Awal, yang kadar peringatan ini dengan peristiwa sejarah di masa lalu jauh lebih sedikit.

kepala pusat Mahdawiyat, Hujjatul Islam Mojtaba Kalbasi menjelaskan bahwa pandangan terhadap masa lalu dan yang akan datang yang jika tidak seimbang dan saling mengisi maka usaha yang dilakukan di masa lalu tidak bisa dipetik pada masa depan.

Sebagai contoh jika seorang supir tidak memperhatikan apa yang ada di depannya, dan ia hanya memperhatikan yang ada di belakangnya, maka tentu saja akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan, dan bahkan tidak akan sampai tujuan dengan selamat.

Hujjatul Islam Kalbasi menuturkan, memang benar sebagian peristiwa sejarah berhubungan dengan masa lalu, mengenai hal ini kita memiliki banyak simpanan-simpanan kebudayaan, seperti peristiwa sejarah di bulan Muharram, Shafar dan kejadian-kejadian lainnya yang banyak tersaji untuk kita. Dan tujuan kita mengkaji dan meneliti peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan sebab-sebab terjadinya kejadian tersebut adalah semata-mata untuk mengambil pelajaran dari kejadian tersebut yang bisa kita jadikan contoh di masa mendatang.

Hujjatul Islam Kalbasi lebih lanjut menyampaikan, 9 Rabi’ul Awal karena bertepatan dengan peringatan khusus, dan peringatan dimulainya wilayat dan Imamah Imam Zaman afs maka hal ini ada kaitannya dengan tema kita di atas. Dengan kata lain pembahasan-pembahasan seperti pembahasan kemunculan dan penantian Imam Zaman afs dan lain-lainnya ini terkait dengan masa mendatang, oleh karenanya kita harus antara masa lalu dan masa mendatang harus disepadankan.

Yakni jangan sampai peringatan semacam ini menjadi terlupakan, karena kadar peringatan ini dengan peristiwa sejarah di masa lalu jauh lebih sedikit.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)