Peringatan Sayyid Hasan Nashrullah supaya Israel memusnahkan cadangan amoniak dan hulu-hulu ledak nuklir mengisyaratkan pada sebuah perang masa depan dan hasil yang menyerupai perang tahun 2006.
Menurut penulis Umar Mu’arbuni di situs Awqat Al-Syam, pangkalan-pangkalan pusat pengambil kebijakan di rezim Israel mengikuti isi pidato ceramah Sayyid Hasan Nashrullah dengan penuh ketakutan. Mereka menentukan kebijakan dengan berlandaskan pada pernyataan pemimpin muqawamah dan perang mental yang digelontorkan. Sebenarnya, penduduk Israel lebih menghargai Sayyid Hasan dibandingkan dengan para petinggi mereka sendiri.
Ketika membangun reaktor nuklir Dimona, Israel tidak pernah membayangkan bahwa sebuah kekuatan Arab akan mampu menjangkau reaktor nuklir yang terletak di tengah gurun sahara ini.
Poin lain dari pernyataan Sayyid Hasan Nashrullah yang membuat kita terperangah melebihi dari kekuatan senjata berhubungan dengan metode perang, baik yang bersifat defensif maupun ofensif. Sekalipun demikian, ia tetap ingin membidik dua sasaran. Jika perang betul-betul meletus, Israel pasti mengalami pukulan telak.
Banyak lokasi-lokasi strategis di tanah pendudukan, seperti pangkalan komando militer, dermaga, pelabuhan, bandara udara, pusat komunikasi, gudang persenjataan, dan lain-lain yang bisa dibidik dengan mudah oleh senjata dan rudal muqawamah Hizbullah.
Tentu, faktor kekuatan yang dimiliki Hizbullah masih menjadi rahasia perusahaan dan memang hal ini bisa menjadi sebuah faktor penting dalam sebuah perang. Dalam perang tahun 2006, kelemahan informasi Israel tentang kekuatan Hizbullah sangat kentara.
(Awqat-Al-Syam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email