FPI demo Mabes Polri. (Foto: Merdeka.com/Ronald Chaniago)
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Papua dan Papua Barat secara tegas menyatakan penolakan atas paham radikalisme dan intoleransi di wilayah mereka. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Papua dan Papua Barat Amir Mahmud Madubun di Jayapura, seperti dilansir Antara, Selasa (17/1).
Pernyataan ini menyikapi perkembangan situasi terkini usai bentrokan antar organisasi Front Pembela Islam (FPI) dengan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Dia menyerukan agar masyarakat tidak terprovokasi kepentingan kelompok atau organisasi tertentu yang bertujuan memecah belah persatuan bangsa.
"Kami meminta dan mengimbau kepada seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU), GP Ansor dan Banser yang ada di Papua dan Papua Barat, untuk tidak mengikuti gerakan-gerakan radikalisme, intoleransi dan kelompok-kelompok yang dengan jelas tidak berpedoman pada Pancasila dan NKRI," katanya.
Secara tegas mereka menolak kehadiran ormas FPI di tengah masyarakat Papua. "Kami juga menolak jika ada kelompok seperti Front Pembela Islam masuk ke Papua dan Papua Barat," tegasnya.
Mereka khawatir kehadiran FPI akan mencederai kehidupan masyarakat Papua yang selama ini hidup berdampingan dengan damai satu sama lainnya, saling menghargai, bahkan saling menjaga dan mengunjungi saat merayakan hari kebesaran keagamaan.
"Jadi, sekali lagi, kami ingin hidup berdampingan. Untuk itu kami juga imbau agar kelompok tersebut memahami kerukunan yang telah terjaga dan terbina dengan baik, kami tidak akan bersikap kasar, represif, tapi dengan cara elegan, mengajak dan mengimbau," tambahnya.
GP Ansor Papua dan Papua Barat serta Banser tetap konsisten pada perjuangan menjaga ahlus sunnah wal jama'ah (ASWAJA). Mereka memegang teguh NKRI dan Pancasila serta menolak sikap-sikap intoleransi dan kekerasan dalam bentuk apapun.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email