Pesan Rahbar

Home » » Beasiswa; Senjata Wahabi Untuk Penyebaran di Indonesia/ Saya Tidak Ingin di Bawah Tiket Saudi

Beasiswa; Senjata Wahabi Untuk Penyebaran di Indonesia/ Saya Tidak Ingin di Bawah Tiket Saudi

Written By Unknown on Saturday, 11 February 2017 | 13:47:00


Setiap tahun anggaran besar-besaran digelontorkan oleh Arab Saudi dan mitra kawasannya Qatar, untuk publikasi Wahabisme di Indonesia, sebagai negara muslim populasi terbanyak penduduknya di dunia, yang biasanya diimplementasikan dengan topik proyek-proyek pendidikan dan kebudayaan.

Menurut laporan IQNA, wahabi adalah sekte sesat yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pada abad ke 18 di Najd, Arab Saudi dan diterima oleh keluarga Saudi sejak tahun 1744.

Sekte ini jauh dari Islam asli dan mendakwahkan serta memublikasikan ideologi dengan opini dan dengan mengatasnamakan Islam. Organisasi teroris ISIS termasuk salah satu kelompok yang aktif dengan faham wahabi.

Wahabi juga disebut dengan Salafisme ekstrem, para pemimpin faham ini berusaha mendakwahkan keyakinan-keyakinan kelirunya lewat setiap cara, di setiap dunia.

Di Asia Tenggara, sekte ini menggunakan pelbagai kinerja untuk publikasi dan penyebaran ideologi menyimpangnya dan di kawasan-kawasan tersebut, khususnya Indonesia menggunakan pelbagai cara untuk merekrut kekuatan.

Dengan menilik populasi muslim Indonesia dan dari aspek jumlah tertinggi, maka dikategorikan sebagai sumber kekuatan (potensi) untuk memperluas Wahabisme dan Salafisme ekstrem.


Publikasi Diam-diam Wahabi di Indonesia Sejak Tahun 1980 Masehi

Dengan melihat kondisi tepat Indonesia, Arab Saudi sejak tahun 1980 dengan memaparkan beasiswa pelajar untuk publikasi diam-diam Salafisme ekstrem di negara ini; jenis Salafisme ini merupakan ungkapan sukar dan keras tentang Islam dan para penganutnya menghendaki publikasi ideologi-ideologi mereka untuk mengatur dunia.


Salah satu cara Saudi untuk merekrut kekuatan di negara Indonesia adalah lembaga riset Islam dan Arab yang aktif di Indonesia; Arab Saudi demikian juga berusaha memberikan beasiswa untuk para mahasiswa Indonesia di negara ini.


Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab; Lembaga Perekrut Kekuatan

Di LIPIA (Lembaga Ilmu Penetahuan Islam dan Arab Indonesia) diajarkan wahabisme. Orang-orang yang belajar di lembaga tersebut dan untuk melanjutkan pelajaran, mereka pergi ke Arab Saudi, dan setelah pulang mendapatkan kedudukan tinggi di pemerintahan. Saudi berusaha menyebarkan Salafisme ekstrem di Indonesia.

Sebuah lembaga milik kedutaan Arab Saudi di Jakarta yang bertanggung jawab memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Indonesia untuk belajar di Arab Saudi, namun jumlah pelajar Indonesia yang diberi beasiswa tidak dipaparkan.

Din Wahid, peneliti Salafisme di Indonesia di universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, lembaga Arab Saudi ini memberikan anggaran kepada para mubalig salafi dan dikirim ke sekolah-sekolah bahasa Arab penjuru Indonesia.


Ulil Abdalla juga, dimana saat mudanya termasuk pelajar istimewa bahasa Arab di sekolah Islam di tempat kelahirannya Pati, Jawa Tengah, termasuk salah seorang yang diupayakan oleh Arab Saudi untuk mendapatkan beasiswa.

Abdalla dikarenakan kesuksesan di kelasnya, ia mendapatkan enam bulan belajar gratis di lembaga telaah Islam dan Arab; sebuah lembaga di Jakarta dan sebelumnya saya katakan dibangun dan didukung oleh Arab Saudi.

Setelah usai, Abdalla juga mendapatkan lagi belajar gratis enam bulan. Totalnya satu tahun, setelah itu mendapat lagi kursus empat tahun belajar gratis di universitas tersebut dan ia pun menerimanya. Jadi ia mendapatkan ijazah S1 jurusan hukum dan syariat Islam. Setelah melewati 5 tahun di LIPIA, ia mendapatkan beasiswa belajar di Arab Saudi, namun kali ini Abdalla tidak menerimanya.


Jika Saya Terima Beasiswa; Seluruh Umur di Bawah Tiket Saudi

Ulil Abdalla mengatakan, jika saya menerimanya, seluruh umur akan berada di bawah tiket mereka. Menolak belajar cuma-cuma bukanlah hal yang gampang. Arab Saudi juga memberikan usulan-usulan menggiurkan.

