Menurut pers relase dari partai Demokrat, Kompetisi politik dalam Pilkada DKI yang seharusnya berlangsung damai, fair dan tertib telah berkembang ke arah yang sebaliknya. Media sosial telah menjadi wilayah yang sangat tidak sehat serta penuh dengan black campaign dan negatif campaign. Ada gejala ketidaknetralan negara dan beserta aparaturnya, disertai campur tangan kekuasaan yang melebihi kepatutannya.
Begitu dikatakan Sekjen DPP Demokrat dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Jumat malam (29/1).
"Rakyat juga mengamati penegakan hukum yang berat sebelah dan sepertinya dicari-cari, sehingga merusak asas keadilan bagi semua. Bayang-bayang dan kehawatiran terhadap kemungkinan kecurangan dalam pilkada makin meningkat, sehingga membuat situasi Jakarta menjadi tidak kondusif bagi berlangsungnya pilkada yang fair dan demokratis," sambungnya.
Oleh karenanya, kata Hinca, DPP Demokrat ini, mengeluarkan maklumat demi menghilangkan keganjilan dan ketidakwajaran yang terjadi di masyarakat luas. Maklumat juga dikeluarkan demi berhasilnya perjuangan PD untuk memenangkan Agus-Sylvi.
Berikut isi lengkap maklumat tersebut:
Pertama. PD memohon kepada negara dan pemerintah untuk menjaga netralitasnya dalam pilkada Jakarta, serta mencegah terjadinya berbagai tindak kecurangan baik yang manual maupun digital, demi tegaknya demokrasi dan pilkada yang jujur dan adil.
FAKTANYA:
Untuk perihal debat pilkada DKI saja, adalah anak buah dari SBY
Kedua. PD berharap kepada jajaran KPUD dan Bawaslu untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan dan pengawasan pilkada Jakarta secara jujur, adil, profesional, tidak berpihak serta mencegah dan menindak segala bentuk kecurangan.
FAKTANYA:
Ketiga. PD berharap kepada pers dan media massa untuk memberitakan jalannya pilkada Jakarta secara adil dan berimbang, serta menjaga akuasi dan kebenaran beritanya.
Padahal banyak media massa yang memberitakan hal fitnah kepada paslon nomor 2 sebut saja:
Ahok-Djarot Bertengkar, Masuk Rumah Sakit, Gara-Gara Duit Kampanye
http://www.todayindo.com/2017/01/ahok-djarot-bertengkar-masuk-rumah.html
*****
Ahok-Djarot Bertengkar, Masuk Rumah Sakit, Gara-Gara Duit Kampanye
Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok – Djarot Saiful Hidayat dikabarkan bahwa mereka berdua ini sudah mulai berselisih. Kabarnya yang menjadi penyebab dari perselisihan mereka berdua ini adalah karena masalah dana kampanye.
Dan kini kabar perselisihan Ahok-Djarot mulai tersebar di kalangan wartawan dan media sosial, sehingga dalam waktu singkat masyarakat mulai mengetahui semuanya, karena adanya pesan berantai tersebut. Sehingga dengan kabar tersebut Ahok merasa sangat marah karena Djarot meminta uang untuk melakukan kampanye.
Bahkan emosi dari Ahok ini ditunjukkan dengan cara melempar sebuah gelas serta juga tempat tisu, bahkan selain itu Ahok juga dikabarkan sempat memukul. Namun keberuntungan masih berpihak kepada keduanya, karena pada waktu itu para pengawal pribadi dari Ahok-Djarot telah siap siaga untuk melerai mereka berdua yang hampir saja berkelahi.
Berita Hangat : Kapolda Jabar: Satu Persen Lagi Habib Rizieq Jadi Tersangka Namun meski begitu kabarnya kejadian tersebut telah membuat Djarot masuk ke rumah sakit, karena dia harus mendapatkan perawatan di rumah sakit Mayapada, itulah yang harus diterima oleh Djarot saat ia bertengkar dengan Ahok.
Djarot masuk ke rumah sakit karena ia terkena lemparan gelas dan tempat tisu yang sengaja dilempar dilempar ke arah Djarot, sehingga membuatnya terluka, serta pukulan yang sempat diberikan oleh Ahok membuat Djarot shok sehingga iapun pingsan, dan akhirnya ia mendapatkan perawatan.
Pertengkaran mereka tersebut sudah diketahui oleh banyak kalangan, sehingga akan mengurangi reputasi mereka berdua sebagai calon gubernur DKI.
Berikut ini merupakan pesan berantai tersebut yang telah membuat pasangan calon gubernur ini berkjelahi hanya dikarena dana kampanye.
“BreakingNEWS: Ahok dan Djarot terlibat perselisihan pendapat pagi tadi soal Dana kampanye. Ahok terpancing emosi karena Djarot mewakili PDI-P terus meminta uang dengan alasan kampanye door to door, padahal Ahok tahu itu tidak dilakukan PDI-P. Menurut sumber, Ahok melemparkan gelas dan tempat tisu ke Djarot dan sempat memukul, untung dilerai pengawal pribadi kedua belah fihak. Djarot kabarnya shock dan pingsan. Kini dirawat di rumah sakit Mayapada”. [p-n/smt]
*****
Terlebih lagi perihal kasus Penistaan agama yang mana diberbagai wilayah kampanye dilakukan penghadangan, dan rata-rata yang melakukan penghadangan kampanye adalah dari massa pendukung paslon nomor 1.
Salah satu contoh adalah penghadangan oleh Haji Yakub Sobairin di Lenteng Agung. Adalah pendukung paslon nomor 1
Foto: H. Yakub Sobirin
Keempat. PD berharap agar TNI, Polri dan BIN netral, tidak berpihak dan tidak merusak disiplin serta etika keprajuritan dan kepolisian.
Kelima. PD berharap kepada aparat penegak hukum agar tidak terkesan mencari-cari kesalahan paslon yang diusung oleh PD, demi tegaknya hukum dan keadilan yang sejati dan agar paslon kami bisa berkompetisi secara adil.
FAKTANYA: Untuk poin nomor 4 dan nomor 5, sejauh ini TNI dan Polri Netral. Adalah kasus Ahok terkait Penistaan Agama yang menurut peraturan justru seharusnya disidangkan setelah pilkada ternyata didesak untuk diusut, menjadi tersangka dan disidangkan. Sementara kasus Sylviana Murni seperti hanya BERJALAN DITEMPAT.
Keenam. PD mengajak masyarakat Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya pada 15 Februari 2017 mendatang. Janganlah tergiur dengan politik uang, karena baik yang memberi mapun menerima akan dijatuhi hukuman. Jangan mau dipaksa dan diintimidasi oleh siapapun untuk tidak memilih calon piilhannya. Jangan mudah percaya pada berita hoax yang menyesatkan, termasuk hasil survei yang tak masuk akal.
FAKTANYA: Salah satu contoh politik uang itu mungkin seperti ini!
Ketujuh. PD menyerukan kepada seluruh kader dan relawan Agus-Sylvi, untuk secara aktif ikut menjaga dan mengamankan paslon kita serta untuk melawan berbagai bentuk kecurangan, intimidasi dan ketidaktentralan aparatur negara, termasuk TNI, Polri dan BIN, jika ada. Waspadai kemungkinan ikut sertanya orang yang tidak berhak memilih di TPS-TPS, serta lawan pelanggaran-pelanggaran lain yang membuat pilkada ini cacat dan mengkhianati suara rakyat.
Jadi, dengan panjang lebar ulasan dari redaksi. Bagaimana menurut anda??
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email