Sejak pecah perang 2014, lebih dari 60 ribu bangunan di Jalur Gaza yang rusak berat. Jumlah itu sekitar 60 persen dari total rumah yang ada di Gaza yang menjadi korban perang.
Jamal Khudry, ketua Komite Rakyat Melawan Blokade Israel menyebutkan, bahwa kejahatan perang Israel tahun 2014 benar-benar menyengsarakan rakyat Palestina. "Sekitar 60 ribu rumah rakyat hancur dan pembangunan infrastruktur di Gaza sangat lambat. Lebih dari sepuluh tahun rakyat tidak bisa menikmati tempat tinggal yang layak," katanya seperti dilansir suarapalestina.id, hari ini.
Blokade Israel atas Gaza pun, kata dia, menghambat proses pembangunan. Sehingga, LSM dalam dan luar negeri sangat sulit untuk membangun kembali Gaza. Ditambah lagi bahan bangunan yang dibutuhkan tidak bisa masuk ke Gaza akibat blokade.
Khudry mendesak, dunia internasional untuk segera menuntut Israel mencabut blokade atas Jalur Gaza. Sehingga, material untuk bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membangun kembali Palestina bisa segera masuk.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pascarapat kabinet menyatakan bahwa proyek pembangunan permukiman 'ilegal' Yahudi di Tepi Barat akan tetap dilaksanakan. Apapun keputusan resolusi dari DK PBB, Israel akan melanjutkan agenda perluasan permukiman Yahudi, Paltoday, Ahad (22/1).
Rencananya awal Februari ini, PM Israel bersama anggota kabinetnya akan menggelar pertemuan terbatas dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tel Aviv untuk membahas perkembangan keamanan terkini di Israel.
(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email