Seorang milisi Malaysia menghabiskan beberapa bulan untuk merencanakan pengeboman terhadap markas polisi Tapah di Perak. Milisi itu berupaya mendapatkan bahan peledak dari sel kelompok Islamic State (ISIS) di Indonesia.
Milisi yang ingin meledakkan markas polisi itu bekerja sebagai pembantu di sebuah restoran di Malaysia. Dia berencana menggunakan mobil yang dipasangi bom kemudian di parkir di dekat markas polisi. Dia berencana meledakkan bom mobil tersebut.
”Dia berencana untuk membuat ledakan dan kemudian melarikan diri ke Suriah,” kata seorang sumber berwenang di Malaysia yang mengetahui kasus ini. Tersangka merupakan pria 31 tahun yang telah belajar membuat sebuah bom mobil dari internet.
Rencananya itu terendus cabang khusus Divisi Kontra Teorisme Kepolisian Malaysia. Dia ditangkap pada 17 Mare lalu. Menurut sumber tersebut, tersangka telah berhubungan dengan sel ISIS di Indonesia sejak akhir tahun lalu.
Kepolisian Malaysia juga menangkap sejumlah tersangka kasus terorisme di beberapa wilayah antara 15 hingga 21 Maret. Beberapa dari mereka yang ditangkap antara lain guru sekolah dasar dan dua penjaga keamanan.
Para tersangka yang ditangkap itu diyakini polisi sebagai anggota sel teror Gagak Hitam (Black Crow) yang diduga terlibat serangan di sebuah kelub di Selangor tahun lalu.
”Kami percaya dia (tersangka) juga menyalurkan dana untuk militan Mohamad Wanndy Mohamad Jedi di Suriah,” kata Kepala Kepolisian Diraja Malausia Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Star, Sabtu (25/3/2017).
(The-Star/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email