Abdalla menambahkan, saya dari keluarga tidak mampu dan usulan ini amatlah membimbangkan. Saya berfikir mereka hendak merekrut otak-otak generasi kita dengan cara ini.

Ulil Abdalla dalam proses pendidikannya mengkritik gerakan salafi dan mulai menelaah buku-buku Islam lainnya, termasuk buku-buku Syiah.

Disamping LIPIA, sejumlah universitas Arab Saudi memberikan beasiswa secara langsung kepada para mahasiswa Indonesia.


Kekhawatiran akan Pembatasan Kuota Haji; Mencegah Melawan Pemerintah

Aktivitas Saudi untuk mendakwahkan Wahabisme dan Salafisme masih terus berlanjut, sementara para pejabat Indonesia juga khawatir akan masalah tersebut, namun dari sisi lain sama sekali tidak melakukan upaya untuk menghalaunya; dikarenakan pemerintah khawatir tentang kehilangan hubungan dengan Riyadh dan keterbatasan kuota haji.


Dodi Darmadi, peneliti bidang haji mengatakan, pemerintah tidak berhasrat untuk menghentikan upaya-upaya Saudi; karena khwatir Saudi akan membatasi kuota haji.

"Arab Saudi untuk tahun ini mengizinkan Indonesia untuk mengirim lebih dari 10 ribu jamaah haji,” imbuhnya.

Din Wahid mengatakan, banyak sekali kaum muslim beranggapan Arab Saudi adalah negara yang memperkenalkan Islam sejati; karena menjadi tempat kelahiran Islam.

Banyak sekali para pejabat Indonesia, demikian juga khawatir atas tendensi kaum muslim menuju ekstremisme dengan dakwah-dakwah para mubalig yang menimba ilmu di Arab Saudi dan terciptanya ranah perkembangan terorisme dan ekstremisme di Indonesia hasil dari penyebaran ajaran-ajaran salafi ekstrem; namun sampai sekarang belum diambil langkah-langkah untuk melawan hal tersebut.


Qatar; Mitra Arab Saudi dalam Dakwah Wahabi

Qatar juga dalam hal ini telah melakukan pelbagai aktivitas di Indonesia. Baru-baru ini himpunan amal Qatar mendirikan 26 masjid dan 4 markas hafalan al-Quran di negara ini.

Lembaga Qatar tersebut yang aktif sebagai lembaga amal, sampai sekarang telah meluncurkan sekitar 722 masjid, 25 markas multi fungsi, 22 sekolah, biro-biro perumahan, ratusan sumur dan ratusan proyek penambah penghasilan di Indonesia.

Masjid di Indonesia yang dibagun oleh lembaga khairiyah Qatar

Pada tahun 2016 saja telah menjalankan 741 proyek, termasuk pendirian 24 masjid oleh lembaga amal di seluruh penjuru Indonesia. Sangat jelas bahwa lembaga-lembaga tersebut setelah didirikan, akan dikelola oleh orang-orang yang diafirmasi oleh pendirinya.


Penghalang Penyebaran Wahabi di Indonesia

Ketidakselarasan Akidah-akidah Islam Masyarakat Umum dengan Pemikiran Wahabi.

Dengan ini semua, meski pengaruh salafi atau wahabi Saudi di Indonesia amatlah banyak, namun juga ada rintahan-rintangan signifikan yang menghalangi penyebarannya. Di Indonesia, ada keyakinan-keyakinan masyarakat khususnya di pelbagai kawasan desa, yang didapat dari gabungan keyakinan-keyakinan lokal dengan Islam; keyakinan ini tidak selaras dengan lampiran anti Islam Arab Saudi dengan agama Islam.


Keyakinan akan kesatuan wahabi dengan ekstremisme dan arogan

Demikian juga, melanggar anggapan yang bisa jadi sudah ada, banyak sekali masyarakat Indonesia menganggap satu antara wahabi dan salafi dengan ekstremisme dan arogan.


Perlawanan sebagian Lembaga dengan Wahabi

Sebagian lembaga dan yayasan agama Indonesia juga berupaya mengurangi efektivitas salafi di masjid-masjid dan sejumlah sekolah.


Implementasi Undang-undang yang Menyusahkan dengan Nama Islam

Dari sisi lain, perilaku Saudi dan implementasi udang-udang sukar dengan nama undang-undang Islam di negara ini, khususnya pemacungan seorang pembantu Indonesia dikarenakan membunuh majikannya, telah menyebabkan berpalingnya masyarakat Indonesia dari Arab Saudi.


Condong Menjalankan Sekularisme

Demikian juga, meski sekitar 90% adalah populasi muslim, namun partai-partai politik utama negara ini condong untuk menjalankan sistem sekuler dan mengawasi pengaruh Saudi atas suasana religi negara ini.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: