Pesan Rahbar

Home » » Astaga! Timses dan Anies Bawesdan Malah Saingan Program. Faktanya Ini Mencengangkan

Astaga! Timses dan Anies Bawesdan Malah Saingan Program. Faktanya Ini Mencengangkan

Written By Unknown on Tuesday 4 April 2017 | 20:57:00


Program unggulan Anies Baswedan ternyata berbeda dengan arahan Timses.

cekidot!

Timses Anies Ungkap Cara Bangun Rumah Harga Rp 350 Jutaan di DKI

Dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta berdebat seru soal rumah seharga Rp 350 juta-an di Jakarta. Pasangan nomor urut 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno yakin bisa membangun dan menjual rumah seharga Rp 350 jutaan di Ibu Kota.

Namun pasangan nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot dan tim suksesnya meragukan pernyataan Anies dan Sandi tersebut. Salah satu tim pemenangan Anies-Sandi,
Geisz Chalifah menjawab keraguan Ahok, Djarot dan tim suksesnya.

Menurut Geisz yang memang bergelut di bidang properti ini, pengembang rumah di Jakarta ini jumlahnya ribuan. Ada yang 'bermain' di harga lebih dari Rp 2 miliar, di bawah Rp 1 miliar dan kurang dari Rp 500 juta.

Lalu, bagaimana caranya bisa membangun dan menjual rumah dengan harga kurang dari Rp 500 juta?

Geisz pun membeberkan hitungan-hitungan membangun rumah dan menjualnya dengan harga kurang dari Rp 500 juta. "Nah untuk yang mainnya di bawah Rp 500 juta, saya kasih tahu caranya. Misalnya, beli tanah ukuran 15 meter X 8 meter. 15 meter itu dibagi tiga jadi dapat tiga rumah. Masing-masing dapat lebar 5 meter dikali 8 meter. Karena bangunannya deret maka nggak perlu bangun tembok dobel tapi cukup satu tembok sebagai pemisah, membangun seperti itu jadi jauh lebih murah biayanya," kata Geisz kepada wartawan, Minggu (2/4/20170.

Menurut Geisz, karena rumah kecil, maka besi yang digunakan tidak perlu ukuran 12 sampai 16, tapi cukup besi 8 dan besi 10. Dengan begitu, harga akan jauh lebih murah. "Keramik yang digunakan, keramik KW 2 atau KW 3, di Rawasari banyak yang jual," terang dia.

"Karena rumah kecil maka nggak perlu dibuat tembok penyekat untuk ruang tamu maka tak perlu ada biaya tambahan untuk bangun tembok, fondasinya juga nggak perlu ceker ayam, cukup slub ukuran 30 cm keliling, atau batu kali," lanjut Geisz.

Dia melanjutkan, untuk ongkos tukang supaya lebih murah maka harganya borongan sampai hitam alias sampai acian saja tanpa ngecat. "Nanti cat dan melaminnya diborongin lagi pekerjaan pada orang lain. Tapi bahan-bahannya kita yang siapkan. Dengan begitu biayanya lebih murah lagi," jelas Geisz.

Penghitungan sederhananya, kata Geisz, harga tanah per meter persegi Rp 2 juta, sehingga untuk tanah ukuran 15 x 8 meter membutuhkan modal Rp 240 juta. Modal membangun 3 rumah ukuran 40 meter persegi masing-masing Rp 75 juta.
Sehingga untuk membangun tiga rumah butuh biaya Rp 225 juta. Total biaya untuk membeli tanah dan bangunan sebesar Rp 465 juta. Apabila satu rumah dijual Rp 250 juta, maka tiga rumah bisa mendapatkan Rp 750 juta.

Pengembang masih memiliki keuntungan Rp 285 juta, hasil dari pengurangan harga 3 rumah Rp 750 juta dengan biaya produksi Rp 465 juta. Untuk biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), balik nama dan sertifikat, menurut Geisz tak akan lebih dari Rp 25 juta.

"Bisa lebih murah kalau ngurus (IMB) sendiri karena rumah di bawah Rp 200 M IMB-nya cukup di kecamatan," kata dia.

Hanya kata Geisz, untuk rumah dengan harga di bawah Rp 350 juta-an biasanya terletak bukan di jalan yang bisa dilintasi mobil. "Pemain rumah itu banyak dan ada banyak cara untuk bisa murah. Tergantung punya modal berapa dan mau invesnya di kelas yang mana," tutup dia.
Sumber: https://news.detik.com/berita/3462906/timses-anies-ungkap-cara-bangun-rumah-harga-rp-350-jutaan-di-dki


Anies: Program Rumah Tanpa DP Bukan Program Membangun Rumah

Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan belum bisa merinci mengenai program rumah tanpa down payment (DP) yang diusungnya jika terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu belum bisa merinci rumah seperti apa yang akan dibangun dengan program tanpa DP.

"Rumah itu ada dua bentuk ada yang rumah tapak ada yang rumah susun. Karena itu kita katakan ini adalah bukan rumahnya, tapi ini pembiayaannya," ujar Anies di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2017).

Anies menjelaskan, program ini bukan berarti dirinya akan membuat perumahan. Menurut dia, program ini adalah bantuan dari pemerintah agar warga Jakarta mudah memiliki aset rumah.

"Jadi jangan sampai diasosiasikan ini program membuat rumah. Enggak, kami enggak buat rumah. Ini program pembiayaan. Nanti anda bisa lihat ada KPA, KPR ada macem-macem," ucap dia.

Anies kembali menegaskan, melalui program ini, pemerintah nantinya akan membantu masyarakat untuk memiliki aset rumah. Bantuannya itu, berupa rumah tanpa DP.

"Jadi kami tidak masuk dalam bentuk rumahnya, kami masuk dalam bentuk pembiayaannya. Pembiayaan itu dalam bentuk perbankannya, bukan bentuk jenis rumahnya," kata Anies. (Baca: Mengulik Program Rumah Tanpa DP Anies-Sandi)

Dikatakan Anies, program DP nol rupiah ini bukan berarti sama sekali tidak ada DP untuk pembelian hunian tempat tinggal di Jakarta. Melainkan, ada mekanisme pengganti syarat DP yang dianggap memberatkan, yaitu dengan konsistensi perilaku menabung selama beberapa bulan.

Jika diilustrasikan, jika ada sebuah rumah sederhana seharga Rp 350 juta. Jika mengikuti aturan pada umumnya, DP dimisalkan 15 persen dari harga rumah, yaitu Rp 52,5 juta.

Dengan program DP nol rupiah, Pemprov DKI disebut akan menalangi pembayaran DP tersebut ke bank. Sementara, warga yang mengajukan kredit rumah mencicil kepada Pemprov DKI. Program ini memuat kriteria warga seperti apa yang memenuhi syarat agar bisa dibantu Pemprov DKI, salah satunya dengan melihat kebiasaan menabung selama enam bulan.

Jika warga bisa rutin menabung senilai Rp 2,3 juta (nominal sesuai hitungan skema ilustrasi) selama enam bulan di Bank DKI, maka kemungkinan besar bisa ikut program DP nol rupiah.

Syarat lainnya adalah harus warga DKI Jakarta serta melampirkan bukti penghasilan tiap bulan. Nantinya, program akan dibuat per gelombang, dengan jumlah penerima program yang dibatasi, misalkan maksimal 50.000 keluarga atau individu per gelombang.
Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/24/15044341/anies.program.rumah.tanpa.dp.bukan.program.membangun.rumah


Bagaimana menurut anda apakah ada tanah di jakarta seharga 2 juta per meter?

(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: