Jumlah pemilih berdasarkan daftar pemilih sementara (DPS) Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta 7.132.856.
Sebanyak 718.571 orang (10,07%) adalah pemilih pemula. Oleh karena itu, melirik ceruk potensial pemilih pemula (first time voter) tidak bisa dianggap enteng sebagai salah satu faktor determinan menentukan terpilih dalam sebuah kontestasi elektoral pilkada, bagaimana kemahiran dan strategi yang dikeluarkan masing-masing kandidat cagub dan cawagub mengambil minat (intuisi) pemilih pemula.
Jika dilihat dari tingkat popularitas atau keterkenalan figur calon di kalangan pemilih pemula, di peringkat teratas Basuki Tjahaja Purnama 90.64%, diikuti Anies Baswedan 77.81%, Agus Harimurti Yudhoyono 76.43%, Djarot Saiful Hidayat 76.16%, Sandiaga Uno 66.29%, Sylviana Murni 46.47%.
Masih banyaknya popularitas calon di bawah 90% harus menjadi bahan evaluasi bagi para calon untuk melakukan pendekatan yang lebih efektif, atraktif dan persuasif terhadap pemilih pemula.
Jika dilihat dari tingkat kesukaan terhadap figur calon, di peringkat teratas Agus Harimurti Yudhoyono 57.83%, diikuti Sandiaga Uno 51.46%, Anies Baswedan 50.82%, Djarot Saiful Hidayat 48.43%, Basuki Tjahaja Purnama 47,12% dan Sylviana Murni 34.65%.
Hasil survei pemilih pemula dari Voxpol Center, menunjukkan jika Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta dilaksanakan hari ini, pasangan mana yang akan anda pilih, sebanyak 29,02% responden memilih Ahok-Djarot, pasangan Agus-Sylvi dipilih 25,06% responden, dan Anies-Sandi mendapat dukungan 17,19%.
"Tingkat elektabilitas Ahok di mata pemilih pemula unggul dibanding dua pasangan calon lainnya,"kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago dalam pernyataan persnya, Senin(26/12/2016).
Sedangkan,menurut Pangi responden yang belum menetapkan pilihannya sebanyak 28,73 persen.
Itu artinya, undecided voter pemilih pemula masih cukup besar.
Dalam simulasi dua pasangan, jika head to head Anies-Sandi vs Basuki-Djarot, pasangan Basuki-Djarot unggul tipis sebesar 34,04%, sementara elektabilitas Anies-Sandi 33,15%, dan 32.81% tidak tahu/tidak jawab.
Sementara itu, simulasi head to head antara Agus-Sylvi vs Anies-Sandi, pasangan Agus-Sylvi unggul 37.03%, sementara elektabilitas Anies-Sandi 27,36% dan 35.61% tidak tahu/tidak jawab.
Simulasi terakhir apabila head to head Agus Sylviana melawan Basuki-Djarot, pasangan Agus-Sylvi unggul 38,94% sementara Basuki-Djarot sebanyak 31,19% dan 29.87% tidak tahu/tidak jawab.
Pertanyaan riset terkait apakah pilihan anda masih mungkin berubah? Sebesar 42,05% masih ada kemungkinan untuk berubah, artinya angka swing voter yang belum mantap menentukan pilihan cukup tinggi.
Sementara itu yang sudah mantap dalam pilihannya, tidak berubah sebanyak 48,17% serta 9,78% tidak tahu/tidak jawab.
Ketika ditanyakan apa penyebab pilihan anda masih mungkin berubah? Sebesar 51,14% pilihannya berubah karena pengaruh lingkungan seperti orang tua (mengikuti pilihan keluarga), teman sejawat, tetangga, teknologi digital, pengaruh tokoh masyarakat di sekitar tempat tinggal, dan guru.
Sebesar 26,06% pilihannya mungkin berubah karena visi, misi, program kerja yang ditawarkan calon.
Sebanyak 10,91% pemilih pemula berubah karena diberi hadiah, uang dan souvenir. Alasan lainnya sebesar 3,02% dan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 8,87%.
Pangi Syarwi Chaniago mengatakan survei Voxpol Center ini dilaksanakan pada 30 November-10 Desember 2016 dengan menggunakan metode purposive sampling.
Sedangkan margin of error plus-minus 4,8% dengan tingkat kepercayaan(level of confidence) sebesar 95%.
Sedangkan jumlah responden sebanyak 400 orang yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun, sebagian sudah menikah dan pertama kali ikut dalam menentukan pilihannya pada pilkada DKI Jakarta (pemilih pemula) sebagian sudah pernah memilih pada pilpres, sebagian siswa dan mahasiswa.
"Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.Hasil survei pemilih pemula ini belum bisa menyimpulkan siapa pemenangnya. Karena beberapa alasan," kata Pangi.
Pertama lanjut Pangi selisih persentase elektabilitas antarkandidat mendekati margin of error.
Kedua, persaingan cukup kompetitif, pergerakan elektoral akan terus terjadi karena masih tingginya angka undecided
voter di kalangan pemilih pemula (lebih dari 25% dalam semua simulasi).
Ketiga, masih tersisanya waktu kurang lebih 2 bulan sebelum hari-H pemilihan, kemungkinan pergerakan elektabilitas tiap kandidat sangat dinamis.
Terlebih lagi strategi pemenangan setiap tim pasangan kandidat sangat berpengaruh terhadap pergeseran naik-turunnya bobot elektoral tiap kandidat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Adapun maksud dan tujuan survei ini adalah ingin melihat ceruk potensial pemilih pemula dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
(Tribun-News/Detik-Share-7/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email