Pesan Rahbar

Home » » Jarak Antara Raj’ah Dengan Kemunculan Imam Zaman afs

Jarak Antara Raj’ah Dengan Kemunculan Imam Zaman afs

Written By Unknown on Tuesday, 31 January 2017 | 21:13:00


Imam Ridha as bersabda “Raj’ah adalah benar dan telah terjadi pada umat-umat terdahulu, tidak kurang dan tidak lebih akan terjadi juga pada umat ini.”

Shabestan News Agency, “Raj’ah” secara leksikal bermakna kembali, dan secara teknikal bermakna kembalinya sebagian orang dari kelompok (orang mukmin yang ikhlas) dan kelompok (orang yang benar-benar musyrik) ke dunia setelah kematiannya sebelum terjadinya kiamat. Keyakinan kepada “Raj’ah” merupakan keyakinan khusus yang diyakini oleh mazhab Syi’ah berdasarkan ayat dan riwayat.


Riwayat tentang Raj’ah

Imam Shadiq as mengenai Raj’ah mengatakan “demi Allah! Siang hari dan malam hari tidak akan datang hingga Allah swt menghidupkan orang-orang yang sudah mati, dan mematikan orang-orang yang masih hidup, dan mengembalikan hak kepada yang berhak, membangkitkan agama-Nya dan akan menghakimi dunia ini.”

Demikian juga dalam riwayat disebutkan bahwa Makmun Abbas bertanya kepada Imam Ridha As: Wahai Abal Hasan, bagaimana pendapat Anda mengenai raj’ah? Imam Ridha As menjawab: Raj’ah adalah benar dan telah terjadi pada umat-umat terdahulu. Al-Quran menjelaskan tentang hal ini dan Nabi Muhammad saww pun bersabda: Kemudian akan datang pula apa-apa yang terjadi pada masa umat-umat terdahulu, tidak kurang dan tidak lebih akan terjadi juga pada umat ini.”


Terjadinya Raj’ah


Imam Shadiq as bersabda “karena kebangkitan Al-Qaim terjadi pada bulan Jumadil Akhir dan sepuluh hari di bulan Rajab”, kemudian Imam as berkata “yang pertama kembali ke dunia ialah Imam Husain as dan kelak ia akan memimpin.”


Dalil Al-Qur’an

“Apakah engkau tidak melihat (baca: mendapatkan berita tentang) orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedangkan mereka berjumlah ribuan orang karena takut mati? Lalu, Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian Allah menghidupkan mereka (supaya kisah hidup mereka menjadi pelajaran bagi generasi mendatang). Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan mereka enggan bersyukur.”

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: