Seluruh masjid dan mushala di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun Kabupaten Blitar tidak menggunakan pengeras suara pada perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini. Selama berlangsungnya ritual nyepi seruan adzan melalui speaker atau biasa disebut toa tidak lagi berkumandang keras. Apa yang dilakukan umat Islam Pasirharjo sebagai wujud penghormatan kepada umat Hindu setempat.
“Ini merupakan wujud toleransi antar umat beragama yang berjalan di Desa Pasirharjo, “tutur Kepala Desa Pasirharjo Chusana, Selasa (28/3/2017). Untuk sementara waktu tidak terdengar adzan salat Isya’, Subuh, Dzuhur, Asyar dan Maghrib. Para muadzin menyerukan adzan tanpa menggunakan pengeras suara.
Selain menanggalkan pengeras suara, kata Chusana umat Islam juga turut menjaga keamanan Pura dan permukiman warga Hindu. Sedikitnya ada dua Pura di Desa Pasirharjo. Hubungan umat beragama di Desa Pasirharjo, menurut dia bisa berjalan baik. Antara umat mayoritas (Islam) dan minoritas terjalin harmonis.
Spanduk bertuliskan selamat Hari Raya Nyepi terbentang di sejumlah sudut jalan desa.. “Kami ingin keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama di Pasirharjo bisa terus berjalan baik, “terang Chusana. Dari 3 ribu jumlah penduduk di Desa Pasiharjo, 500 warga diantaranya umat Hindu.
Umat minoritas ini terdiri atas 180 kepala keluarga (KK). Chusana menambahkan bahwa wujud toleransi kerukunan umat beragama tidak hanya berjalan tahun ini. Kerukunan ini sudah berjalan bertahun tahun. “Semoga kerukunan umat beragama terus terjaga, “pungkasnya. Budi Yuantoro warga Blitar berharap bahwa apa terjadi di Desa Pasirharjo bisa berlaku di desa lainnya.
Sebab selama ini pluralisme beragama di Blitar tumbuh dan berkembang dengan baik. “Kerukunan antar umat beragama, khususnya di Blitar harus terjaga dengn baik, “ujarnya.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email