Perundingan perdamaian Suriah di Astana, Ibukota Kazakhstan, berakhir dengan sebuah pernyataan resmi. Perundingan ini menekankan kerja sama dan dukungan internasional untuk menuntaskan krisis Suriah secara politik.
Seperti dirilis Press TV kemarin, pernyataan perundingan Astana menegaskan, solusi militer tidak memiliki tempat dalam krisis Suriah dan seluruh pihak harus bersikeras memerangi kelompok-kelompok teroris.
Para wakil Iran, Rusia, dan Turki sebagai pencetus perundingan perdamaian Suriah sangat mengapresiasi kehadiran utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB yang telah membuka peluang dan memudahkan jalan untuk perundingan Suriah.
“Sekali lagi, kami menegaskan kemerdekaan, persatuan, dan kedaulatan Republik Suriah Arab sebagai negara yang demokratis, multi etnis, multi aliran, dan nonsektarian sebagaimana telah ditetapkan dalam Dewan Keamanan PBB,” tandas pernyataan perundingan perdamaian Suriah tersebut.
Ketiga negara Iran, Turki, dan Rusia menegaskan bahwa krisis Suriah tidak akan bisa diselesaikan melalui solusi militer dan hanya bisa dituntaskan melalui solusi politik sesuai dengan Resolusi 2254 DK PBB.
Perundingan perdamaian Astana tersebut juga menekankan pembentukan strategi trilateral untuk mengontrol dan menjamin komitmen terhadap gencatan senjata serta mencegah setiap tindakan yang bisa menimbulkan pertikaian.
Perundingan perdamaian Astana juga menandaskan komitmen bersama untuk memerangi ISIS dan Jabhat Al-Nushrah, serta memisahkan kelompok-kelompok oposisi dari mereka.
Diharapkan, perundingan Astana ini bisa menjadi pondasi kuat untuk dialog langsung antara Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi.
(Press-TV/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email