habib rizieq sambangi DPR. (Foto: Merdeka.com/raynald)
Merdeka.com - Pidato politik Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) Megawati Soekarnoputri dipersoalkan. Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan agar rakyat Indonesia mempertahankan budaya dan adat istiadatnya. Seperti pesan Presiden pertama Indonesia, Sukarno.
"Bung Karno menegaskan, kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini," kata Megawati di depan ribuan kader PDIP di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/1).
Petikan pidato itu yang kemudian dipersoalkan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab. Saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Senin (16/1), secara lantang Rizieq mendesak polisi memproses hukum Megawati Soekarnoputri karena ucapan dalam pidatonya dinilai menghina rukun Islam.
"Kita bawa pidato Ibu Mega nistakan Islam, menghina rukun iman, kami minta Ibu Mega diperiksa atas penistaan agama," kata Rizieq.
Rizieq mengingatkan bahwa negara ini bukan milik pimpinan partai berlambang Banteng moncong putih itu, melainkan milik bangsa Indonesia. Rizieq mengatakan, Indonesia adalah negara hukum. "Ini negara bukan milik Mega, bukan milik seorang, ini negara hukum, hukum harus diproses secara hukum," ujar dia.
Ucapan Rizieq membuat geram kader PDIP yang siap berada di garda terdepan membela Mega. Kader PDIP 'menyeruduk' dan menyerang balik Rizieq. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, PDIP siap berhadapan dengan Rizieq yang menyebut Mega melakukan penistaan agama.
"Sekiranya Bapak Rizieq Syihab memang akan berhadapan dengan Ibu Ketua Umum Partai, maka sebagai Sekjen Partai saya tegaskan bahwa kami siap berhadapan dengan Pak Rizieq," ucap Hasto.
Kader PDIP akan membela kehormatan dan martabat Megawati sebagai ketua umum Partai. "Lebih-lebih, Pak Rizieq selama ini telah mengobarkan rasa kebencian dan memecah belah bangsa," tegasnya.
Hasto balik menantang Rizieq. Jika Rizieq keberatan dengan pidato Mega, PDIP mempersilakan menempuh jalur hukum. PDIP akan menyiapkan pembela hukum terbaik. Dia hanya mengingatkan Rizieq bahwa PDIP memiliki batas kesabaran. Jika FPI terus melakukan tindakan main hakim sendiri, PDIP tak takut berhadapan dengan mereka.
"Jangan biarkan negeri yg damai ini diinjak injak oleh mereka yg bermaksud memecah belah bangsa. Ada batas kesabaran dari kami, dan pesan yang ingin saya sampaikan ke Bapak Rizieq adalah kami tidak takut. Kami siap berhadapan jika mereka terus bertindak main hakim sendiri," ucapnya.
Tidak hanya Hasto yang naik pitam. Politisi PDIP Junimart Girsang mengingatkan Rizieq agar menjaga ucapannya. Rizieq diminta tidak melontarkan ucapan-ucapan yang tidak berdasar.
"Mulutmu harimaumu, camkan itu. Sebelum bicara mestinya pikirkan dulu jauh-jauh. Jangan gampang kita melontarkan omongan-omongan yang tidak berdasar. Apalagi menyangkut tokoh nasional bahkan tokoh dunia kan begitu," kata Junimart.
Junimart pun menyindir Rizieq untuk melakukan introspeksi diri sebelum menuding orang lain. "Ini menjadi pengalaman bagi kita semua bukan hanya kepada beliau berbicara itu kalau istilah kami di Korsel sana, jilat dulu bibirmu baru kau bicara," ujar Junimart.
PDIP tidak mentolerir upaya-upaya yang bertujuan mencemarkan nama baik atau membunuh karakter Megawati. Tudingan soal penodaan agama kepada Megawati itu telah melebar ke ranah politik.
"Kami dari PDIP tidak akan mentolerir ucapan-ucapan yang betul-betul membuat bertujuan kepada pencemaran nama baik. Yang bertujuan kepada pembunuhan karakter tidak boleh begitu. Kalau agama agama lah jangan agama dibawa ke ranah politik jangan ranah politik dibawa ke ranah agama," tegas dia.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dwi Ria Latifah menilai tidak ada unsur penghinaan terhadap umat Islam dalam pidato Megawati. Dwi yang hadir dalam acara HUT PDI Perjuangan itu, mencermati betul isi pidato Megawati.
"Saya datang, saya dengar dan tidak ada satu kata pun beliau menghina apakah Habib, apakah FPI, apakah umat Islam, atau siapapun, tapi bicara tentang suatu ideologi yang harus kita cermati yang nantinya akan sedikit menjadi peringatan buat bangsa kita karena kita tetap jaga NKRI ini, Bhineka Tunggal Ika ini," kata Dwi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1).
Dwi balik menyindir kasus dugaan penistaan Pancasila yang menyeret Rizieq. Dia marah mendengar ucapan Rizieq yang terkesan melecehkan Pancasila dan Bung Karno. Sebagai dasar negara, Pancasila sudah selayaknya dijunjung tinggi. Dia juga menyindir Rizieq yang tidak memberi contoh baik dalam bertutur kata.
"Saya diajarkan oleh orangtua saya tak boleh berkata yang seperti itu, saya juga diajarkan oleh ulama-ulama termasuk saya ingin saya yakin habib juga akan mengajarkan saya dan kami semua untuk berbicara dengan bahasa-bahasa yang santun," pungkasnya.
Diserang dari kanan-kiri dengan berbagai kasus dan laporan ke polisi, Rizieq curhat pada DPR. Termasuk tudingannya menyebut Megawati melakukan penistaan agama. Rizieq justru meminta Polri menjembataninya dengan Megawati untuk mediasi.
"Kalau kami memprotes pernyataan Ibu Megawati, polisi harusnya menjembatani. Apa kami yang salah paham, atau Ibu megawati yang terpeleset. Kalau dijembatani enak, dimediasi," kata Rizieq.
Rizieq siap meminta maaf apabila tuduhannya kepada Megawati ternyata salah. Dia juga berharap Megawati bersikap sama jika ternyata pernyataannya salah dan menimbulkan polemik. Pihaknya ingin kasus penghinaan rukun iman yang diucapkan Megawati bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kalau kami yang salah paham kami minta maaf, kalau megawati yang salah ucap minta maaf diselesaikan secara kekeluargaan selesai," tegasnya.
Rizieq tak lagi garang. Tidak seperti kasus sebelumnya, dia justru mengaku belum melaporkan dugaan penistaan agama Megawati ke Kepolisian. FPI menginginkan dipertemukan dengan Mega dan ingin mendengar klarifikasi perihal pidatonya itu tersebut.
"Kami menanyakan ke Mabes Polri gimana, kalau pidato Mega kami harus tabayun, kami harus tanya, kalau kami salah paham kami minta maaf, atau kalau Ibu Mega salah bisa klarifikasi," ucapnya.
Megawati hanya tertawa mendengar permintaan Rizieq untuk mediasi. "Ya kita enggak ada masalah kok, apa yang mesti dimediasi. Enggak masalah, ibu ketawa-ketawa saja dia 'opo iki' kan begitu. Enggak ada kita masalah itu," kata politisi PDIP Junimart Girsang.
Dia mengatakan, Megawati sangat terbuka untuk mediasi. Namun dia hanya mengingatkan, tidak mudah bagi Rizieq untuk bertemu Mega. Alasannya, Mega punya segudang agenda.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email